webnovel

MELANGGAR PERINTAH

Di luar ruangan, Liu Wei memberitahu Tuannya tentang apa yang terjadi pada pihak Ye Xiu. Itu adalah Kaisar dari kerajaan Xinghe yang memerintahkan Ye Xiu untuk menyerahkan Senja, tapi bukannya mematuhi perintah itu, Ye Xiu melarikan diri.

Xiao Jun memijat pelipisnya yang terasa sakit. Gurunya kali ini benar-benar sudah hilang akal.

"Bawa kuda milikku." Xiao Jun berkata sambil berjalan pergi untuk kembali ke kamarnya. Itu akan menjadi perjalanan yang panjang lagi. Ia tampaknya tahu kemana Ye Xiu akan pergi dan jika ia tidak bisa menghentikannya, segalanya hanya akan menjadi semakin buruk untuk Kerajaan Xinghe,

Liu Wei melipat tangannya dan berjalan mundur.

"Kemana kau akan pergi, Jun?" Suara yang sangat tidak asing muncul dari sisi belakang, Xiao Jun memutar tubuhnya dan ia melihat sosok Xiao Tianyou yang mengagumkan berjalan ke arahnya dengan santai.

"Tidak bisakah kau memanggilku dengan benar? Dimana letak sopan santunmu?" Xiao Jun sedikit menegur adiknya.

"Aku meninggalkannya." Xiao Tianyou membalas dengan acuh tak acuh dan berhenti tepat di hadapan Xiao Jun, kakaknya. Kedua kakak beradik itu memiliki garis wajah seorang bangsawan yang terlihat sama. Meskipun menjadi yang lebih muda, tinggi badan Xiao Tianyou hampir terlihat sama dengan Xao Jun dan aura dingin terasa di sekitarnya.

Adiknya sudah tumbuh besar sekarang. Dengan warna kulit yang lebih gelap dari Xiao Jun, tentu saja karena ia menghabiskan lebih banyak waktunya di benteng timur dibandingkan di Ibu Kota.

Xiao Jun mengulurkan tangannya, berniat untuk mengacak-acak rambut Xiao Tianyou seperti apa yang selalu ia lakukan, tapi Xiao Tianyou dengan mudah menghindarinya. Dengan wajah yang kesal ia berkata, "Berhenti bersikap kekanak-kanakan." Ia menghajar tangan Xiao Jun dengan kasar.

"Ck, ck," Xiao Jun mendecakkan lidahnya dengan tidak puas sambil mengulurkan kembali tangannya ke posisi semula. "Tidak hanya tubuhmu yang sudah bertumbuh, tapi egomu juga sudah bertumbuh."

"Aku bertanya kau mau pergi kemana?"

"Sesuatu yang sangat penting terjadi." Xiao Jun berkata dengan singkat. "Dan kenapa kau ada disini?"

Kedua alis Xiao Tianyou berkerut. "Apakah kau tidak mendengar kabar bahwa cucu dari Komandan Utama Dam diculik oleh orang dari Kerajaan Xinghe?"

"Aku tahu. Jadi apa tujuanmu untuk datang kesini?"

"Komandan Utama Dam membuat keributan mengenai hal itu. Ia meminta 300.000 pasukan tentara dari Kaisar."

"Dia benar-benar membuat keributan." Xiao Jun menghela napas. Ia harus menenangkan Gurunya, Ye Xiu untuk melepaskan Senja sebelum ia menghancurkan rencana mereka.

"Aku datang karena Komandan Utama Dam ingin kau untuk membantu memimpin pasukan itu."

"Katakan padanya aku akan datang setelah urusanku disini selesai."

"Kau tahu, dia tidak akan senang mendengar kabar itu."

Xiao Jun merangkul bahu Xiao Tianyou sambil berjalan kea rah halamn dimana kudanya sudah di persiapkan. "Aku akan datang nanti."

"Kau sungguh mencari masalah." Xiao Tianyou menatap Xiao Jun yang sudah naik ke atas kudanya dengan ekspresi yang suram sedangkan Xiao Jun hanya tersenyum lebar dan mengendarai kudanya untuk berjalan menjauh dari Xiao Tianyou.

Meninggalkan Xiao Tianyou dengan rasa sakit di kepalanya karena membayangkan bahwa ia harus menghadapi ledakan yang akan diberikan oleh Komandan Utama Dam saat ia melaporkan kabar itu.

***

Ye Xiu menunggangi kuda bersama dengan Senja sepanjang jalan. Ia memutuskan untuk berjalan lurus menuju ke Kerajaan Rockstone dengan menggunakan transportasi air. Tapi untuk mencapai pelabuhan ia harus melewati hutan untuk memotong jalan.

Saat mereka sampai di pelabuhan, langit sudah berubah menjadi gelap dan hujan mulai turun membasahi bumi. Ye Xiu membawa Senja ke sebuah toko kecil di dekat sungai untuk berteduh. Masih sekitar 2 jam perjalanan lagi sebelum kapal laut mereka sampai.

Mereka berdua duduk dengan hening. Sedangkan Senja mengunyah rotinya, Ye Xiu terlihat sedang menyeruput tehnya. Tidak ada yang berbicara sampai Senja bertanya kepada Ye Xiu. "Apa kau akan memberikanku ke Kaisar Kerajaan Xinghe?"

"Tidak." Ye Xiu menjawab tanpa mengalihkan tatapan matanya dari tetesan air hujan yang menimbulkan sebuah riak di permukaan sungai.

"Aku merasa lega untuk mendengarnya." Senja berkata dan melanjutkan untuk makan rotinya.

"Apa kau tidak mau bertanya kenapa aku membawamu keluar?"

Senja menggelengkan kepalanya, "Aku berharap kau tidak pernah membawaku kembali."

"Apa sangat menyeramkan untuk berada disana?" Ye Xiu mengalihkan pandangannya dari sungai dan lebih memperhatikan Senja. Namun, ekspresi gadis itu tidak menunjukkan emosi apapun ketika ia menjawab.

"Aku senang bersama dengan Bibi Su." Senja berkata dengan lembut.

"Mm."

Dengan kepribadian yang penuh kasih sayang yang dimiliki oleh adik iparnya bukan suatu hal aneh bagi Senja untuk menyukainya. Untuk beberapa alasan, ada rasa simpati di hati Ye Xiu untuk Senja, setidaknya keputusan untuk membawa Senja bukanlah sebuah kesalahan sepenuhnya. Itu membuatnya merasa sedikit lebih tenang dengan masalah yang sudah ia ciptakan.

***

Ye Xiu dan Senja menaiki perahu untuk memancing. Tidak termasuk mereka, ada 5 orang lebih di atas perahu itu. Senja tertidur ketika perahu itu sampai. Saat ini sudah jam tidur bagi Senja.

Sementara Senja meletakkan kepalanya di atas paha Ye Xiu sebagai bantal, Ye Xiu duduk sambil menyandarkan tubuhnya di tiang kapal dan menyelimuti Senja dengan jubahnya.

Ye Xiu menatap ke langit yang terlihat gelap tanpa bulan. Sedangkan hujan telah berhenti ketika mereka naik ke perahu. Perahu ini tidak berukuran besar, tapi cukup untuk menampung 7 orang di dalamnya tanpa membuatnya menjadi sesak.

Perahu itu mengambang di atas sungai dengan mulus, di apit dengan jalanan yang menuju ke arah gunung di sebelah kanan dan kirinya. Itu adalah perjalanan yang sangat panjang untuk mencapai Ibu Kota dari Kerajaan Rockstone dengan menggunakan transportasi air. Tapi sebelum itu mereka harus transit di pelabuhan Kerajaan Azura lebih dulu.

Tidak lama sebelumnya, mereka telah melewati perbatasan Kerajaan Xinghe dan jika semuanya berjalan sesuai dengan jadwal, mereka akan sampai di Kota L Distrik 9 esok di pagi hari.

Tiba-tiba Ye Xiu melihat sekilas bayangan dari seekor kuda yang berlari di jalanan sisi kanannya. Ia sedikit mengulurkan kepalanya untuk melihat lebih jelas, hingga kesadaran menghampirinya.

"Anak nakal." Ia berkata sengan sedikit berbisik saat bibirnya berkedut membentuk sebuah senyuman. Ye Xiu memundurkan kepalanya kembali dan menutup matanya, ia akan membiarkan muridnya itu mengikuti perahu ini sejauh yang ia mau.

