------------
Tak lama kemudian.
BaiHu dan SangTao sudah duduk mengelilingi meja bundar di tengah kamar.
"Jadi menurut pak tua Chang seharusnya ia mendapatkan paket dari kota WuYang sehari sebelum penyerangan, dan mengantarkan paket ke tempat tujuan yaitu ibukota SuiAn, tapi paket itu belum juga datang, yang mengantarnya bernama LieTong, seorang saudagar yang biasa menjual barang antik di kota LiuYi, dan beliau ditemukan sudah tak bernyawa di luar kota Xi'an berapa hari lalu" jelas SangTao.
HongEr menurunkan kakinya dari ranjang,
"Adik kau jangan turun dulu" bisik FeiEr.
"Kak, di luar kota Xi'an, itu pria yang bertubuh besar itu yang jatuh di atas HongEr, kakak ingat khan? Ia seperti seorang saudagar dari LiuYi" ujar HongEr
Baihu mendekat,
"Apa ia membawa sesuatu? Paket yang sangat penting"
HongEr mengangguk, ia ingat mengambil sesuatu dari tubuh pria yang sudah tak bernyawa itu.
"Iyah, itu belati emas..emm" HongEr melirik sekitarnya, berusaha menemukan belati itu, tapi ia ingat, sesaat sebelum ia tak sadarkan diri orang yang menyerangnya memungut belati yang terlepas dari tangannya.
"Orang itu, berhasil mengambilnya yah kak?"
FeiEr mengangguk.
"Iyah, sepertinya benda itu tujuan penyerangan semalam" simpulnya.
BaiHu duduk kembali di tempatnya tadi, mengelus dagunya.
"Belati apa yang sangat penting? Hingga membuat usaha sebesar itu"
SangTao melanjutkan penjelasannya.
"Pedagang LieTong adalah langganan tetap ekspedisi cabang Chang, menurut pak tua Chang beliau selalu mengantar paketnya sendiri yang menurutnya sangat penting, beliau suka berjalan-jalan jadi menggunakan alasan ini untuk keluar dari kota, sekalian untuk membeli barang dagangan di Xi'an dan kembali ke kotanya"
"Entah apapun benda itu aku harap kita tidak akan berurusan lagi dengan orang-orang itu, mereka orang yang sangat berbahaya" ujar BaiHu,
"Beberapa orang yang kini mendekam di penjara biro Xi'an mengatakan mereka berasal dari klan pemburu yang menerima pesanan untuk mencari barang permintaan pelanggan mereka dengan segala cara, tapi orang-orang itu tidak mengatakan darimana tepatnya mereka berasal, dugaan sementara adalah Klan Bulan Merah di selatan, Gagak Hitam di utara dan klan Pemburu kepala di Barat, beberapa klan itu klan yang sangat kuat dan menjadi tujuan orang yang menginginkan benda apapun dengan segala cara, dan tingkat keberhasilan mereka memang tidak diragukan lagi" lanjut SangTao.
"Bukan klan Pemburu kepala" suara seseorang yang sudah berdiri di depan pintu,
Semua mata menoleh padanya, itu SongEr, yang berdiri sambil memegang pedangnya menyandar pada pintu, perlahan ia masuk, berhenti di depan BaiHu dan memberi hormat.
"Maafkan saya lancang senior Jie, tapi hamba hanya ingin meluruskan beberapa hal"
BaiHu mengangkat tangannya, anak muda, mungkin seusia FeiEr yang kini berdiri di depannya, pemuda yang walau memberi hormat padanya tapi matanya melirik ke belakangnya, ke arah HongEr.
BaiHu baru hendak bertanya tapi pemuda itu keburu melewatinya mendekati HongEr.
"eh itu.."
"Adik Hong, kau tidak apa-apa khan?"
SongEr tanpa ragu langsung meraih tangan HongEr, tapi FeiEr melepaskannya cepat.
"Eh jaga tanganmu" FeiEr senewen.
HongEr tersenyum dan menggelengkan kepalanya, oh wajah itu, SongEr hampir jatuh pingsan karena terlampau bahagia melihat senyum indah HongEr di pagi hari.
"Oh adik Hong"
FeiEr mendorong SongEr menjauh.
"Apa-apaan kau ini, menjauh sana, kalau kau peduli pada Hong semalam kau kemana saja tidak keliatan?"
SongEr menggaruk kepalanya, ia malu,
Ceritanya semalam karena ia begitu tidak bisa menghilangkan wajah HongEr dari kepalanya ia berusaha melarikan diri dengan minuman keras, entah berapa banyak yang sudah ia habiskan hingga ia tidak sadar telah terjadi hal seru semalaman, ia melewatkannya, dan ia sangat menyesal karenanya.
"Maaf semalam, aku mabuk berat, emm adik Hong, tidak kenapa-napa khan?"
SongEr hendak maju lagi mendekat tapi FeiEr lagi-lagi menahannya.
"Jangan mendekat sana kau masih bau minuman"
SongEr berusaha terus mendekat, ia tidak bisa menghilangkan wajah manis HongEr dari kepalanya, kalau begitu sekalian saja, pikirnya, untuk apa dihilangkan, ia suka wajah manis Hong, ia menyukainya, lalu kenapa harus menghilangkan dari kepalanya.
