webnovel

Menyaksikan

Shizuku saat ini hanya tertegun setelah dirinya tiba – tiba saja berpindah tempat dari kamar penginapan mewahnya, menuju kesebuah rumah dengan dekorasi yang sangat menenangkan saat ini.

Bisa terlihat semua perabotan dan dekorasi rumah ini, seperti perumahan desa yang menenangkan dengan sentuhan modern pada fasilitasnya. Shizuku masih memandangi tempat ini, hingga dia sadar kelompok yang bersamanya tadi sudah meninggalkannya disana.

Shizuku dengan cepat menyusul mereka dan akhirnya mereka memasuki ruangan yang dipenuhi oleh wanita yang pernah dia lihat sebelumnya, dan Asuna yang sedang berbaring dengan kedua anak kecil sedang membaringkan kepala mereka pada perutnya.

"Perkenalkan namaku Rinko" kata seseorang yang menghampirinya saat ini.

"Yaegashi S-Shizuku" jawab Shizuku gugup, karena tatapan wanita ditempat ini, saat ini seperti sedang menyelidikinya.

Namun tatapan mereka terhenti, setelah kedua anak imut yang sedang berada bersama Asuna kembali membuat seisi ruangan itu tersenyum, tidak terkecuali Shizuku yang melihat kelakuan kedua malaikat kecil tersebut yang sangat imut.

"Cih... sangat membuatku iri" kata Yue.

Memang perkataan Yue, tidak tanpa alasan karena dia juga sangat ingin mengandung dan melahirkan anak dari Zen dan menjadi seorang ibu. Perasaan ini juga dirasakan semua wanita yang berada disini, terutama beberapa orang yang belum pernah disentuh oleh Zen.

Rinko salah satunya, diumurnya yang termasuk tertua dikeluarga ini walaupun wanita yang berasal dari dunia Yue melebihi umurnya, tetapi untuk wanita pada dunianya, mungkin inilah waktu yang tepat untuk menjadi seorang ibu.

Namun saat ini Zen sama sekali belum menyentuhnya, walaupun mereka pernah ciuman hingga terbawa nafsu, tetapi mereka berdua belum pernah sekalipun melakukan hubungan sex saat ini. Bukan hanya Rinko, sebagian wanita yang masih menempuh pendidikan pada dunia mereka juga belum disentuh sama sekali oleh Zen.

"Benar Yue, aku sendiri yang mengurus Yui dan Myu saat ini merasa sangat iri" kata Yuna yang saat ini juga sama seperti Rinko, yang belum pernah disentuh oleh Zen.

"Tenanglah, aku yakin kalian akan mengalaminya sama seperti diriku" kata Asuna.

"Tetapi sepertinya aku butuh waktu lama untuk bisa mengandung anakku sendiri" kata Silica saat ini.

Silica sempat sedikit menyesal saat menandatangani kontrak dengan sebuah label musik, untuk mendebutkan dirinya menjadi penyanyi idol, setelah mendengar kabar bahwa Asuna hamil. Dia tahu, dia tidak bisa seperti Asuna dalam waktu dekat dengan statusnya saat ini.

"Tidak apa- apa Silica, anakku kelak akan menganggapmu sebagai Mamanya, dan kalian yang berada disini tanpa kecuali" kata Asuna.

"Tentu saja, kupastikan aku yang paling menyayanginya" kata Lisbeth dengan bersemangat dan dibalas dengan senyuman semua penghuni dirumah ini.

"Apakah kamu sudah memberitahu Zen, Asuna?" tanya Aki saat ini. Memang, Asuna hanya memberikan kabar kehamilannya pada sebuah grub chat yang berisi semua wanita Zen berada didalamnya.

"Biarkan dia tahu sendiri, aku ingin tahu bagaimana ekspresinya setelah melihat dengan matanya sendiri bahwa aku sedang mengandung anaknya" kata Asuna sambil tersenyum, membayangkan wajah Zen tersebut.

Para wanita yang berada disana juga tersenyum, karena mereka sangat tidak sabar melihat ekspresi Zen. Shizuku sendiri yang berada dibelakang kelompok tersebut, entah mengapa bisa merasakan suasana yang hangat memenuhi ruangan ini.

"Apakah benar mereka sangat mencintai Zen?" kata Shizuku didalam benaknya, karena dia bisa merasakan setiap wanita yang berada ditempat ini, memancarkan rasa cinta mereka masing – masing kepada Zen dengan sangat tulus.