Tapi, tentu saja, nantinya mereka akan berhenti di Distrik 9 dan pada saat itu, Ye Xiu berhutang banyak informasi kepada muridnya. Ia tidak suka dengan pemikiran untuk menemuinya saat ini.

***

"Guru." Xiao Jun menyapa Ye Xiu ketika perahu itu menepi di dermaga, tanpa menunggu perahu itu tertambat, ia telah melompat dan duduk de sebelah Gurunya. Ia menatap Senja yang sedang tidur, yang dibalut dengan erat di dalam jubah Ye Xiu.

Xiao Jun menyandarkan tubuhnya dengan malas. Perahu itu akan berangkat lagi dalam satu jam, meskipun sebenarnya ia sedang terburu-buru.

"Sekarang beritahu aku, apa ini semua?"

"Aku telah mengejarmu sepanjang malam, Guru. Setidaknya berikan aku sedikit penjelasan." Xiao Jun menghela napas dengan lelah. Bagaimanapun, Ye Xiu adalah Gurunya. Jadi kurang lebih ia tahu jalan pikirannya. Itulah kenapa ia dapat menebak dengan tepat lokasi yang akan dituju olehnya.

Ye Xiu menatap muridnya dengan gelisah, selama 4 tahun terakhir ini mereka jarang bertemu, tapi mereka masih tetap saling mengabari melalui saluran rahasia. Meskipun perang masih berlanjut di antara kedua Negara itu, tapi mereka berdua sangat mengetahui rencana di balik semua ini.

Melihat Gurunya tidak berniat unutk membuka pembicaraan, Xiao Jun menghela napas dalam lagi. Pria tua ini benar-benar sangat keras kepala, apa yang Riana lihat darinya? "Aku mendapatkan kabar mengenai Klan Misty Cloud. Tapi aku juga tidak yakin mengenai hal ini." Xiao Jun membuka mulutnya. Sebenarnya itu hanya ada mereka bertiga di atas perahu sedangkan para penumpang lain sedang membeli makanan untuk perjalanan selanjutnya.

"Apa kabar itu?"

"Klan Misty Cloud menghampiri Kaisar Kerajaan Xinghe."

"Apa?" Ye Xiu berseru karena terkejut. pergerakannya membuat Senja mengerutkan kedua alisnya, tapi ia tidak bangun. "Bukankan Klan Misty Cloud bersama dengan Kerajaan Azura? Mereka adalah alasan mengapa orang tuamu mati."

Xiao Jun menganggukkan kepalanya. "Itu juga membuatku sangat bingung."

Ye Xiu terdiam untuk beberapa saat untuk merenungkan tentang masalah ini. "Pilihannya adalah; Klan Misty Cloud bekerjasama dengan Azura untuk menghancurkan Xinghe atau Klan Misty Cloud bekerjasama dengan Xinghe untuk menghancurkan Azura." Ye Xiu meneliti.

"Atau Klan Misty Cloud akan menghancurkan kedua Kerajaan ini." Xiao Jun menambahkan.

Ye Xiu menatap Xiao Jun sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. "Benar, ada kemungkinan yang seperti itu juga." Ye Xiu bergumam, "Aku tidak bisa menahan penasaranku kenapa Klan Misty Cloud bisa dengan mudahnya memanipulasi sosok penting seperti Kaisar?"

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Ye Xiu. Dan sekali lagi, keheningan menghampiri mereka berdua.

"Guru, apa yang akan kau lakukan terhadapnya?" Xiao Jun menunjuk Senja yang masih tertidur dengan dagunya. "Situasi ini menjadi semakin tak menentu. Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau bersikeras untuk membawanya bersamamu."

Ye Xiu tidak menjawab. Namun, Xiao Jun tahu kenapa Gurunya bertindak seperti ini. Ia juga berada disana saat ketika secara tiba-tiba menghilang dan ia juga masih ingat dengan jelas kalimat terakhir darinya. Ini benar-benar tentang hal itu. Sementara itu mungkin benar, Xiao Jun tidak dapat membenarkan keputusan Ye Xiu.

ตอนถัดไป