Sudah beberapa hari Zen meninggalkan Asuna sendiri digaris depan. Saat ini Asuna berada di sebuah toko senjata milik sahabatnya untuk meminta bantuannya meningkatkatkan senjatanya.
Setelah Asuna memutuskan untuk tidak mengikuti Zen untuk membalaskan dendam seorang player, hari - harinya dilewati dengan meningkatkan skill memasaknya yang saat ini sudah mulai berlevel tinggi.
Selain meningkatkan level skill memasaknya, Asuna sekarang mempunyai seorang teman yang dia sering bantu maupun sebaliknya. Temannya sendiri merupakan seorang pandai besi dengan level yang lumayan tinggi.
Setelah mendengar kabar bahwa Zen akan menambahkan seseorang kedalam kelompok mereka setelah mengalahkan kelompok Rosalia, Asuna juga berniat menambahkan temannya kedalam kelompok ini. Namun Asuna memutuskan untuk menunggu Zen kembali lalu membhahasnya bersama.
"Sudah selesai, Asuna" kata seorang wanita yang sudah selesai menempa senjata Asuna.
Asuna lalu bangun dari tempat duduknya dan menerima senjatanya dari wanita tersebut sambil mencoba senjata tersebut.
"Terima kasih sekali lagi Lis" kata Asuna setelah memasukan senjatanya kedalam sarungnya.
"Sama - sama Asuna. Bukannya kamu akan mengikuti pertemuan Asuna?" kata wanita tersebut setelah melihat pelanggannya tersebut sudah puas.
"Ah.. aku sampai lupa. Kalau begitu, sampai bertemu lagi Lis" kata Asuna dan mulai beranjak dari tempat itu.
"Byeee" balas sahabatnya itu sambil melambaikan tangannya.
Asuna lalu menuju kesebuah portal yang berada dikota ini untuk menuju kota Pani yang terletak dilantai 56 untuk mengikuti pertemuan untuk membahas rencana melawan boss lantai selanjutnya.
Sesampainya dilantai 56, seperti biasa Asuna sangat menarik perhatian para player yang berada disini karena kecantikannya. Walaupun hubungannya dengan Zen sudah diketahui oleh beberapa player yang mengikuti kelompok pengambil alih, tetapi mereka masih saja berharap untuk mencuri hatinya.
Asuna sendiri tidak memperdulikan player - player tersebut. Asuna menganggap mereka sebagai semut dan mulai mengabaikan mereka dan terus melanjutkan perjalanannya.
"Yo, Asuna-san" kata seorang pria berotot menyapa Asuna.
"Halo, Agil-san" jawab Asuna kepada pria berotot itu.
Zen dan Asuna sudah mengenal Agil sejak lama. Agil sendiri merupakan rekan mereka di kelompok pengambil alih serta penjual dan seorang informan yang handal. Maka dari itu mereka berdua sering mengunjunginya.
"Dimana Zen? Tumben dia tidak bersamamu, biasanya kalian berdua selalu bersama?" tanya Agil
"Ah.. saat ini dia mempunyai beberapa urusan Agil-san" jawab Asuna.
Lalu beberapa player yang mengenal mereka mulai bergabung bersama mereka untuk mengobrol sambil menunggu rapat ini dimulai.
Setelah beberapa lama, semua anggota kelompok pengambil alih akhirnya mulai berkumpul ditempat itu. Termasuk seorang player solo yang juga merupakan anggota kelompok pengambil yang mengikuti pertemuan ini yaitu Kirito.
Lalu pertemuan itu dimulai. Pertemuan ini sendiri dipimpin oleh seorang wakil kapten dari kelompok terkuat saat ini yaitu Knight Of Blood yang dipimpin oleh Heathcliff atau yang dikenal sebagai Kayaba Akihiko.
Wakil ketua kelompok itu merupakan seorang perempuan berambut hitam sebahu dengan menggunakan tameng dan pedang sebagai senjatanya. Wakil ketua tersebut merupakan Sachi, orang yang diselamatkan Zen dan Asuna sebelumnya.
