webnovel

MOMEN MENGHARUKAN

"Lutfi, kau mau tahu, kenapa umi kamu bisa berubah seperti itu tiba-tiba? Padahal sebelumnya juga tak pernah demikian?" tanya Fatih sambil berjongkok dan memegang kedua lengan atas Lutfi.

Bocah itu mengangguk namun matanya benar-benar memperhatikan Fatih secara penuh.

"Di aitu, merasa sakit dan rapuh karena kehilangan sosok pendamping hidup yang baik. Karena, pada dasarnyaa, kekuatan umi kamu itu adalah abimu. Sekarang, Abi sudah tiada dan tak bisa mendampingi dan menjadi teman untuk umi kamu. Satu-satunya harapn dan kekuatannya hanya ada pada dirimu. Kamu hampiri umi kamu. Peluk dia dan tenangkan hatinya, oke?"

"Apakah tidak apa-apa?" tanya bocah itu dengan tatapan yang masih terlihat begitu ragu-ragu.

"Bukankah saat kaki sebelah patah orang membutuhkan tingkat untuk teteap bisa berjalan dan berdiri dengan sembang? Anggap saja, kau adalah tongat untuk kaki umi kamu yang salah satunya sedang cidera.

"Baik, Om."

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป