webnovel

Golem dan Giok Es

Bdummmpppp!!!! Drak!!! Drakkk!!! Drakkkk!!!

Tiba – tiba saja tanah bergetar dan bergoyang seolah ada gempa bumi.

Kristal Es sebesar rumah yang menyelimuti permata giok es tersebut perlahan – lahan bangkit terangkat dari tanah dan berubah bentuk menjadi seperti manusia.

Kreeekkkk!!!! Kreeekkkk!!!! Kreeekkkk!!!!

Kristal – kristal es bermunculan dan membentuk dua buah kaki, dua buah lengan, dan sebuah kepala dengan kristal es besar yang tadinya berisikan giok es tersebut berada tepat di tengah - tengahnya.

[Golem Kristal Es / Ice Crystal Golem]

[Makhluk yang tercipta dari niat yang tersimpan di dalam Hati Giok Hujan Beku / Frost Rain Jade Heart. Memiliki kekuatan yang setara dengan Tahap Rookie Tingkat Delapan. Hancurkan makhluk ini untuk menghapuskan semua niatan dan kesadaran yang diniliki oleh giok es yang berada di jantungnya.]

"Wew, sudah kuduga harta sebagus ini tidak mungkin tidak ada penjaganya." Kata Vivadhi Ranata sambil maju menerjang Golem Kristal Es yang berada dua tingkat di bawahnya tersebut.

Vivadhi Ranata sengaja tidak menggunakan senjatanya dan hanya bertarung dengan menggunakan tangan dan kakinya yang dilapisi oleh Amalan Ilmu Ajian Seni Kekayaan Pixiu.

Faladhina Kiseki hanya terdiam di belakang sambil mengamati sang lelaki bertarung sambil berjaga – jaga terhadap lingkungan di sekitarnya.

Blarrrrr!!!

Dengan melompat ke atas sembari tangan kirinya membentuk sebuah cakar, Vivadhi Ranata menampar tangan kanan Golem Kristal Es tersebut hingga hancur dan pecah berkeping keping.

Blarrr!!!!

Kemudian dengan menghantamkan tangan kanannya, Vivadhi Ranata lanjut menyerang Golem Kristal Es tersebut hingga tangan kiri yang dipakai oleh si Golem untuk menangkis serangan sang lelaki pun luluh lantak hancur karena tak kuasa menahan serangan yang diterima oleh si Golem.

Blaarrrr Blarrrr!!!!

Dan setelah mendarat ke tanah, Vivadhi Ranata yang terlalu malas untuk melompat lagi pun menendang kedua kaki Golem Kristal Es tersebut hingga hancur lebur dan si Golem pun langsung jatuh tersungkur karena kehilangan kedua kaki yang menjadi tumpuan tubuhnya.

Dan begitu lah yang terjadi seterusnya.

Pukulan, Hantaman, Cakaran dan Tendangan sang lelaki dengan mudah menghancurkan kristal – kristal es yang membentuk tangan dan kaki Golem Kristal Es tersebut.

Golem Kristal Es yang hanya bisa bertahan menerima serangan brutal Vivadhi Ranata tersebut pun hanya mampu meregenerasi kembali anggota – anggota tubuhnya dengan menumbuhkan dan mengumpulkan kembali kristal – kristal es yang hancur menerima serangan sang lelaki, sembari menangkis dan melindungi Permata Giok Es yang berada di tengah dadanya dari segala serangan yang dilancarkan oleh sang lelaki.

Golem Kristal Es tersebut bahkan mencoba untuk mengubah bentuk tangan kirinya menjadi sebuah perisai agar dapat bertahan dari serangan ganas sang lelaki.

[Catatan Penulis: Gambar Ilustrasi dari Golem Kristal Es bisa dilihat di kolom komentar atau pun pada komentar di Judul Chapter ini.]

Namun karena pertahanan dan laju regenerasi dari Golem Kristal Es tersebut tak mampu menandingi laju kehancuran yang diberikan oleh Vivadhi Ranata, maka hanya dalam tempo sepuluh menit saja, Permata Hati Giok Hujan Beku / Frost Rain Jade Heart tersebut sudah berada di tangan sang lelaki, semua niatan dan kesadaran yang ada di dalamnya telah lenyap hilang bersamaan dengan hancur leburnya seluruh tubuh Golem Kristal Es yang dibuat oleh Permata tersebut.

Setelah memastikan bahwa semua niatan dan kesadaran yang ada di dalam Permata Hati Giok Hujan Beku / Frost Rain Jade Heart tersebut sudah lenyap dengan Pandangan Surga / Heaven Gaze miliknya, Vivadhi Ranata pun kemudian menyimpan batu permata tesebut ke dalam Ruang Penyimpanan Sumeru / Sumeru Storage Space miliknya.

"Hmm... Ayo kita lanjut ke dua tempat yang terakhir sebelum kita balik." Vivadhi Ranata lalu pergi sambil mengajak Faladhina Kiseki untuk mengikuti dirinya.

Kedua orang pria dan wanita tersebut pun melesat menuju ke selatan, tempat dua titik yang dideteksi oleh [Guidance] dan [Detect Trap].

Sesampainya mereka di tempat pertama, Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki melihat ada segerombolan orang yang berkerumun mengelilingi sebuah pohon besar.

Kedatangan kedua insan itu tentu juga dirasakan oleh orang – orang yang berkerumun di sekitar pohon tersebut.

Kerumunan tersebut yang jumlahnya mencapai 34 orang dan semuanya terdiri dari para pendekar dan kultivator tersebut pun menolehkan kepala mereka untuk melihat dua orang yang baru saja tiba di tempat tersebut.

Yang paling pertama menarik perhatian publik tentu adalah Faladhina Kiseki yang kecantikannya tak tertandingi bagaikan seorang Bidadari atau bahkan seorang Dewi yang baru saja turun dari kahyangan.

Para lelaki pun dengan seketika bangkit hasratnya ketika mereka melihat kecantikan Faladhina Kiseki yang begitu mempesona.

Sementara itu, para wanita yang awalnya juga melihat Faladhina Kiseki dengan tatapan takjub bercampur iri sekarang pada klepek – klepek ketika melihat Vivadhi Ranata yang tampil muda dan tampan berjalan bersama dengan Faladhina Kiseki.

Aura sang lelaki yang menyiratkan sebuah pribadi yang telah berpengalaman mengarungi samudra kehidupan dalam waktu yang lama membuat para gadis muda belia yang berada di tempat tersebut merasa aman dan selalu dapat mengandalkan sang lelaki.

Jika saja mereka sedang tidak bersama dengan teman – teman atau laki' mereka, mungkin sekarang mereka akan langsung terjun ke pelukan sang lelaki untuk bernaung di bawah lindungannya.

Beberapa wanita tak pelak memerah mukanya dan mengalihkan pandangan mata mereka dengan malu – malu tatkala Vivadhi Ranata melihat sekeliling dan memandangi semua orang yang ada disana satu per satu.

"Iyaaahhhh.... Tatapan matanya.... Seolah aku merasa seperti ditelanjangi oleh tatapan matanya saja.... Tapi entah kenapa aku tidak bisa menolaknya.... Aduh, diriku ini kenapa yah...? Sejak kapan aku jadi begini..." Begitu lah isi pikiran hampir semua wanita yang ditatap oleh Vivadhi Ranata.

Mereka semua merasakan sensasi seperti sedang ditelanjangi tapi tidak dengan tatapan penuh nafsu seperti binatang.

Ketika beberapa orang wanita yang berada di sana memberanikan diri untuk menatap mata sang lelaki yang sedang melihat mereka, maka dilihat lah oleh para wanita tersebut bahwa sang lelaki memberi mereka tatapan yang murni seperti seorang pelajar yang sedang membaca buku (buku beneran loh ya, bukan buku porno :p).

Dan tatkala sang lelaki yang sedang menatap mereka tersebut melemparkan senyumannya untuk menyapa para wanita tersebut, maka dengan serta merta para perempuan tersebut pun merasa seolah – olah Dewa Asmara telah menghujamkan panah – panah cintanya ke jantung hati mereka. ....

Next chapter