Mendengar kabar Sachi menjadi wakil ketua guild terkuat ini, Zen sempat terkejut. Zen mengira bahwa Sachi akan terus mengikuti Kirito namun ternyata, Sachi memutuskan berpisah dari Kirito setelah mengalahkan moster event pada malam natal sebelumnya dan memutuskan untuk menjadi lebih kuat.
Sachi berhasil menjadi kuat, dan dia termasuk salah satu player top di game ini. Mendengar kabar kekuatan Sachi, ketua kelompok Knight of Blood, Heathcliff tanpa pikir panjang mengundang sachi untuk memasuki kelompoknya. Dan setelah beberapa lama dia menjadi anggota dikelompok itu, kekuatannya meningkat pesat sehingga Sachi diangkat menjadi wakil ketua di kelompok tersebut.
Rapat akhirnya dimulai. Rapat ini membicarakan tentang strategi melawan boss lantai selanjutnya. Berbagai pendapat dan strategi mulai dibicarakan disini. Bahkan anggota rapat juga membicarakan Zen yang tidak berada saat rapat ini. Setelah beberapa lama rapat ini dimulai, akhirnya para anggota yang mengikuti rapat ini mulai menemui titik terang tentang strategi untuk melawan Boss lantai tersebut.
Para player akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut setelah mereka selesai mengikuti pertemuan yang membahas tentang strategi mereka melawan boss lantai selanjutnya.
Asuna lalu mengirim pesan kepada Zen tentang hasil rapat tersebut dan menanyakannya kapan dia akan kembali.
.
.
Dihutan setelah Zen memeriksa pesan dari Asuna dan membalasnya, Zen sedang iseng membuka menu skillnya sambil menunggu Silica yang masih melawa monster.
"Nitoryu" kata Zen setelah melihat sebuah skill baru yang muncul didalam menu skillnya.
"Bukannya nitoryu merupakan gaya bertarung pedang ganda yang hanya bisa digunakan oleh Kirito?" gumam Zen
"Irene, bisakah kau jelaskan mengapa aku mendapatkan gaya bertarung ini?" tanya Zen.
[Dua hari yang lalu, Irene kembali memeriksa sistem dari game ini. Lalu Irene menemukan sebuah anomali aneh pada sistem game ini yang sedang menentukan memberikan sebuah gaya bertarung unik kepada seorang player.] kata Irene.
[Dan dari sini, Irene mulai memperhatikan anomali itu hingga anomali itu akhirnya memutuskan untuk memberi sebuah gaya bertarung unik tersebut kepada seorang player. Lalu Irene mencoba menyalin data anomali tersebut dan memasukannya kedalam data yang Kakak miliki. Dan akhirnya gaya bertarung itu bukan hanya terkirim untuk Player yang dituju tapi dikirim kepada Kakak juga.] lanjut Irene.
"Namun bagaimana jika sistem itu mendeteksinya Irene?" tanya Zen
[Kakak tidak perlu khawatir jika sistem itu mengetahui bahwa kakak memiliki skill ini, karena Irene membuat seolah – olah ini adalah kesalahan sistem dan mengirimkannya kepada Kakak] jawab Irene.
"Jadi begitu. Apakah player yang dikirimkan skill unik ini adalah Kirito, Irene?" tanya Zen.
[Ya, tapi gaya bertarung ini masih tersembunyi, jadi Kirito masih belum menyadari tentang ini] jawab Irene.
"Baiklah" kata Zen yang mulai merenung, dan merencanakan rencana selanjutnya.
"Zen-san, aku sudah selesai melawan beberapa monster, bagaimana kalau kita kembali kekota sekarang?" kata Silica.
Mendengar ini, Zen langsung berdiri dan mulai bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Kursor Zen sendiri sebenarnya sudah berubah hijau, namun setelah dia mengetahui tempat yang bagus meningkatkan level Silica, Zen memutuskan untuk menemaninya.
"Baiklah, mari kembali" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Silica.
"Mungkin aku akan meminta Lisbeth membuatkanku senjata" kata Zen didalam hatinya.