"FeiEr kau pelit sekali, biarkan aku mendekat sebentar"
HongEr tertawa kecil melihat tingkah lucu SongEr dan terlebih FeiEr yang memasang wajah serius dengan dahi berkerut.
"Sudah sana kau ini"
BaiHu dan SangTao saling berpandangan, ia tidak aneh kalau HongEr menjadi rebutan semua orang, ini seperti FeiEr melawan TangYi di rumah, saat TangYi berusaha mendekati HongEr dan memeluknya, FeiEr seperti biasa selalu super protektif pada adiknya itu.
"Sudah sana! DaHuang!" Seru FeiEr.
Tak butuh waktu lama DaHuang yang telinganya panjang masuk cepat saat mendengar suara tuan mudanya.
"Yah tuan muda!"
"Bawa pria hidung belang ini pergi"
DaHuang mengerutkan alisnya, ia tidak suka sama sekali pada pemuda itu, walau semua hanya salah paham tapi rasa dendamnya masih kental.
DaHuang hanya mengarahkan gagang pedangnya pda SongEr tanpa menyentuhnya.
"Tuan muda tolong menjauh"
SongEr tidak mau bergerak dari tempatnya.
"Sebentar saja, aku khan hanya ingin lihat adik Hong baik-baik saja atau tidak"
"SongEr!" seru FeiEr.
-----------------------
SangTao menemani tuan besarnya berjalan melihat perkembangan bekal mereka.
"Tuan besar, semua sudah dimasukkan ke dalam kereta, makanan minuman, anggota yang terluka juga sudah membaik, kita siap melanjutkan perjalanan"
BaiHu berhenti sejenak melihat beberapa kuda miliknya termasuk milik FeiEr dan DaHuang yang menikmati makanan mereka di istal.
"Kita berangkat malam ini, sayembara akan di mulai sepuluh hari lagi dan aku sudah berjanji pada kak SangGuan untuk membantu menjadi panitia, tapi aku buru-buru ke sini, beliau pasti butuh bantuan secepatnya"
SangTao mendekat berdiri tepat di samping tuan besarnya.
"Tuan muda Fei dan Hong ikut?"
BaiHu mengangguk.
"Yah demi keamanan lebih baik mereka ikut saja, aku tak mau menanggung resiko kawanan itu menyerang putra-putraku saat mereka kembali ke WaiYi, lagipula Ibunda mereka akan menyusul sebentar lagi, perjalanan ke SuiAn dari Waiyi lebih dekat khan"
Untuk gambaran kasar, kota Waiyi terletak di lembah yang gunungnya terlihat dari kejauhan di kota SuiAn, jaraknya sekitar melewati dua kota besar, dua hutan, berbeda dengan Xi'an, yang terletak di dekat pesisir, jarak dari WaiYi ke Xi'an sekitar lima kota besar dan tiga hutan, dan jarak dari SuiAn ke Xi'an sekitar tiga kota besar, jadi perjalanan ke ibukota dari Waiyi tentu lebih cepat dibandingkan perjalanan ke Xi'an dari WaiYi yang juga harus memutari gunung dan sungai.
"Masalah ini sepertinya tidak semudah yang kita pikirkan"
BaiHu menarik napas panjang, SangTao mengikuti BaiHu sejak HongEr bahkan belum lahir, ia mengerti bagaimana pikiran tuannya itu secara tidak langsung.
"Tuan, apa, anda mencemaskan tuan muda Hong?"
BaiHu menoleh, mengalihkan pandangannya kembali.
"Apa, kau sudah melacak keberadaan tabib sakti Huang?"
SangTao menundukkan kepalanya, ia menggeleng.
"Maaf tuan besar semua anak buah yang tersebar seantero negeri bahkan hingga luar Tang tidak menemukannya, banyak rumor yang mengatakan kalau tabib itu mungkin sudah meninggal, usianya sudah sangat tua, walau begitu demi tuan muda kami terus mencari tanpa henti"
Baihu menarik napas panjang, mengepalkan tangannya.
"Sebentar lagi usia HongEr tujuh belas tahun, dan, kita tidak punya banyak waktu tersisa Sang, heh, kita harus segera menemukan penawar itu sebelum terlambat"
SangTao mengerti kecemasan tuan besarnya, ia mengenal HongEr sejak ia masih bayi merah yang lemah dan hampir kehilangan nyawa kecilnya dulu.
"Dan terlebih kini, Hong sepertinya terlibat masalah penting, aku khawatir ini akan mengancam keselamatannya, untuk sementara kita harus tetap waspada" lanjut Baihu.
SangTao mengerutkan dahinya, tidak begitu mengerti maksud tuan besarnya.
"Maksud tuan, karena belati itu?" SangTao bisa mengikuti dengan cepat, BaiHu mengangguk.
"Yah, kau pikir siapa yang butuh belati yang tidak berguna, tidak bisa ditarik sama sekali dari sarungnya, dan mencarinya dengan segala cara, dan kalau orang-orang itu tahu kalau HongEr bisa menariknya, ini bukan hal baik"
SangTao mengerti, benar apa kata tuan besarnya, semua akan menjadi semakin besar.
----------------