Kembali ke kelas rasanya seperti malapetaka tersendiri bagi Reza karena semenjak ia memasuki kelas dan mendaratkan bokong di kursinya, Mario tiada henti meledek.
"Gue tampar ya lo, Rio." ucapnya sambil menatap Mario dengan sebal, ia merasa sangat malu.
Tapi beruntung, kedua sahabatnya itu belum memberitahu dengan siapa dirinya berpacaran saat ini. Namun, ketenangan ini tidak akan berlangsung lama karena Mario sambil mengerjakan proyek berupa membuat brosur dari gambaran tangannya sendiri untuk di tempel pada mading saat nanti memasuki jam istirahat.
Mario tertawa, ia menggambar brosur tersebut dengan was-was supaya tidak ada orang yang melihatnya. "Ngakak, akhirnya lo mau kan. Bilang aja lo diem-diem tuh sebenernya suka sama dia," ucapnya yang kembali memanasi keadaan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com