webnovel

Chapter 14: Family Gathering I

SinB langsung menghembuskan nafas nya kasar lalu ia menghampiri Eunha yang sedang duduk di balkon kamar tamu sambil meminum hot chocolate nya, "sayang?" Eunha langsung menengok ke belakang lalu tersenyum "kamu malem-malem keluar cuman pake tank top doang emang gak dingin apa?" SinB langsung duduk di sebelah Eunha "kamu kenapa?" Eunha langsung menatap mata SinB. "Aku..." SinB langsung memeluk Eunha dan mengusap punggungnya.

"Kita sementara kabur, tapi Author... aku kepikiran sama kata-kata kak Jess waktu itu, Limario kabur terus... dia, Robert, Ryujin dan Jennie dalam bahaya. Aku mau bantu mereka tapi aku gak tau harus apa" SinB langsung memeluk Eunha erat,dan mendengar isakan tangis Eunha, "aku ngerasa bersalah juga" SinB langsung mengusap rambut Eunha, "seharusnya aku ngerti kalo.. kamu cemburu, tapi.." SinB langsung mencium kening Eunha dan menatap wajah Eunha. "sebentar ya?" SinB langsung melepaskan jaket varsity nya lalu memakaikan nya di punggung Eunha.

"Nyonya Hwang" Eunha langsung memukul lengan SinB, "udah ih jangan gombal" SinB langsung menghapus air mata Eunha dan mencium mata kanan dan mata kirinya. "Maafin aku...." SinB langsung tersenyum, "sayang, kita masih remaja, labil. Author yang bilang, aku juga minta maaf, kalo aku terlalu fokus nolongin Anderson. Aku.... jadi anggurin kamu" Eunha langsung mengangguk, "hey... dengerin aku kita sama-sama salah" SinB langsung menipiskan jarak wajah mereka.

*tok.. tok..

"SinB, Eunha apa kalian di dalam? Aku ingin berbicara sebentar" Eunha langsung menghapus air matanya lalu mendorong SinB, "IYAAA BENTAAAAAAAR, GUE LAGI PAKE CELANA" Eunha langsung tertawa kecil "sebentar ya?" SinB langsung membuka pintunya dan terlihat Robert yang menggunakan kaos bertuliskan 'voting for Kanye West' berwarna hitam dan celana pendek khaki berwarna krem serta sendal gurun bermerk Hush Puppies. "Kau... tidak salah membelikan ku baju seperti ini? Aku..." SinB langsung menarik Robert masuk lalu menutup pintunya.

"To the point" Robert langsung duduk di sofa kamar tersebut, "aku merasa tidak nyaman memakai kaos ini" SinB langsung menghembuskan nafas nya kasar, "lo mau ngapain? Malah ganggu orang mau kissing scene" Eunha langsung mengusap-usap punggung SinB. Robert langsung memberikan SinB sebuah brosur, "aku dan Ryujin menemukannya ketika aku membongkar gudang, aku tidak tahu apakah ini suatu petunjuk atau hanya dia suka mengoleksi nya" SinB langsung membaca brosur tersebut.

"lo bisa bahasa Spanyol gak?" Robert langsung menggaruk rambutnya, "aku hanya bisa bahasa Latin" Eunha langsung merebut brosur lalu membacanya, "Museo Nacional de Antropología" Eunha langsung menghembuskan nafas nya. "Aku suka banget dulu ke museum. Dulu aku sama papa sering pergi ke sini"SinB langsung menatap Eunha, "masa?" Eunha langsung meletakkannya brosur tersebut di meja.

"Dulu, kalo papa aku pergi ke luar negeri seringnya bawa ke sini, ke museum" Robert langsung mengangguk "jadi kau ingat apa saja isi museum tersebut?" Eunha langsung mengangguk. "Semua tentang suku Maya dan Aztec" Robert langsung mengangguk, "baiklah itu akan memudahkan kita untuk mencari informasi" Robert langsung menghembuskan nafas nya lega.

*ting....

Eunha langsung mengambil hapenya dari kantong lalu mendengus kesal. "Sungjae?" Eunha langsung mengangguk. "Kenapa lagi dia? Gak ada kapok-kapok nya aku labrak ini orang" Robert yang hanya diam dan menyimak langsung berdehem untuk mencairkan suasana yang tegang. "apa aku boleh bertanya kepadamu tentang sesuatu?" Eunha dan SinB langsung menatap Robert "apa kalian tahu siapa Sungjae?" SinB langsung menggaruk rambutnya "mantan nya Eunha lah, siapa lagi mantannya Eunha? Jungkook? Jungkook adek sepupunya dia" Robert langsung mendengus kesal, "bukan itu maksudku, tuan muda Hwang" Robert langsung menyender kan punggungnya.

