Nala masih duduk diam di ranjangnya sembari menunggu sang mama mengupas apel untuknya. Ia menatap mamanya dengan tatapan tak terbaca. Bahkan untuk mengeluarkan suara pun enggan.
"Makan apelnya sayang," suara Rea menginterupsi. Ia tersenyum tulus saat putrinya itu hanya menatap dengan tatapan kosong. Rea mengalihkan pandangan kemudian mengusap kasar air mata yang sedari tadi sudah ditahannya. Kondisi Nala memang sudah jauh lebih baik, tapi baik itu saja belum cukup. Nala kini lumpuh dan berubah menjadi anak yang berperilaku tak seusianya. Rupanya benturan keras yang dialaminya waktu kecelakaan membuat Nala harus menerima banyak kemalangan hingga hari ini.
Nala diam sembari mengunyah makanan. Ia menatap Rea yang jelas saja usai menangis dalam diam. Sedikit heran dengan sikap mamanya. Ia kemudian tersenyum. Senyum yang entah apa maksudnya.
"Kau senang?" tanya Rea begitu menatap putri cantiknya tersenyum.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com