webnovel

Rencana pernikahan

Ting

Bunyi lift berbunyi, mereka sudah sampai di lantai delapan apartemen mereka. Samuel dan Sienna saling bergandengan tangan berjalan menuju kamar apartemen mereka sembari tertawa bersama. Sesampainya di depan kamar apartemennya, Samuel mengambil key cardnya dan menempelkannya menempelkannya.

"Silahkan masuk, Princess," kata Samuel sambil membuka pintu apartemennya.

Sienna tersenyum manis ke arah Samuel sebelum masuk ke dalam. Sienna melangkahkan kakinya ke sofa apartemennya, melepas tasnya lalu ia merebahkan tubuhnya di sofa.

"Sayang, mau minum apa?" tanya Samuel lembut.

"Minum soda enak nih," jawab Sienna.

"No ... no ... no, Sayang. Tidak sehat minum soda, kamu minum jus aja ya. Ada jus jeruk dan jus jambu, kamu mau yang mana, Sayang?" tanya Samuel.

"Ya udah deh, jus jeruk aja," jawab Sienna.

Samuel melangkah menuju ke dapur apartemennya lalu ia membuka kulkas, mengambil jus dan menuangkannya ke gelas miliknya dan gelas milik Sienna. Setelah itu Samuel menaruh jusnya di nampan dan membawanya ke ruang tamu.

"bosen banget, berita mulu, enggak ada gosip apa," kata Sienna terkekeh sendiri sambil memencet-mencet tombol remote telivisi.

"Sayang, ini jus buat kita," kata Samuel sambil meletakkan jus beserta nampannya di meja.

"Terima kasih, Sayangku. Pasti jusnya manis kayak kamu," goda Sienna.

"Kamu mulai nakal, Sayang. Berani ya menggoda aku," kata Samuel sambil menggelitiki tubuh Sienna.

"Hahaha, udah udah cukup, Sayang, berhenti, geli," kata Sienna kegelian.

Bugh

Samuel tubuhnya tidak sengaja terjatuh di samping Sienna karena tersandung kaki meja. 

"Ya ampun ,Sayang. Untung jusnya enggak tumpah!" kata Sienna heboh.

"Jusnya aja yang kamu khawatirin aku enggak," balas Samuel merajuk.

"Enggak dong, aku juga tidak mau kamu kenapa-kenapa. Aku sangat mencintai mu, Samuel Abraham," kata sienna lalu mengecup bibir Samuel.

Samuel menahan tengkuk Sienna, memperdalam kecupan pada bibir Sienna lalu ia menggigit bibir Sienna hingga terbuka kemudian menelusupkan lidahnya, sedangkan tangannya menggenggam erat pinggang Sienna. Sienna hanya diam terpaku karena ini merupakan pertama kalinya Sienna merasakan keagresifan kekasihnya.

"Balas, Sayang," perintah Samuel.

"Sienna mencoba membalas Samuel tidak kalah agresifnya. Samuel menelusupkan tangannya masuk ke dalam kaos yang dikenakan Sienna.

Argh Sayang, cukup!" pekik Sienna menahan tangan Samuel yang mulai bergerilya ke bukit kembar miliknya.

"Kamu menyukainya, Sayang?" tanya Samuel lalu ia mengecup leher Sienna hingga meninggalkan jejak kemerahan di sana.

"Hmm," deham Sienna menahan sensasi geli karena apa yang dilakukan oleh kekasihnya.

Ting tong

Bell apartemen berbunyi.

"Sayang, ada tamu sepertinya," kata Sienna.

"Paling orang tua kita sudah datang," balas Samuel.

Cup

Samuel mengambil kecupan dari bibir Sienna lagi sebelum berdiri dan meninggalkan Sienna. Samuel berjalan menuju pintu apartemennya lalu membuka pintunya.

Cklekk

Samuel mengernyitkan dahinya saat melihat tidak ada siapa pun di depan apartemennya. Samuel keluar dan celingak-celinguk menatap seluruh penjuru di lantai apartemen itu. Samuel hanya melihat ada barang yang tergeletak di samping pintu apartemennya mengambilnya.

Sienna yang di dalam apartemen bingung melihat ke arah pintu yang terbuka dan kekasihnya belum kembali bangun dari duduknya lalu berjalan perlahan menuju pintu.

"Sayang, ada apa?" tanya Sienna di belakang tubuh Samuel.

Samuel berbalik dan memperlihatkan apa yang ia dapatkan. 

"Kamu membeli bunga untuk aku, Sayang? tanya Sienna antusias saat melihat di tangan samuel ada sebuket bunga Tulip berwarna putih dan merah uang begitu indah di matanya.

