Tepat jam dua belas malam, terlihat seseorang yang gelisah dalam tidurnya. Maniknya yang tertutup rapat bergerak gelisah dengan kedua tangan yang meremat selimut miliknya. Bibirnya dia gigit dengan kuat dengan kepala yang menoleh ke kanan dan ke kiri berulang kali, apalagi keringat dingin yang membasahi tubuhnya membuat dirinya semakin tidak nyaman.
Tidak lama maniknya terbuka melihat langit-langit kamarnya yang gelap karena lampu yang padam. Maniknya melihat jam yang menunjuk pukul dua belas malam. Dia tidak percaya dan mencoba duduk dengan tangan bergetar. Tangannya mendekati gelas berisi air di meja kecil sebelah tempat tidurnya, tapi dia tidak bisa.
Nafasnya kacau dengan wajah ketakutan dia memeluk kedua lututnya berharap bahwa apa yang dia lihat hanya sebuah mimpi saja. Tapi semua itu terasa nyata bahkan darah di bibirnya juga sangat jelas dia rasakan. Dia tidak tau kenapa dia harus melihat mimpi itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com