webnovel

Chapter 6: Memulai kembali part 1

Pertarungan dengan Black Wolf sudah berakhir. Para penduduk desa segera mengadakan pesta disaat itu. Pesta diadakan di balai desa, dimana terdapat kolam air mancur disana, dan para penduduk desa senantiasa menari diiringi dengan alunan musik biola dan suara gendang.

Meskipun desa ini memiliki krisis dalam ekonomi. Sepertinya itu akan berakhir besok, karena para Black Wolf sudah ditangani sepenuhnya sehingga membuat panen bulan ini tidak berkurang dan memiliki kualitas bagus. Bahkan lebih bagus daripada bulan-bulan sebelumnya.

Panen akan diekspor ke ibukota, dan dijual dengan harga tinggi karena kualitasnya yang bagus. Terlebih lagi, buah-buahan dan sayur sayuran akan sangat laku di ibukota sebab para bangsawan yang tinggal di kota itu sangat menyukainya.

Mayat para Black Wolf juga tidak dibuang begitu saja. Para penduduk desa, berinovasi. Selain menjual produk pertanian dan perkebunan, mereka menjadikan kulit Black Wolf menjadi mantel yang bagus. Serta memiliki tekstur sehalus sutra yang membuat nyaman bagi penggunanya.

Mungkin mereka juga akan ikut mengekspornya ke ibukota. Jika benar, maka barang itu akan menjadi pemasokan tertinggi dalam desa ini. Yah, itu juga tergantung pada konsumen yang akan tertarik pada barang-barang itu dan penjual yang cakap dalam mempromosikan barang dagangannya.

Ngomong-ngomong bukan hanya kulit saja yang mampu dijadikan sebagai mata uang, tetapi juga gigi Black Wolf dan daging Black Wolf.

Gigi Black Wolf dapat digunakan sebagai bahan untuk memperkuat senjata dengan kualitas yang bisa terlbilang bagus dan memiliki nilai jual tinggi.

Sedangkan untuk daging, para penduduk desa sekarang sedang menggunakannya sebagai bahan makanan pesta dengan menjadikannya tusuk sate, atau di dunia ini disebut sebagai Cello.

Sementara orang-orang berpesta dengan gembira. Noir merenung sendirian, duduk disebuah bangku yang berada di dekat kolam air mancur tersebut. Ia masih berpikir tentang penyerangan sekelompok Balck Wolf sebelumnya.

Pada dasarnya, sebuah kelompok harus memiliki seorang pemimpin sebagai arahan, atau tujuan. Tidak mungkin jika para Black Wolf tersebut dapat bersatu tanpa adanya seorang pemimpin. Lalu, sebuah pemikiran yang sepertinya agak logis muncul di kepala Noir.

Andrius, monster itu juga merupakan jenis yang sama seperti para Black Wolf tersebut. Apakah dia adalah pemimpinnya? Itu akan masuk akal karena monster itu muncul di dalam hutan yang berada dekat sekali dengan desa Velicia ini.

Nah, siapa yang tahu. Selama masalah ini sudah selesai, Noir tidak akan terlalu peduli dengan hal itu.

'kali ini aku naik tiga level karena telah membunuh 11 Black Wolf. Dan hanya mendapatkan 30 Poin Exp saja'

Semakin tinggi level yang didapat. Semakin sulit juga untuk menaikkannya kembali, selain itu Exp yang dibutuhkan untuk naik level juga akan bertambah banyak. Itu adalah hal yang wajar untuk sistem leveling dalam suatu game RPG.

Noir kali ini menambahkan 20 Poin Exp miliknya ke STR (strength) dan 10 Poin Exp ke DEF (defense) lalu sebuah jendela panel muncul dihadapannya.

[ Meningkatkan STATS STR lebih banyak. Pemain mendapatkan Title "The Strongest Man" ]

Yah, ini sudah seperti yang Noir duga akan mendapatkan semacam notif pemberitahuan lagi. Namun, bagian terkejutnya adalah ia tidak mendapatkan sebuah skill seperti sebelumnya. Melainkan sebuah Title baru.

Tanpa berbasa-basi, Noir menekan panel tersebut. Untuk melihat detail lebih jelasnya.

[The Strongest Man

Menambah Damage sebesar 5% dalam setiap serangan fisik yang dilakukan oleh pemain.  ]

Semacam Buff, ya?

Buff adalah peningkatan yang didapatkan oleh pemain. Entah itu dari segi fisik, sihir, dan masih banyak lagi yang lain. Dengan Title barunya ini, Noir berpikir bahwa dirinya mungkin dapat menghemat staminanya lebih lama saat bertarung dengan lawan.

Lalu beralih ke [Monster Core] ini adalah item yang didapatkan Noir setelah membunuh 11 Black Wolf sebelumnya. Noir segera mengambil satu [Monster Core]  dari dalam Invetory. Bentuknya adalah sebuah batu bulat hitam, yang memiliki cahaya biru sedikit redup.

