Sesuai janji, hari ini Noel kembali ke rumah sakit dengan membawakan ice cream untuk gadis itu. Ia senang saat melihat wajah sumringah Nala meskipun belum ada senyuman sedikitpun. "Kau menungguku?" godanya saat Nala tetap memandang kemanapun ia pergi.
Nala berdecak kesal karena Noel seolah mempermainkannya. "Mana Ice creamnya?" tanya Nala tidak sabaran dengan gaya merajuk ala anak 5 tahun yang menurut Noel sangat menggemaskan.
"Sabar. Aku akan mencuci tangan lebih dulu," kata Noel sembari tersenyum jahil.
Nala kembali berdecak dengan kesal. "Kau lama sekali," gerutunya membuat Noel akhirnya terkekeh pelan. "Jangan tertawa," tambahnya.
"Tidak ada yang tertawa sayang," kata Noel sembari menoel pelan hidung mancung Nala.
Nala tersenyum. Hal yang sangat ditunggu oleh Noel selama menemani gadis itu dan tentu Rea juga Aldy yang memandang keduanya dari sofa yang tak jauh dari brankar putrinya. Juga ada sepasang mata yang kini memejam sangat erat untuk menghalau sesak di dadanya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com