webnovel

Cinta Polos

บรรณาธิการ: Wave Literature

Setelah akhirnya selesai membantu Fu Nanli untuk menggunakan topi renang, Wen Qiao menghela nafas lega. Pintu kamar mandi tertutup dan dia ikut masuk ke ruang shower, di dalamnya sudah terdapat mesin pendingin yang diletakkan oleh Zheng Peidong. Kemudian dia berkata, "Suhu di dalam sudah mencapai 16 derajat celsius dan terus menurun, jika Kapten Fu siap maka bisa masuk ke dalam, setelah masuk berikan tanda kepadaku maka aku akan mulai menyalakan stopwatch."

Fu Nanli mengulurkan tangannya dan menarik tali piyamanya yang bermodel seperti kimono, Wen Qiao seketika langsung berbalik badan.

Suara gesekan kain dan kulit Fu Nanli seolah terdengar begitu jelas di telinga Wen Qiao, kemudian Fu Nanli melemparkan piyamanya yang masih hangat ke pundak Wen Qiao, "Pegang ini."

Aroma tembakau yang bercampur dengan aroma tubuh laki-laki memasuki hidungnya dan itu membuatnya merasa tersiksa.

Tidak lama kemudian terdengar suara air yang mengalir.

Kemudian terdengar suara Zheng Peidong, "Suhu di dalam sudah mencapai 0 derajat. Kapten Fu, apa sudah siap untuk dimulai?"

"Mulai."

Suara stopwatch mulai terdengar, Wen Qiao melihat ke arah Zheng Peidong dan dengan suara pelan bertanya, "Harus berapa lama berada di dalam?"

"Di suhu 0 derajat, dengan air dingin yang membasahi tubuh setidaknya harus bertahan selama 5 menit."

Wen Qiao langsung membelalakkan matanya, "Air dingin?"

Zheng Peidong tertawa kecil, "Tentu saja, jika tidak mana mungkin bisa disebut sebagai tes toleransi tubuh terhadap suhu rendah?"

Wen Qiao awalnya bisa menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah kamar shower karena sekelilingnya terbuat dari kaca, dari tengah sampai atas merupakan kaca jernih sehingga bisa melihat kamar shower dengan jelas. Air dingin membasahi kepala Fu Nanli kemudian membasahi kulit dan ototnya, otot tubuhnya bukan tipe yang sangat besar seperti hasil berolahraga di gym tapi itu terbentuk karena dia melakukan Brazilian Jiu-Jitsu.

Tubuhnya terlihat seperti sebuah karya seni yang terlihat jelas dari balik kaca. Dia nampak begitu sempurna seperti dewa dan membuat orang tidak dapat mengalihkan pandangannya.

Waktu 5 menit terasa berjalan dengan sangat lama, Fu Nanli tetap berdiri di dalam sana tanpa bergerak sama sekali.

Tidak ada air yang terlihat menguap, jelas sekali bahwa suhu di dalam kamar shower sangat rendah, bisa dibayangkan masuk ke dalam sana seperti masuk ke dalam ruang es.

Kemudian terdengar suara, Zheng Peidong menekan stopwatch lalu berkata, "Kapten Fu, waktunya sudah habis."

Saat Wen Qiao melihat Fu Nanli keluar dari dalam kamar shower, dia dengan cepat berbalik badan dan dapat merasakan tubuh Fu Nanli yang dingin dan basah mendekat ke arahnya, dia bahkan dapat merasakan nafas Fu Nanli yang dingin di kulitnya. Hal itu membuat nafasnya menjadi semakin cepat, kemudian jarinya yang dingin menyentuh pundaknya untuk dapat mengambil piyamanya.

Setelah itu terdengar suara dari belakang tubuhnya, "Aku sudah menggunakan pakaian, kamu bisa berbalik badan."

Wen Qiao berbalik badan kemudian ia melihat Fu Nanli sedang mengikat tali piyamanya dengan perlahan. Setelah itu dia melepaskan topi renang dan meletakkannya sembarangan. Air menetes dari rambutnya yang basah dan membuatnya terlihat begitu seksi.

Zheng Peidong memeriksa tekanan darahnya kemudian membacakan hasilnya, "Tekanan darahnya normal, tidak melewati 18.4/11.7 k.Pa (138/88 mm), tentu saja lolos. Kalau begitu keluarlah terlebih dahulu."

Wen Qiao ingin keluar terakhir bersama Zheng Peidong tapi akhirnya Fu Nanli menarik tangannya lalu menekannya ke dinding.

"Kenapa tidak berani melihat?" Sorot mata Fu Nanli terlihat sedang menggoda Wen Qiao.

Wen Qiao dengan suara pelan berkata, "Kita belum pernah sampai ke tahap itu."

"Lalu sampai ke tahap mana?"

"Bergandeng tangan."

Wen Qiao ingin Fu Nanli untuk menjaga sikapnya.

"Bergandeng tangan? Kita sudah pacaran berapa lama?" Saat mereka berdua mengobrol, Wen Qiao merasa sedikit kacau.

"1 tahun."

Fu Nanli memicingkan matanya dan bertanya, "Sudah 1 tahun tapi hanya bergandeng tangan?"

Fu Nanli berpikir dalam hati, 'Apa ini jenis cinta polos anak kecil?'

Wen Qiao merasa sedikit panik, "Karena aku masih kecil, jadi kamu menjaga sikapmu."

Wen Qiao sudah tidak tahan lagi, 'Ya Tuhan, aku harus berbohong berapa banyak lagi?'

"Kamu umur berapa?" Jari Fu Nanli yang panjang menusuk-nusuk pipi Wen Qiao, kemudian dia memegang dagu Wen Qiao dan merasakan kulitnya yang lembut.

"19 tahun."

Fu Nanli mengendus kecil, "Kecil sekali."

Fu Nanli sedikit terlihat seperti orang yang kejam.

Wen Qiao menganggukkan kepalanya, "Hal seperti takdir tidak akan tertahan hanya karena masalah seperti umur."

"Bagaimana kita bisa bertemu?"

ตอนถัดไป