"Selain mantan nya, seperti keluarganya, latar belakang keluarganya" SinB dan Robert langsung menatap Eunha, "kok pada natep ke gue sih!" SinB langsung mengendik kan bahunya, "yang gue tau ya buyut nya abang Author"Eunha langsung meletakkan cangkir nya di coffee table, "dia punya dendam abadi" Robert langsung mengerutkan kening nya. "Apa dia dari keluarga Clemont?" Eunha langsung mengendik kan bahunya.

"Yang punya dendam abadi itu gak keluarga lo doang. Anak keturunan dari Ken Dedes sama anak keturunan dari Ken Arok. Gegara ngebunuh pake keris yang haus akan darah Mpu Gandring" Robert langsung mengerutkan kening nya "kenapa sejarah mu begitu sangat membingungkan" SinB langsung mengendik kan bahunya. "Lalu mengapa kau berpisah dengannya? Apa hanya gara-gara bocah tengil ini?" SinB langsung mendengus nafas nya kasar.

"Gue gak pernah jadi PHO ya! Eunha putusin Sungjae, karena Sungjae....." Robert masih menunggu SinB melanjutkan kata-katanya, "kita lanjutkan setelah pesan-pesan berikut ini" Robert langsung menyiramkan hot chocolate ke muka SinB, "KAU JANGAN MEMBUATKU KESAL" Eunha langsung tertawa melihat SinB dan Robert bertengkar. "MUKA TAMPAN GUE YA TUHAAAN...." Eunha langsung memberikan handuk basah lalu tertawa, "dah sayang, ganti bajunya sama lap muka kamu sana gih" SinB langsung berjalan menuju kamar mandi.

*brak...

Jennie langsung mengambil nafas banyak-banyak lalu menghembuskan nafas ndengan terburu-buru. Robert langsung menatap ke arah pintu, "ada apa Jen? Kau terlihat begitu sangat kacau" Jennie langsung menghembuskan nafas nya kasar. "Author..." SinB yang sudah berganti baju langsung menghampiri Eunha dan menyimak pembicaran Robert dan Jennie, "Jennie, Author kenapa??" Eunha langsung menggenggam tangan SinB erat, "Author...." Jennie langsung menatap sedih dan mulai terisak.

SinB langsung memeluk Eunha dan mengusap rambutnya "sayang ada aku oke?" Robert langsung menatap Jennie "hey, katakan kepadaku, Jennie. Katakan sekarang!!" Jennie langsung memeluk Robert lalu menangis. "Buyut....." SinB langsung menenggelamkan wajahnya di pundak Eunha. "Jangan bilang dia...." Jennie langsung mengangguk lalu menangis dipeluk kan Robert.

.

.

.

.

.

.

Robert, SinB dan Eunha langsung menatap tajam Jennie "mengapa kau menipu kami?" Jennie langsung menyengir bagai quda lalu memakan taconya dengan santai, "pengen ngejailin aja, abis nya kalian bertiga gampang banget sih di boongin" Robert langsung mendengus kesal, "kau akan ku balas!" Jennie langsung tertawa kecil SinB langsung menggigit burrito nya kasar lalu mendengus kesal.

"Jadi kapan dia akan ke sini? Aku merindukan cucu ku yang baik dan tidak membuat buyut nya menangis karena berita bohong" Ryujin dan Jennie langsung tersedak "hilih pilih kasih! Ntar gue laporin Elizabeth aja biar sekali tebas langsung mampus" Jennie langsung mengangguk setuju, "emang Author gak pernah buat lo jantungan??" Robert langsung menghembuskan nafas nya kasar. "pernah, tapi tidak pernah membuat ku sampai menangis" Ryujin dan Jennie langsung tertawa. "Aduhhh.... mukanya itu loh" Ryujin langsung menirukan wajah Robert dan SinB ketika mendengar kabar hoax buatan mereka.

"Ryujin sama kak Jennie makan dulu mendingan, ntar keselek loh" Jihyo langsung menaruh mangkok yang berisikan kuah bakso di meja lalu duduk di samping Irene, "kamu makan bakso?" Jihyo langsung memasukkan saus sambel dan kuah nya, "kangen masakan Indo. Di sini ada tapi susah nyarinya yang enak" Wendy hanya mengangguk, "kamu mau?" Sowon langsung memberikan mangkok kosong nya "dah cocok jadi kanjeng ratu" Ryujin langsung memakan taco ikan nya lalu menatap Chaeryoung. "Chaer?" Chaeryoung langsung menatap Ryujin.

