webnovel

[3] Rindu Benci

"awan putih biru cerah mendekor langit, nampak akur mereka. Bergandengan saling menguatkan, memberi warna pada jiwa muda, menyejukkan hati yang bergejolak pada raga belia "

_______________

"al, aku parkir dulu, kamu duluan!" perintah Totok yang segera kuikuti. Akupun turun ,berdiri sebentar melihat isi tas memastikan buku PR sudah didalam dan akan melangkahkan kaki jalan menuju kelas yang jalannya melewati deretan kelas 3. Ketika kulihat Nita dan Elisa boncengan baru aja memasuki gerbang sekolah.

"Nita..! "

Nita yang baru aja turun dari sepeda langsung menoleh mendengar namanya ku panggil.

" tumben... Kesiangan ya.. Gak bisa tidur? " tanya ku seraya melihat kearahnya. Elisa sedang memarkir sepeda. Nita cuma senyum sedikit mendengar ucapanku.

Aku segera mengambil langkah disampingnya , Nita nampak sedikit kikuh aja.

" sok tau..! " balasnya cuek. Aku masih melihat wajahnya.

" pasti lagi inget aku ya..?! " candaku sambil senyum.

Nita senyum tapi sedikit ditahan. Mungkin kaget aja dia dengar aku ngomong gitu. Tapi dari tatapan mata berikutnya dia nampak senang dengan ucapanku tadi.

Tak lama Elisa udah menyusul berjalan disamping Nita membuatnya merasa lebih nyaman sepertinya.

Kami bertiga berjalan melewati lorong kelas 3, aku sesekali melihat Nita yang juga kadang mencuri pandang padaku

"Nita..tunggu! " (suara cowok)

Aku terkejut dan reflek mengikuti arah suara yang memanggil nama Nita itu kupastikan berasal dari ruangan kelas 3B yang baru saja kulewati.

Aku dan Elisa juga berhenti menunggu Nita yang selangkah sudah menghentikan langkah kakinya duluan sambil menoleh kearah suara itu.

Nampak seorang cowok kakak kelas sedang berjalan kearah Nita yang nampak bingung melihatnya. Sesekali Nita melihat Elisa, mungkin maksudnya agar Elisa menunggunya.

Hatiku bertanya, siapa dia, ada apa ini?  Aku bahkan tak mengenalnya. Aku pernah melihatnya cuma aku gak tahu siapa namanya.

Dia berhenti tepat didepan Nita dan kemudian memasukkan tangannya lalu mengeluarkan tangannya dari dalam saku celana dengan menyerahkan amplop kecil putih pada Nita.

Aku sama Elisa masih berdiri memperhatikan mereka berdua dari jarak yang dekat. Elisa sempat melihat padaku, "sapa?" tanya Elisa, aku cuma mengangkat kedua bahu.

" Nita.. Ini, buat kamu! " ucap pemuda itu sambil matanya melihat Nita.

Hatiku makin penasaran, siapa dia, apa isi amplop putih itu?

" apa, kamu siapa? " tanya Nita seraya menerima amplop kecil yang diberikan  cowok didepannya . Aku melihatnya, hatiku masih penasaran.

"lengkapnya sapa sih?" tanya pemuda itu.

"lengkap apa? " balas Nita balik bertanya.

" nama kamu.. Aku tanya temanmu gk da yang mo kasi tau.. Sombong! " ucapnya agak kesal mungkin.

"  ya buat apa tanya nama lengkap.. Mo sensus? "  Elisa menyahut ucapannya. Aku cuma melihat kaget aja Elisa ngomong gitu, Sedikit pengen ketawa aja. Tapi kutahan.

" ini amplop apa? " tanya Nita.

" kamu baca aja ntar tau! " jawabnya, dan...

Cowok kakak kelas itupun berlalu sambil sepintas melihatku menuju kelasnya. Aku dan Elisa menunggu Nita, kami melanjutkan langkah menuju kelas.

" sapa?... Kenal? " tanya Elisa.

Aku langsung mendahului mereka masuk kelas dan meletakkan tas dibangku. Nita sempat melihatku, senyum. Sebelum akhirnya aku keluar kelas berbaur dengan teman teman cowok yang lagi duduk didepan kelas. Ngobrol.

___

Pak wahyudi, guru bahasa inggris masuk membawa tas hitam disela tangan kirinya.

Pak wahyudi ini orangnya suka senyum, tapi senyumnya mematikan. Hahahaha...

Setiap kami melakukan sesuatu yang menurutnya salah dia tak segan memukul pakai penggaris kayu panjangnya 1 meter warnanya coklat atau kadang juga mencubit.

Tegas orangnya dan disiplin.

Kami menaruh hormat atau takut ya? Begitulah caranya mendidik kami sebagai murid.

