webnovel

Faladhina Kiseki

"Ok... ini ilmu yang hebat, bagus, baguss sekali.... tapi rasanya waktunya itu kurang tepat, aku lagi kepepet tinggal tiga hari lagi sebelum Treasured Plains terbuka nih...." Vivadhi Ranata sampai tidak tahu harus berkata apa lagi sekarang menyaksikan keberuntungannya mendapatkan hadiah tingkat enam yang seperti ini.

"Tapi..., Jalan Raja Harem ya.... Menarik juga. Sebagai seorang lelaki, tentu saja aku pernah menginginkan untuk bisa punya banyak kekasih!" Seru Vivadhi Ranata sambil tersenyum.

Tiba – Tiba...,

D U A R R R R R R ! ! ! !

Terdengar sebuah ledakan besar seperti ada sebongkah meteor yang jatuh di gunung di belakang rumah Vivadhi Ranata.

Bahkan saking kuatnya ledakan tersebut, getarannya sampai terasa menggetarkan kaca - kaca di rumah Vivadhi Ranata.

Sang lelaki pun dengan segera bergegas melesat keluar dan melihat asap tipis yang terlihat membubung tinggi dari gunung di belakang rumahnya, tak jauh dari tempat dia menemukan Dadu Dewa seminggu yang lalu.

Beberapa orang warga desa juga terlihat keluar dari rumah mereka masing – masing dan melihat ke arah yang sama dengan Ranata dengan raut muka 69% panik dan 31% penasaran tergambar jelas di wajah mereka.

Berdasarkan apa yang didengar oleh telinga Ranata yang sensitif, menurut para warga kampung yang kebetulan berada di luar rumah mereka untuk pergi ke pasar atau pun mengurusi sawah, kebun mau pun ternak mereka, ada sebuah bola api seperti bintang kemukus yang membentuk garis cahaya di langit pada pagi hari saat matahari baru saja terbit.

Benda bercahaya tersebut kemudian jatuh menghantam salah satu gunung yang berada di belakang rumah milik Vivadhi Ranata.

"Hm? Ada benda yang jatuh dari langit lagi? Dan lokasinya juga tidak jauh - jauh amat dari tempat Dadu Dewa itu jatuh. Sebaiknya aku segera periksa ke sana sebelum keduluan oleh orang lain."

Tanpa pikir panjang lagi, Vivadhi Ranata pun melesat menembus hutan yang lebat dan meloncati perbukitan menuju ke gunung tempat jatuhnya benda tersebut.

Sesampainya disana, didapatinya bahwa kondisi tempat jatuhnya benda tersebut tidak jauh berbeda dengan saat dia menemukan Divine Crest Dice di tengah kawah selebar 12 meter dan sedalam 6 meter.

Namun kini kawah yang ada terlihat lebih kecil hanya selebar kira – kira sepuluh meter saja dan kedalamannya pun juga hanya lima meter.

Namun yang paling menarik perhatian adalah, di tengah cekungan kawah itu ada seorang wanita cantik yang berdiri dengan mengenakan gaun serba putih yang sangat elegan.

Rambut sang wanita yang sangat panjang berwarna hitam legam seperti lautan tinta cina dengan beberapa semburat berwarna putih susu yang terlihat begitu kontras namun indah dan sedap dipandang mata.

Wanita yang sangat cantik tersebut memiliki mata kanan yang berwarna biru seindah langit tak berawan dan mata kiri yang berwarna merah mempesona seperti kelopak mawar.

Terdapat hiasan emas berbentuk kupu – kupu dan sebuah mahkota kecil, atau sebuah tiara lebih tepatnya ,menghiasi bagian atas kepalanya dengan penuh kemegahan dengan batu – batu permata mirah delima yang bertaburan disana – sini.

Di sisi kiri kepalanya ada hiasan berbentuk sekuntum bunga mawar putih yang sedang mekar sempurna dan di sisi kanan kepalanya terdapat hiasan pita putih dengan warna senada yang dibentuk seperti kembang dan kupu – kupu.

Dan terakhir, yang merupakan hal yang paling mencolok mata, adalah sepasang tanduk kristal yang terlihat seperti terbuat dari Amethyst (Batu Kecubung Ungu) yang mencuat di atas kepala sang wanita.

Tanduk tersebut, bersama dengan aura keberadaan sang gadis yang kecantikannya seolah menegaskan bahwa dirinya bukan berasal dari dunia ini, membuat Vivadhi Ranata merasa awas dan mengambil sikap waspada.

Digunakannya Ilmu Heaven Gaze yang dimilikinya untuk mencari informasi mengenai sang wanita yang kini sedang menatapnya sambil tersenyum dengan lembut seolah seperti seorang sahabat lama.

[Faladhina Kiseki, Tahap Rookie Tingkat Lima]

[Makhluk yang lahir dari air bekas celupan jari tengah seorang Dewi. Dikirim dari Alam Para Dewa untuk mengujimu.]

"Watafak!? Air bekas celupan jari tengah seorang Dewi!? Dan kekuatannya setara dengan saya!?" Vivadhi Ranata langsung melotot melihat sang wanita yang kini sedang tertawa kecil melihat tingkah sang lelaki yang terlihat aneh di matanya.

Hilang sudah segala kebanggaan dan rasa seolah di atas angin yang selama ini mulai bercokol di hati Vivadhi Ranata ketika dirinya menikmati Perkembangan Evolusi dirinya yang memberikan kekuatan dan rasa kekuasaan yang sangat besar dibandingkan dengan manusia lain di sekitarnya.

Tapi ternyata dirinya sekarang ini tidak lebih baik daripada air bekas celupan jari seorang Dewi!

Fu Cek!

"Hey, anda pasti Vivadhi Ranata kan? Kalau anda bisa mengalahkan saya dalam pertarungan satu lawan satu, saya akan menerima anda sebagai majikan saya." Entah sejak kapan, sang wanita tahu – tahu sudah berdiri di hadapan Ranata.

"Ah? Bertarung? Majikan? Maaf, tapi apa anda bisa tolong menjelaskan?" tanya Vivadhi Ranata yang masih bingung dengan perkembangan situasi yang terlalu tiba – tiba ini.

"Jadi begini..., singkatnya, saya ini diciptakan oleh seorang Dewi untuk membantu anda dalam Perjalanan anda untuk menjadi seorang True God. Dewi itu adalah istri dari Sang Dewa yang telah membuat dadu anda...."

Blarrrrr!!!!!

Belum selesai sang wanita berbicara, tiba – tiba saja ada sebuah petir besar yang menyambar di siang bolong tepat di tengah – tengah di tempat di antara mereka berdua berdiri.

Seketika bulu kuduk Vivadhi Ranata pun semuanya berdiri karena dirinya hampir saja terkena sambaran petir besar yang jatuh tepat di hadapan dirinya tersebut.

Bahkan setiap helai rambut di tubuh Vivadhi Ranata semuanya telah berdiri sampai ke ujung akibat muatan listrik statis yang memenuhi udara di sekitarnya.

"Nah, maaf, saya hampir lupa, yang namanya rahasia langit itu tidak boleh sembarangan dibicarakan. Maaf ya, he he he." Dengan ekspresi muka seolah tidak bersalah tanpa merasa berdosa, sang wanita meminta maaf sambil tersenyum kepada sang lelaki.

". . . . Ok, saya mengerti. . . . Intinya, anda ingin bertarung dengan saya untuk menguji apakah saya pantas untuk menjadi tuan anda, begitu kan?" Tanya Ranata setelah dia menenangkan dirinya sendiri, ingin memastikan semuanya kepada sang wanita.

"Yap, jadi bagaimana? Tawaran yang menarik bukan? Kalau anda menang, anda akan mendapatkan diri saya lho.... S – E – U – T – U – H – N - Y – A." Begitu lah jawab sang wanita dengan nada yang sangat menggoda hati para lelaki.

Aduhhhh....

Baru mendengar suara dan melihat gerak – gerik tubuhnya saja sudah cukup untuk membuat lumer hati para lelaki.

Bahkan Ranata yang masih menyimpan luka hati akibat pengkhianatan bekas istrinya itu pun tak pelak merasakan musim semi yang berkembang menghampiri hatinya yang terasa gersang dan tandus.

"Nama anda..., uhm... Faladhina Kiseki? Bagaimana saya harus memanggil anda?" Tanya Ranata sambil perlahan mendekatkan jarak di antara mereka berdua.

"Apa pun boleh, terserah anda. Kalau anda menang, anda boleh melakukan apa pun pada saya. Jadi, bagaimana? Kapan kita mulai?" Faladhina Kiseki pun mulai mengambil kuda – kuda bela diri, gerakannya seperti sudah dipoles dengan mulus, hal ini dengan jelas memperlihatkan bahwa wanita ini tak hanya cantik jelita tapi juga merupakan pendekar yang bukan sembarangan

(Makhluk Buatan Dewa, gitu loh, bukan kaleng – kaleng!)

"Tapi, ada satu masalah, sayangnya...." Kata Vivadhi Ranata sambil perlahan mendekati sang wanita tanpa kuda – kuda apa pun.

Bahkan gerakannya penuh dengan lubang seolah ingin berkata " Ayo cepat serang aku."

"Ah, masalah? Masalah apa?" Tanya sang wanita sambil menurunkan kuda – kuda nya.

"Tidak mungkin aku bisa melukai wanita secantik dirimu, sayang..." Vivadhi Ranata, dengan mengaktifkan ilmu Royal Heart Sutra ke puncak maksimal yang bisa dia raih, menghampiri Faladhina Kiseki dan membisiki sang wanita dengan kata – kata yang intonasi nadanya membuat sekujur tubuh sang wanita langsung lemas tak berdaya seolah seperti seorang gadis belia yang baru saja dihujam jantung hatinya dengan panah asmara.

Tanpa menyia - nyia kan kesempatan ini, Vivadhi Ranata pun langsung memeluk pinggul ramping nan indah gemulai milik Faladhina Kiseki dan mengelus lembut punggung sang wanita, yang seketika dengan serta merta membuat sang gadis langsung jatuh lemas tak berdaya karena dirinya telah terbuai ke dalam perasaan nikmat tak tertahankan yang membuat sang gadis tak sanggup lagi untuk menopang tubuhnya hanya dengan kedua kakinya yang jenjang bagaikan burung bangau tersebut

Faladhina Kiseki pun membenamkan dirinya semakin dalam, bersandar tak berdaya ke dalam pelukan sang lelaki.

"Bagaimana sayang? Apa kamu mau menyerah?" Goda Vivadhi Ranata dengan senyum tersungging di bibirnya yang begitu mempesona hati para wanita.

.

.

.

[Catatan Penulis]

[Buat Kalian - Kalian yang mau tahu kayak gimana sih, penampilannya Faladhina Kiseki, silahkan cek kolom komentar ya~!!!! Sudah saya up gambarnya kesana.]

Next chapter