"Kangen bunda?" Chaeryoung langsung mengangguk, "besok kita mampir oke? Sekalian ngunjungin kakak kamu" Robert langsung menatap Ryujin dan Chaeryoung, "aku ingin bertanya tentang calon menantu Anderson" Chaeryoung langsung menatap Ryujin, "gapapa Chaer, Robert orang baik. Dia buyut mertua kamu" Chaeryoung langsung mengangguk, "dimana orang tua mu?"

Ryujin langsung menatap Chaeryoung yang sedang menunduk, "princess" Ryujin langsung menatap Robert "emaknya dibunuh pas dia umur 15 tahun, dan tepat hari ini... udah ke tiga tahun. Kakaknya dia masuk RSJ, gue yang bayarin biayanya lewat duit yang bener" Robert langsung menatap Chaeryoung. "Apa... yang dikatakan cucu ku benar?" Chaeryoung langsung mengangguk "apa cucu ku yang membunuh kedua orang tuamu?" Chaeryoung langsung mengangguk.

"Dia masih trauma sama orang baru, jadi mohon maaf kalo Chaeryoung masih kaku. Dia berani kalo sama Author doang" Robert hanya mengangguk, "Ryujin ada yang ingin aku bahas....'" Ryujin langsung menaruh gelas nya dan menggeleng, "di sini, gue tau arah pembicaraan lo" Chaeryoung langsung menatap Ryujin "daddy..." Ryujin langsung tersenyum lalu ia menggenggam tangan Chaeryoung "gapapa kok, mereka perlu tahu semuanya" Chaeryoung langsung mengangguk, "Author ngebunuh mom and dad" Seluruh orang yang ada di meja makan tersebut langsung tersedak. "Me-mengapa?" Ryujin langsung menghembuskan nafas nya "cuman gara-gara obsidian blade mom nyuruh dad buat ngebunuh Queen Rachel" Robert langsung mengelap mulutnya

"Lalu?" Ryujin langsung mengusap punggung tangan Chaeryoung menggunakan jempol nya "Queen Rachel tau alasan Author ngebunuh mom sama dad, dan Author milih keluar dari Buckingham Palace, sementara gue... gue marah karena gue kira Queen Rachel yang ngusir Author" Robert langsung mengangguk.

"Jadi kau menjadi kartel hanya untuk..."Ryujin langsung mengangguk, "biar dia balik ke Buckingham" Ryujin langsung menghembuskan nafas nya lalu menatap Jennie, "terus, dia gali lebih dalam lagi dan ternyata dia ketemu sama kakak tiri kita, Jennie Kim" Jennie langsung mengangguk "lalu?" Robert langsung meminum air putihnya. "Aku ingin bertanya sebentar. SinB langsung menyuruh Robert untuk diam, "gue dulu bisa?" Robert langsung menatap SinB, "baiklah" SinB langsung menghembuskan nafas nya.

"Kenapa Author nyembunyiin ini semua? Kenapa dia gak pernah bilang ke gue?" Eunha langsung mengusap punggung SinB, "sayang udah.... kamu harus denger dulu penjelasan Ryujin ya? Semua itu ada alasannya" SinB langsung menghembuskan nafas nya kasar "gue gak tau alasannya dia apa nyembunyiin ini dari kalian yang pasti. Kalo misalnya... dia tanya gue udah omongin ini mending kalian tutup mulut" SinB langsung menggebrak meja.

"Hey, tenang dan duduklah!" SinB langsung duduk, "yang pasti, Author ngelakuin sesuatu untuk orang banyak bukan untuk dia sendiri, dan juga bukan untuk keluarganya sendiri" Robert langsung menghembuskan nafas nya kasar, "Ryujin benar SinB, mungkin dia sudah tau jika..." Robert langsung menggaruk rambutnya yang tidak gatal "jika... aku membuat kesalahan, dan dia tidak ingin mengulangi nya lagi" Ryujin langsung memakan taco nya.

"Lalu, Jennie Kim??" Jennie langsung menatap Robert, "aku ingin menanyakan sesuatu boleh?" Jennie langsung mengangguk "bagaimana Author menemukan mu?" SinB langsung menatap Jennie "well, sebenernya itu pengalaman yang paling gue benci dan memalukan sih kalo di inget, tapi yaudahlah lah gue ceritain" Jennie langsung meminum air putihnya "jadi waktu itu gue lagi cari one night stand, terus gue ke temuan sama dia. First, impression dari gue buat dia gans, rapi, dan dia boyfriend material banget. Kita udah deket, udah sering ketemuan dan..... karena gue penasaran sama dia, gue cari info tentang dia sampe ke akar-akarnya dan dia ternyata.... adek tiri gue" Jennie langsung meminum air putihnya.