[ Monster Core

Memiliki sisa-sisa Mp (mana point') dan Hp (health Point) dari monster yang telah mati. Pemain juga dapat menggunakan item ini untuk memulihkan Mp dan Hp pemain pribadi.  ]

Noir terkejut, namun wajahnya tetap datar karena masih mencerna apa yang didapat kali ini. Monster Core ini, mungkin adalah item paling berguna yang ia dapatkan saat ini. Dengan menggunakan item ini, Noir mampu mengisi ulang MP dan Hp miliknya yang kosong secara instan tanpa menunggu waktu yang lama untuk regenerasi alami.

"Hoho ... Sepertinya sedang ada yang menyendiri. Apakah kau tidak ingin ikut berpesta, Noir? Kau tahu. Perubahan sikap penduduk desa ini kepada kami berubah drastis setelah kejadian tadi. Ah, dan banyak sekali anak kecil yang mengerumuniku dan melihat dengan takjub."

Suara seseorang tertangkap di telinga Noir. Noir langsung menoleh, dan mendapati bahwa Roseline dan yang lain sedang menuju ke arahnya. Noir segera menutup jendela panel di hadapannya dan memasukkan Monster Core kembali ke dalam Invetory.

"Edward! Kau selalu mengatakan hal-hal bodoh. Bagaimanapun, kau tadi hanya melesatkan satu panah dan tidak berbuat apapun setelah itu, jadi buang rasa kebanggaanmu yang tinggi itu." balas Novi.

"Setidaknya aku sudah berpastisipasi bukan? Jadi biarkan aku untuk menikmati kesenangan sementara ini. Selain itu, baru kali ini Divisi kita diakui oleh banyak orang setelah sekian lamanya." Jawab Edward dengan wajah puas.

"Hei, ini juga bukan hal yang buruk. Aku dikerumuni oleh banyak gadis tadi! Akhirnya, setelah menunggu selama 36 tahun lamanya. Aku memasuki fase kepopuleran ku. Hahaha!" Marvis tertawa dengan keras lalu memakain setusuk Cello yang dia bawa.

"Iya iya, terserah kau perjaka Tua..." Edward mengejeknya.

Alhasil mereka berdua bertengkar, dan Novi berusaha untuk menghentikan mereka namun itu sia-sia saja. Apa mereka kemari hanya untuk melakukan tindakan bodoh seperti itu? Setidaknya tunjukkan sedikit aura kesenioritasan kalian semua padaku.

"Noir..." Roseline memanggilnya. "Terimakasih banyak."

"Aku tidak melakukan apapun selain membunuh 11 Black Wolf. Selain itu, Kapten sudah membunuh 21 Black Wolf dengan sendirian. Seharusnya Kapten tidak berterimakasih padaku." Noir membalas dengan wajah datar.

"Caramu merendah ingin membuatku tertawa..." Roseline tersenyum, sementara Edward, Novi dan Marvis saling berdebat. Roseline duduk disamping Noir. " Sungguh, aku sangat berterimakasih padamu Noir. Setelah apa yang kau lakukan selama ini untuk Divisi kami ataupun diriku. Terlebih lagi kau juga sudah menyelamatkan desa ini dari kehancuran, aku bersyukur karena sudah bertemu denganmu!"

Roseline mengatakannya dengan nada yang serendah mungkin. Sehingga hanya Noir yang mampu mendengarnya.

"Bukankah itu sudah jelas Kapten?"

"Maksudmu?"

"Divisi kita. Bukankah dari awal divisi kita bertujuan untuk menolong orang lain dengan sukarela? Seharusnya ini sudah menjadi tanggung jawabku sebagai anggotanya."

Ya, lagipula hubungan antara Noir dengan Roseline adalah bisnis. Roseline membayar dirinya dan Noir akan melakukan tugasnya, selain itu Noir juga belajar banyak hal tentang dunia barunya bersama dengan Divisi ini. Dilain sisi, Roseline juga berperan dengan baik sebagai Kapten kelompok ini.

Simbiosis mutualisme, kedua belah pihak saling menguntungkan dan tidak ada pihak lain yang dirugikan.

Raut wajah Roseline terlihat murung. Noir heran, apa yang sebenarnya gadis ini harapkan dari jawabannya?

Dilain sisi Novi sudah selesai melerai Marvis dan juga Edward. Mereka bertiga mendatangi Noir, dan Edward melemparkan sesuatu kepada Noir.

"Noir, tangkap!"

Secara refleks Noir menangkapnya, itu adalah kain hitam yang entah buat apa fungsinya. Disaat Noir saat melebarkannya, ternyata itu adalah sebuah mantel yang terbuat dari kulit Black Wolf sebelumnya.

"Pakailah. Lagipula kau terlihat lebih cocok mengenakan itu daripada pakaian yang compang-camping seperti itu." ucap Edward.

Kau tahu? Membuat pakaiannya menjadi compang-camping juga bukanlah hobi Noir. Ini terjadi secara alami.

"... Terimakasih," jawab Noir singkat.

Next chapter