Max masih saja belum kembali, seketika saja memunculkan spekulasi bagi Nathan bawasannya pria jangkun itu sudah merasa bosan terhadapnya. Tak lekas datang menemui, bahkan saat darinya dengan terang-terangan memberikan peluang yang sangat besar untuk keberlangsungan hubungan intim keduanya.
Nathan pergi pagi-pagi sekali, membawa sebuah map yang di tenteng di lengannya. Beberapa kali sempat merasa ragu saat dirinya berusaha melakukan bujukan berlebih.
Tak bisa lagi untuk menarik niatan, saat barang bawaan beserta nama tujuan sudah di hadapkan pada sang pengantar yang sangat tepat.
"Maaf tuan, untuk keperluan data dan sekedar memastikan keamanan. Kalau boleh tahu, apa hubungan anda dengan boss besar kami?"
"Ah, itu... Ehmmm.... Aku.... Aku, salah satu orang terpenting baginya. Nama ku Nathan, kau bisa langsung memberitahunya saat ini."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com