-----------------
Di dalam kamar HongEr.
FeiEr terus menggosok telapak tangan Hong yang dingin sekali, sekujur tubuh adiknya bagai es, sangat dingin, wajahnya pucat dengan bibir yang kebiruan.
"Adik, HongEr ayo bangunlah, jangan buat kakak takut, HongEr" Fei berusaha mengguncang tubuh Hong tapi ia tidak bergerak, semalam tubuhnya panas sekali karena demam dan kini ia dingin bagai es batu.
"Buk buk buk buk!"
Suara derap kaki cepat dari arah pintu.
BaiHu langsung mendekat dan memeriksa HongEr.
"Hong" matanya membelalak lebar saat merasakan tubuh kaku Hong yang sangat dingin, BaiHu juga merasa napas Hong yang sangat lemah denyut nadi yang hampir tidak terasa.
BaiHu menggeser Fei agar bangun dari duduknya.
"DaHuang panggil SangTao"
DaHuang mengangguk.
"Siap tuan!" Dan beranjak cepat keluar pintu.
BaiHu membangunkan tubuh Hong dan mendudukkannya bersila, menyibak pakaian belakangnya dan perlahan menyalurkan energi hangat ke tubuh putranya.
"Ayahanda apa yang terjadi? Se sejak pagi tubuh adik tiba-tiba dingin, ia dingin sekali"
BaiHu fokus, ia harus bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan terlalu banyak energi untuk disalurkan karena tubuh Hong yang sangat lemah mungkin tidak bisa menahannya, ia sangat hati-hati.
"Fei lari ke kediaman SangGuan dan katakan pada kakek Jiu untuk memanggil tabib terbaik di kota"
Fei masih gagap, ia hampir tidak bisa menggerakkan lututnya karena cemas.
"T tapi a adik"
BaiHu melirik Fei dengan mata besar.
"Apalagi yang kau tunggu cepat pergi!" Seru BaiHu.
FeiEr mengangguk dan beranjak keluar cepat.
Tak lama kemudian SangTao masuk bersama DaHuang.
"Tuan"
SangTao segera membalikkan tubuh dan meminta DaHuang keluar kamar dan menutup pintunya rapat.
"DaHuang tunggu di depan"
DaHuang mengangguk "Siap tuan"
Udara di sekitar ranjang tiba-tiba panas, BaiHu mengeluarkan energi panas dari dalam tubuhnya ke tubuh Hong, udara yang ringan membuat tirai terkuak melayang begitu ringan, SangTao bisa merasakan energinya.
BaiHu mengeluarkan udara ringan dari setiap pori-porinya, tapi energi yang paling utama disalurkan terpusat melalui telapak tangan BaiHu.
"Fhuuuuhhhh" bahkan suara aliran udara hangat bisa terdengar cukup jelas.
Energi sebesar itu bukan untuk disalurkan ke tubuh HongEr semuanya, BaiHu melepas sedikit ke udara sebelum menyalurkan ke tubuh putranya.
BaiHu menotok jalan darah di punggung Hong, juga di daerah leher dan pelipisnya, membalikkan tubuh Hong dan menotok daerah jantung dan terakhir mengalirkan energi dari ujung jarinya ke tengah kening Hong, perlahan wajah pucat Hong mulai sedikit berwarna, BaiHu mengakhirinya dengan membuka totokan di jantung dan membalikkan tubuh Hong kembali, hingga anak itu jatuh lunglai di pelukannya.
"Heh"
BaiHu menaikkan selimut yang menutupi tubuh Hong, ia bisa mendengar suara napas Hong kembali, denyutnya juga mulai normal.
SangTao mendekat.
"Bagaimana bisa tuan muda Hong mendapat serangan tiba-tiba seperti ini, sudah lama terkendali, kenapa harus kambuh sekarang?"
BaiHu menggelengkan kepalanya, ia membelai lembut rambut HongEr.
"Heh entahlah Sang, ini, hampir saja, jantung Hong sempat berhenti beberapa saat, pasti ada yang memicunya, apa mungkin ini ada hubungannya dengan para penyerang semalam?"
BaiHu menghentikan ucapannya saat melihat Fei masuk dengan cepat dari arah pintu mengajak seorang pria tua yang membawa tas besar.
"Ayahanda ini tabibnya sudah datang"
BaiHu berdiri dari duduknya, membiarkan tabib segera memeriksa keadaan HongEr.
Wajah Fei sangat cemas, ia bahkan tidak bisa berpikir jernih, kepalanya melayang, semua pikiran buruk berputar di kepalanya, ia hanya bisa terpaku melihat wajah pucat Hong tadi yang dingin seperti mayat, ini sangat menakutkan baginya.
"Adik Hong"
SangTao melirik tuan besarnya, bahkan hingga kini tuan besarnya tak bisa mengatakan yang sejujurnya pada FeiEr, melihat bagaimana cemasnya tuan muda Fei itu kini SangTao jadi mengerti alasannya.
Fei mendekati Hong dan meraih tangannya, telapak tangan adiknya tidak sedingin tadi, Fei bisa menurunkan dadanya lega, di belai dahi Hong mendekatkan kepalanya.
"Adik maafkan kakak tidak menjagamu dengan benar, jangan sakit yah"
.....................
SangGuan duduk di ruang tengahnya berdiskusi dengan anggota panitia kompetisi.
"Jadi sudah keluar? Tidak ada yang melihat peserta itu keluar? Tanya SangGuan, anak buahnya yang berdiri di depannya menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada, maaf tuan besar kami lalai, tadinya hanya akan memeriksa sebentar tapi saat kembali dengan dokumen dua orang itu sudah tidak ada di tempat"
"Bagaimana dengan rekan satu kelompoknya? Apa ada yang tahu siapa dia peserta itu sebenarnya? Sejak awal ada penyusup dan kalian tidak menyadarinya?" Suara SangGuan meninggi, ia agak kesal sepertinya, beberapa panitia yang berdiri menundukkan kepalanya di depannya takut karena telah melakukan kesalahan fatal tanpa sengaja.
Sementara SangGuanJiuYe masih menggerutu kesal dari arah pintu BaiHu mendekat. JiuYe mendekat cepat.
"Adik Bai, bagaimana keadaan HongEr? Ia baik-baik saja? Apa ia dilukai penyusup itu? Maaf aku belum bisa ke sana, masalah peserta yang pergi tanpa prosedur membuat kepala pusing, kemungkinan, itu mungkin penyusup semalam, heh ini benar-benar"
BaiHu menarik napas panjang, beberapa anak buah JiuYe segera permisi dan keluar meninggalkan JiuYe dan BaiHu dalam ruang tengah.
"Entahlah kak Jiu, ini hanya dugaan, tapi menurut tabib kemungkinan besar HongEr terkena racun serbuk HueYang"
JiuYe menoleh dengan mata besar.
"Serbuk HueYang? Tabib itu yakin? Serbuk itu racun yang sangat langka hampir sudah tidak pernah muncul di dunia persilatan, bagaimana HongEr bisa mendapatkan racun itu? Apa, ini dari, minuman keras semalam?"
BaiHu menatap JiuYe, ia mengangguk.
"Bisa jadi kak, beruntung reaksinya tidak begitu parah, jantung Hong sempat berhenti beberapa saat tapi aku berhasil mengembalikannya tepat waktu, dengan obat dari tabib perlahan reaksi racun akan hilang, Hong bukan siapa-siapa yang patut diperhitungkan, tapi kenapa ada yang ingin melukainya?"
--------------------