Baim tidak angkat suara. Dia berdiri di samping Dian, seolah-olah tidak bermaksud untuk berbicara. Semuanya diserahkan pada Dian untuk ditangani.
Dalam hal ini, Dian juga sedikit tidak puas. Jelas bahwa orang-orang ini adalah teman Baim, jadi mengapa pria itu membiarkan mereka menyapanya. Mengapa Baim malah hanya berdiri di sana dan tidak membantunya.
"Haha. Kakak ipar Dian tidak mau menerimanya. Karena itu diberikan kepadamu, kau bisa menerimanya. Bagaimanapun juga, itu bukan hal yang berharga."
Jelas, Heru menganggap Dian sebagai wanita yang menyukai Baim. Dan karena Dian adalah istri Baim, dia bersikap tanpa ada batasan sedikitpun.
Tentu saja Dian juga bisa mengerti apa yang dimaksud Heru. Dian sedikit muak karenanya. Dia tahu kalau teman-teman Baim ini sengaja mengusiknya.
Meski responnya tidak kasar, bukan berarti dia bisa dikritik sebanyak itu. Hanya karena Heru adalah teman Baim, Dian akhirnya menolak, dan tidak banyak bicara.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com