webnovel

Waiting for Defeat

Hawa panas menjadi hal yang umum, awal musim dingin terasa tidak berguna di dalam sana. Rasa panas yang melebihi apa pun itu membuat mereka hanya bisa pasrah dalam diam. Bertengger manis di antara tumbuhan merambat yang sama seperti dulu.

Ternyata tidak ada yang berubah, mungkin yang berubah adalah kursi singgasana yang kosong dan rusak. Menatap ke arah kursi, mencoba mengingat apa yang sudah mereka lakukan pada kursi itu dulu. Berakhir dengan sebuah tawa yang mengejek atas kematian para Iblis tidak berguna.

Lagi-lagi mereka menatap ke arah lahar yang menyala dengan begitu cantiknya, melihat para Iblis yang membuang manusia-manusia berdosa dalam lahar panas itu untuk kesekian kalinya. Bergidik untuk terakhir kalinya sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter