Mereka selesai mengatur kamar untuk Andreas dan Cahyono. Dua orang itu bilang akan istirahat sebentar lalu makan siang. Sore harinya, mereka berharap Dian bisa mengajak mereka berkeliling Kota L.
Dian pergi ke kamarnya dengan Editor-in-chief Dani. Begitu dia memasuki ruangan, Editor-in-chief Dani melepaskan sepatu hak tingginya.
"Ya Tuhan, ini membunuhku! Kakiku sepertinya mati rasa!"
Editor-in-chief Dani berlari langsung ke tempat tidur, dan menghempaskan dirinya ke kasur dengan bunyi celepuk. Dian benar-benar menatap Editor-in-chief Dani dengan sedikit cemas.
"Editor-in-chief Dani, payudaramu tidak akan remuk, 'kan?"
"Cuma bercanda, ukuranku 36E-ku, jadi tidak masalah!"
Dian mengacungkan jempol ke Editor-in-chief Dani dan mengangguk. Baguslah kalau begitu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com