webnovel

accident#12

18++

Max benar benar menggila untuk yang pertama kalinya. Ia menggempur Sing habis habisan satu malam itu hingga 7 ronde.

Saat ini Sing benar benar tak bisa berjalan setelah apa yang dilakukan oleh Max tadi malam. Bahkan hickey yang memenuhi tubuhnya dari rahang, leher, tengkuk, punggung, dada hingga ke paha sekalipun sangat banyak.

Max sempat saja kebablasan jika saja Sing tidak mengingatkannya perihal pengaman. Ia sudah membelinya dan ada di koper, syukurlah.

Oh ayolah, sudah terdeteksi sejak kecil oleh dokter bahwa Sing adalah omega. Maka dari itu Max harus sangat hati hati agar tidak kecolongan. Apalagi ia harus menahan untuk tidak knotting dulu.

Dan pagi ini, mereka berdua sedang tertidur bersama. Bahkan dengan penyatuan yang belum di pisahkan.

Tinit tinit tinit

Suara dering telepon membangunkan Sing, ia lalu mengambil ponsel itu dan menjawab panggilannya.

"Halo" ucapnya dengan serak.

"Halo? Max?"

Gawat, ini Ohm. Sing pun menatap nama kontak yang tertera dan benar itu adalah Ohm.

"Eeee, Max lagi tidur" ucap nya.

"Hah?? Trus ini? Sing?"

"Iyaa"

"Astaga naga, belum bangun rupanya"

"Gue aja baru bangun gegara lu"

"Eheeheh, maap lah. Si Max bangunin gih"

"Napa si emang? Dia juga capek abis--A-AKH!!"

Desahan tertahan Sing membuat Ohm kaget setengah mati. Ia memutuskan untuk diam mendengar apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sing mendesah tiba tiba karena Max yang bergerak di belakangnya, jangan lupakan bahwa mereka masih menyatu. Maka dari itu ia bisa merasakan benda itu mengeras kembali di dalam sana.

Gawat.

"Astaga naga Max!!!! Lu udah ngejebol seorang Sing Harit???" Heboh Ohm.

"Berisik anjir pagi pagi" ucap Max ketika Sing menyodorkan ponsel padanya. Ia bahkan dapat mendengar teriakan itu tadi.

Astaga, Sing sangat malu sekarang. Apalagi Max menatapnya dengan intens walaupun sedang berbicara dengan Ohm.

"Kan gue dah bilang, hadapi sendiri bro. Si wati nyamperin elu kan?"

"Heh iya anjir, gue gugup banget coy!!"

"Hmm, jalanin aja dulu. Dah ah gue mo lanjut"

"Lanjot apaan woey?? Kaga kesian ama Sing nya masi sakit Max yaampon"

"Sotoy banget lu botak"

"Yaampun nyelekit"

"Dah ah, bay"

Max lalu mematikan sambungan teleponnya dan meletakkan ponsel itu ke sembarang tempat.

Ia menatap Sing dari belakang. Terlihat telinganya memerah entah karena apa, mungkin karena di bawah sana?

"Harit..."

"Yaa?"sautnya.

Max membalikkan tubuh Sing perlahan tanpa memutuskan penyatuan di bawah sana, membuat Sing sedikit melenguh lagi karena gerakan itu.

"Sakit?" Tanyanya. Sing mengangguk kecil sambil memainkan adam's apple nya Max.

"Banget, anjir ih" bisiknya. Max tertawa kecil, lalu mengelus punggung Sing yang dipenuhi oleh hickey nya secara perlahan.

" kuy mandi, bentar lagi jam makan siang" ucap Max, ia lalu mengangkat tubuh Sing dengan satu tangan dan merekapun menuju kamar mandi.

Tidak hanya mandi, karena ini adalah pagi hari, sudah wajar bagi para kaum alpha untuk 'bangun'.

"Akhh ahh, pelan~" lenguh Sing ketika Max meningkatkan kecepatannya. Ia sudah gila, kenapa Max bisa membuatnya seperti ini?

Itulah cinta, bagi kaum omega sepertinya pasti akan ada saatnya seorang alpha membuatnya lemah seperti ini.

Max hanya melakukannya sekali lagi, karena ia juga kasihan pada Sing. Bisa ia lihat tadi lubang imut itu memerah dan sedikit lecet karena gerakannya yang sedikit kasar.

"Aahh aaahh max~~ nghh" rintih nya. Astaga, kalau saja ia lupa bahwa tadi malam ia begitu ganas, maka mungkin sekarang ia akan lebih mengganas hanya karena rintihan kecil dari Sing.

Sudah, Max cukupkan hari itu. Ia tak ingin membuat Sing sakit sementara mereka sedang dalam perjalanan liburannya.

Meanwhile di dormitory,

"Wahai lelaki pujaan hatinya Marc!! Masakin gue dong!!" Pawin, yang tadinya sedang menemani Marc bermain game di kamar pun menoleh ketika Ohm datang dengan wajah tak bersalahnya.

"Berani berapa lo?"

"Yaelah jaat banget si pujaan hatinya Marc, kan gue lapeeer belom sarapaaan!!" Eluhnya.

"Di dapur ada siapa aja?" Tanya Pawin lalu bangkit berdiri sambil mengambil ponselnya.

"Ada bang Kim sama Bang Tae" jawabnya.

"Ooh yaudah"

"Kamu mau ikut gak Marc?" Lelaki yang berstatus kekasihnya itupun bangkit berdiri dan ikut berjalan disampingnya tanpa banyak bicara.

Sungguh sangat...

Akhirnya ketiga nya pun pergi ke dapur untuk memasak brunch.

Sesampainya di dapur, ada New yang sedang mengobrol dengan Frank dan juga Nanon, family time sepertinya. Lalu beralih ke dapur bagian kanan ada Tae dan Kim yang sedang mengopi santai.

"Lu mau dimasakin apaan?" Tanya Pawin pada Ohm.

"Hmmm, serah. Yang penting jangan ada mericanya aja" jawabnya. Ohm membiarkan Pawin memasak untuknya sementara ia akan mabar dengan Marc di balkon.

"Fiat mana si? Katanya dia mau ngajak ke butiknya bang Arm" tanya Marc memulai pembicaraan. Ohm menggeleng tak tahu, ia lalu menatap ponselnya sebentar.

"Ini juga baru jam 10 atuh, masi ngebo biasanya. Apalagi ditinggal Oajun kuliah, makin makin dah ngebo nya" ucapnya mengingat ia melihat Oajun dengan almat univ nya di lobby tadi.

"Yaudah"

Hari ini hari selasa, dan sejak tadi malam hujan terus saja mengguyur kota Pontianak dan saat ini tersisa rintikan kecil saja.

Maka dari itu suhu disana lumayan dingin dan membuat para penghuni dormitory semakin ingin bermalas malasan.

Pasangan Boompeak pergi ke countryside Boom yang ada di kota sebelah, sama seperti Chimmon dan Purim yang ikut ke tempat kakek nenek Chimmon, yaitu orangtua dari Offgun.

Sekitar beberapa menit setelah perbincangan itu, Ohm mendengar panggilan Pawin.

"Ohm!! Nih makan lu!!"

"Iya sabar nyai!!" Ucapnya lalu masuk ke dalam dapur diikuti Marc.

"Wuidih, makaseh pujaan hatinya Marc, gue pegi dulu yaa" ucapnya lalu mengacir pergi meninggalkan pasangan newbie itu.

"Marc"

"Hm? Kenapa?"

"Ke supermarket yuk" ajak nya lalu Marc pun merangkulnya sambil berjalan.

"Yaudah ayo, sekalian aku mau beli buku"

Sementara mereka pergi, Ohm yang sedang membawa makanan komplit menuju apartnya pun segera memasuki lift.

"Memang top kalo yang masak si Pawin, wangi bener" gumamnya sambil menatap makanan itu. Tak lama dari itu, ia sampai di lantai tempat apartnya itu berada dan segera masuk ke dalam karena pintunya sengaja ia buka.

Dan saat sampai di dalam, ia lalu menutup pintunya dan meletakkan nampan itu di meja sementara ia beralih ke kulkas untuk mengambil cola.

Dan ketika ia membawa makanan nya itu ke ruang tengah, ia hampir saja menjatuhkan nampannya ketika melihat seseorang tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya dengan santai.

"Oh shit..." gumamnya.

Seseorang itu menyadari bahwa Ohm sudah datang, ia lalu menatapnya dan tersenyum kecil.

"Apa kabar Ohm?"

Astaga, itu Toey.

Ohm tidak tau harus berbuat apa kali ini.

_________________________________________

Next chapter