"Ini bukan dari aku, Sayang. Lagian mana mungkin aku memberikan kamu bunga tulip, bunga tulip ini biasanya melambangkan permintaan maaf," balas Samuel.

"Siapa yang mengirim bunga tulip itu? Apa Arga? apa apaan sih aku, apa apa Arga mulu ingatnya. Dia kan enggak tahu aku di sini," gumam Sienna mengernyitkan dahinya.

"Ya sudah, Sayang. Tidak apa-apa aku, buang saja,"  kata Samuel.

"Jangan Sayang. Kasihan bunganya, mending dipajang aja gimana?" tanya Sienna.

"Kalau kamu suka pajang aja," kata Samuel memberikan bunga itu.

Sienna mengambil bunga itu lalu ia melangkah masuk ke dalam apartemennya. 

"Sienna, Samuel," panggil seseorang.

Sienna dan Samuel berhenti lalu mereka menatap siapa yang memanggilnya, ternyata para orang tua mereka sudah datang. 

"Keluarga kita sudah datang, Sayang," kata Samuel.

Sienna yang merasa sangat rindu pada orang tuanya memeluk mama dan papanya masih dengan menggenggam bunga yang ia pegang.

"Ma, Pa, rindu banget sama kalian," kata Sienna.

"Mama dan Papa juga kangen sama kamu, Nak," balas Jenny dan Pedro.

"Ayo Jenny, Pedro, kita masuk dulu. Enggak enak dilihat tetangga nanti," ajak Victor.

"Emang nih si samuel enggak peka, bukannya ngajak masuk calon mertua," kata Vina menarik telinga Samuel seperti anak kecil.

Sienna tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kekasihnya diperlakukan seperti anak kecil oleh mamanya. Mereka semua masuk ke dalam apartemen.

"Nak, kok kamu bawa bunga? Habis dikasih sama Samuel ya?" tanya Jenny.

"Iya, Ma. Itu Samuel yang kasih," jawab Samuel saat Sienna Baru saja ingin memberitahu mamanya bahwa bunga ini dari orang yang tidak dikenal.

Sienna menatap Samuel bingung dan Samuel hanya membalas tatapan bingung Sienna dengan senyuman.

"Duduk di sini, Pedro, Jenny," ajak Victor.

Vina pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman dan cemilan, sedangkan Samuel dan Sienna sudah duduk sampingan. Bunga di genggaman Sienna diambil alih oleh mamanya dan dipajang di vas meja.

"Sayang, tadi kok kamu ngaku-ngaku itu dari kamu, tadi kan kamu bilangnya bukan dari kamu," bisik Sienna.

"Sayang, aku tidak mau keluarga kita ini khawatir dengan masalah yang bisa kita selesaikan sendiri, mereka sudah pada tua, Sayang. Kita harusnya sudah bisa membahagiakan mereka," bisik Samuel.

Sienna menganggukan kepalanya, ada benarnya juga perkataan kekasihnya.

"bagaimana aku tidak mencintaimu, Samuel. Kamu sangat baik kepadaku, keluargaku dan teman-temanku. Semoga aku tidak mengecewakan kamu," gumam Sienna.

silahkan diminum dan dimakan cemilannya, semuanya," kata Vina.

"Terima kasih, Vina," kata Jenny dan Pedro.

"Tidak perlu sungkan, kita sebentar lagi akan segera menjadi besan," balas Victor.

"Iya," balas Victor.

Mereka semua mulai meminum minuman dan cemilan yang disajikan sambil mengobrol.

"Kita ke sini ingin membicarakan pernikahan anak kita, kira-kira kapan kita bisa menikahkan mereka?" tanya Victor dengan senyum lebarnya.

"Bagaimana kalau dua bulan lagi? Lagian pernikahan mereka hanya dihadiri oleh keluarga dan beberapa kolega dekat saja kan?" tanya Pedro.

"Kenapa tidak sebulan lagi saja?" kata Victor.

"Pa, itu terlalu cepat," balas Samuel.

Sienna menatap Samuel heran karena ia pikir Samuel memang menginginkan menikah cepat dengannya.

"Loh kok kamu ngomong gitu, Samuel?" kata Jenny heran dengan calon menantunya.

Victor menatap tajam putranya meminta penjelasan.

"Udah Pa, mending dua bulan lagi, kan harus cari baju, undangan, souvenir dan lainnya, Pa," kata Vina.

Sienna melihat Samuel seperti menyembunyikan sesuatu merasa sangat penasaran.

"Apa Samuel tidak ingin serius dengan aku?" gumam Sienna 

Next chapter