What is your name?

Pak wahyudi menuliskan kalimat dalam bahasa Inggris dipapan aku sebentar memperhatikan.

Sebentar kemudian kualihkan pandangan ke arah kanan, bangku Nita yang lagi serius melihat ke depan.

Kuambil sobekan kertas kubuat bundar menyerupai bola. Dan

Tuingggg,.... kulempar, jatuh tepat diatas buku Nita. Dia nampaknya kaget, aku pura pura melihat papan lagi. Nita menoleh kesekitar. Aku menahan tawa. Sesekali melihatnya, tapi sepertinya Nita gak tahu kalau aku yang melempar bola dari kertas itu

Lalu Nita melihatku yang terpergok juga sedang menatapnya.

" buka! " suaraku pelan sekali, takut pak wahyudi dengar. Tapi aku yakin Nita mengerti maksud ucapanku dan Nita mulai membuka kertas kecil yang kini ada ditangannya itu.

__________________________________

Isinya apa,... Amplop ?

__________________________________

Nita nampak senyum tertahan membaca isi tulisan dikertas yang barusan dibukanya.

Aku masih mencuri pandangan pada Nita, menunggu jawabannya sambil agak kutundukkan kepala, menghindar dari pandangan pak wahyudi.

"aldo.. Jawab ini! " suara pak wahyudi mengagetkanku yang masih tertunduk sambil sesekali melirik ke arah Nita.

Sekelas melihat melihatku?!

" Nita pak..!! " jawab ku seraya melihat ke Nita.

Spontan saja jawabanku mengundang tawa anak sekelas.. Pak wahyudi juga terlihat menahan mulutnya dari tertawa.

Nita nampak kaget sekali mendengar namanya kusebut dengan lantang. Dalam hati sebenarnya pengen ketawa, tapi gak tega juga liat Nita kebingungan. Wajahnya mulai memerah.

"kenapa Nita? " tanya pak wahyudi padaku.

"  ehm.. Nita yang nglempar kertas pak! " jawab ku seraya melihat Nita lagi.

Nita nampak marah kali ini. Dia melihatku dengan tatapan yang gak seperti biasanya.

" saya tanya soal dipapan tulis jawabannya apa, Eh kamu jawabnya apa?,Nama mu itulo sapa,..!"

" januar rivaldo sir!! " jawabku, seluruh penghuni kelas masih melihatku dan Nita.

" nah gitu... Kok Nita! " Pak wahyudi mencibirkan bibirnya melihatku dan Nita.

Aku melihat Nita lagi, Elisa juga melihatku dengan pandangan jengkel, aku sih cuma senyum. Membalas keburukan dengan kebaikan, hahahaha

Aku kembali mengarahkan pandangan kepapan tulis, dan berlagak seolah olah tak pernah terjadi apa-apa, pak wahyudi melanjutkan tulisannya dipapan.

___

Jam istirahat akhirnya berbunyi, ditunggu anak anak sekelas, apalagi aku, hehehehe. Kulihat Nita gak keluar kelas, dia masih gak beranjak dari bangku. Sepertinya msih kenal dengan apa yang sudah aku lakukan tadi. Tapi kulihat Elisa udah duluan kekantin sama Dodik.

Nita dibangku membaca buku paket. Cuma dibolak balik. Raut mukanya masih masam, pasti kecut!

"titip..... Es! " ujarku.

Aku mendatangi bangku Nita, mau nitip beli es dikantin. Nita mendongakkan kepala, melihatku dengan mukanya yang masih marah tentunya.

" gak ke kantin, libur! " nadanya setengah tinggi, aku cuma senyum.

" ohh, yaudah, kalo gitu gantian aku yang kekantin, kamu nitip apa? " candaku.

Nita nampak semakin kesal. Tak menghiraukanku sambil tetap memainkan lembaran buku paket bahasa inggris.

" ya dah.. Kalo gak mau ini aja.. Titip bawa pulang.. Awas ketinggalan..! " ucap ku seraya meletakkan secarik kertas dimeja dan berlalu meninggalkannya , keluar sama Hadi yang udah nunggu didepan pintu sambil merapikan rambutnya .

Aku sempat melihat Nita memasukkan kertas dariku tadi, sebenarnya adalah perasaan kasihan juga karena ulahku tadi.

Bagiku sebagai cowok mungkin itu hal biasa diperlakukan malu didepan kelas, itu sudah jadi makanan sehari hari. Tapi bagi seorang wanita, itu adalah hal yang akan membekas beberapa lama, atau mungkin selama nya.

__________________________________________________

Jangan ya nita,

sekali pun tak  mau melihatku, setidaknya Jangan mengacuhkanku.

Aku takut tak kau kenal!

__________________________________________________

06112o

Next chapter