"Apakah aku bisa bergabung dengan mereka?" gumamnya selanjutnya.

"Ah... aku lupa, perkenalkan ini Shizuku dia berasal dari duniaku, tetapi sebenarnya berasal dari dunia yang lain" kata Yue, yang akhirnya mengingat bahwa Shizuku ikut bersamanya ke Alaska.

"Ah... maafkan kami Shizuku, karena kabar bahagia ini membuat kami menghiraukanmu" kata Asuna.

"T-Tidak apa – apa A-Asuna" kata Shizuku sangat gugup, karena diperhatikan banyak wanita saat ini.

"Tidak usah gugup Shizuku, jika kamu berada disini berarti kamu juga menyukainya bukan?" kata Rinko yang berada disebelahnya. Semua wanita yang berada disana juga tersenyum untuk menyambut Shizuku ditempat tersebut.

Akhirnya mereka mulai berbincang ringan, untuk menanyai beberapa pertanyaan tentang Shizuku, hingga Shizuku sangat terkejut bahwa Zen merupakan orang dari dunia lain yang bisa berpindah dunia.

"Jadi kalian juga berasal dari Jepang?" tanya Shizuku.

"Yap, tetapi mungkin Jepang pada dunia kami berbeda dengan Jepang pada duniamu" jawab Asuna saat ini.

"Berbeda? Apa mahsutmu berbeda?" kata Shizuku kemudian.

Shizuku sempat bahagia setelah dia mendengar beberapa wanita dari Zen berasal dari Jepang dan bisa kesana kapanpun mereka mau, namun sayangnya kabar berikutnya membuatnya sedikit murung, karena mereka bilang bahwa Jepang pada dunia mereka berbeda dengannya.

Sebenarnya Shizuku sangat ingin kembali kerumahnya untuk bertemu dengan keluarganya setelah mendengar cerita mereka, namun dia hanya bisa pasrah menerima kenyataan saat ini.

"Tenanglah, Zen pasti mempunyai cara untuk membawamu kebali menuju rumahmu. Dan juga, tempat ini juga akan menjadi rumahmu, jadi mulai sekarang tinggalah disini bersama kami." Kata Rinko.

"Terima kasih" kata Shizuku setelah melihat dia diperlakukan sangat hangat saat ini.

"Ngomong – ngomong tentang Jepang, apakah kamu sudah memberitahu kedua orang tuamu Asuna?" tanya Lisbeth.

"Aku akan memberitahukannya setelah Zen mengetahuinya terlebih dahulu dan mungkin menemui mereka" kata Asuna.

"Tunggu, berarti saat kamu memberitahukan kabar ini kepada orang tuamu, bukankah kamu pasti akan langsung menikahi Zen?" kata Silica kemudian.

Memang, dipastikan saat Zen tahu bahwa Asuna akan hamil, dipastikan dia akan menikahinya. Namun yang menjadi pemikiran mereka semua, bagaimana dengan yang lainnya, jika Asuna menikah dengan Zen. Pada dunia mereka terutama negara mereka, poligami masih menjadi tabu disana.

"Untuk itu kalian tidak usah khawatir, kupastikan kita bisa menikah dengannya dimasa depan pada dunia kita" kata Rinko sambil menatap Yuna saat ini, yang terenyum mendapatkan tatapan dari Rinko tersebut.

"Apa mahsutmu Rinko-san?" tanya Suguha.

"Tenanglah, Zen sudah memikirkan permasalahan ini sebelumnya dan menyuruhku bersama Rinko-san melakukan sesuatu tentang hal pernikahan kita" kata Yuna menjawab pertanyaan Suguha tersebut.

"Apakah ini alasanmu mengundurkan dirimu diperusahanmu sebelumnya dan masuk keperusahaan Yuna, Rinko-san?" tanya Aki. Memang Rinko sudah keluar dari Rath, karena menurutnya dia tidak perlu mengawasi mereka karena satelit yang dia buat sebelumnya, dapat memantau apapun.

"Bukan perusahaanku, tetapi perusahaan Zen" kata Yuna.

"Zen mempunyai perusahaan?" tanya Aki kemudian.

"Yap, dan saat ini perusahaannya berada dinaungan perusahaanku"

ตอนถัดไป