Milly tertawa. "Memangnya Marshal itu tampan?"
"Oh Milly," Laura mendesah sambil memegangi pipinya. "Dia itu adalah bule tertampan yang pernah aku lihat. Seandainya saja ia belum bertunangan dengan Ika, aku pasti masih akan tetap mengharapkan cintanya."
"Huuusshh!" tegur Milly. Lalu mereka berdua saling tertawa.
"Mil, tolong jangan katakan hal ini lagi pada Marshal ya," ucap Laura dengan wajah yang khawatir. "Aku hanya bercanda. Aku hanya akan mencari bule lain saja di Bali, semoga saja ada yang menyangkut."
"Aku pikir kamu dan Andre …"
"Ah … Lupakan saja." Laura menggerakkan tangannya. "Sekarang ini aku jomlowati yang bebas dan siap menjalin hubungan dengan pria bule."
"Astaga, Laura. Kamu sangat menginginkan pria bule."
Laura tertawa. "Tidak juga, Mil. Aku hanya terinspirasi pada kakakmu. Itu saja. Kalau bulenya tidak sebaik dan setampan Marshal, aku juga tidak mau."
"Percayalah, Laura, di dunia ini hanya ada satu yang seperti Marshal," ucap Milly bangga.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com