"Awalnya sih, gue sempet pura-pura gak tau, Tapi lama-kelamaan dia langsung ngomong ke gue kalo gue itu kakak tiri nya dia. Dan dia adalah orang pertama yang menolak mentah-mentah pesona gue" Robert langsung mengangguk, "lalu kau mendapat teman kencan yang lain?" Jennie langsung mendengus dengan kesal, "sejak Author berhasil nemuin gue, gue gak nyari lagi" Robert langsung mengangguk. SinB langsung menggaruk rambutnya "kak Jen?"Jennie langsung menatap SinB.

"Gak pernah kumpul gitu?" Jennie langsung mengangguk "sering lewat Zoom" Ryujin langsung mengangguk, SinB langsung menghembuskan nafasnya kasar, "lo kenapa?" SinB langsung menggeleng "gapapa kok, enak banget sih kalo ngumpul kaya gitu" Robert langsung menatap SinB yang sedang menunduk sedih.

"Oh ya, Author bagaimana? Kapan dia ke sini?" SinB langsung menggaruk rambutnya "bininya bilang, Author di angkut pake yatch, gak tau kapan nyusul ke sini nya" Robert hanya mengangguk-angguk saja. "Baiklah, Jennie dan Ryujin cucu ku" Jennie dan Ryujin langsung menatap Robert.

"Setelah urusan ini selesai, apa yang kalian ingin lakukan?" Jennie langsung mengendik kan bahunya, "gue bukan Anderson, tapi katanya Author gue mau diajak sama dia buat ketemu Queen Rachel" Robert langsung mengangguk, "lalu, bagaimana denganmu Ryujin?" Ryujin langsung menghembuskan nafas nya, "gue mau buka usaha bersih" Robert langsung langsung mengangguk "aku harap kau bisa tidak menyentuh barang haram lagi" Ryujin hanya berdehem. "Tapi gue juga gak janji sih" Robert langsung mendengus dengan kesal.

SinB langsung menghembuskan nafasnya lalu menatap Eunha, "hey, kenapa?" SinB langsung menggeleng, "aku mau keluar sebentar" SinB langsung berdiri, "gue mau nyari angin sebentar" seluruh pasang mata langsung menatap SinB. "Lo gak suka sama suasana kaya gini?" SinB langsung menggeleng, "gue sebenernya... suka kok. Pengen malah, tapi gue kekenyangan" Robert langsung menatap SinB, "gue cari angin dulu" SinB lansgung berjalan menuju taman.

.

.

.

.

.

.

SinB langsung menatap langit lalu tersenyun, "bunda gimana kabarnya di sana? SinB kangen di peluk sama mama, bahkan... sekarang ayah udah gak ada waktu buat SinB. Kangen masa-masa dulu pas sama mama" Robert langsung duduk di bangku sebelah SinB lalu memberikan satu botol beer "thanks" SinB langsung mengambil satu botol bir dari tangan Robert lalu meminumnya, "nyokap gue... meninggal karena sakit, sementara bokap sibuk banget kerja. Gue kesepian. Gue ngeliat Anderson tadi jadi pengen banget punya adek atau gak abang yang setiap hari gue bisa ajak main baereng, gue jailin, dan kita mungkin sering curhat-curhatan" Robert langsung mengangguk.

"Aku turut berduka mendengarnya" SinB langsung mengangguk, "dengarkan aku, Anderson sangat berterimakasih kepada kalian. Kami mencoba untuk melindungi dan membalas kebaikan yang kalian berikan" SinB langsung mengangguk, "makasih" SinB langsung menundukkan kepalanya dan mengusap badan botol nya lalu menghembuskan nafas nya, "menurut lo, bokap gue sayang gak sih sama gue?" Robert langsung mengusap punggung SinB.

"Tentu saja, kecuali... kedua orang tua Author, Sooyoung dan Sunny Anderson telah melakukan hal yang membuat orang lain hampir celaka" SinB langsung menatap Robert, "jadi orang tua Author sama Ryujin gak sayang dong sama mereka?" Robert langsung mengendik kan bahunya, "aku tidak tahu, tapi mana ada orang tua yang mengorbankan anaknya untuk dijadikan mesin pembunuh?" SinB langsung mengangguk.

"Aku, Wells dan Elizabeth... dulu nya adalah sahabat. Bahkan aku tidak tahu, bahwa adikku Sam, juga menyukai Elizabeth" Robert langsung meminum bir nya, "aku dan Elizabeth bertengkar, karena aku tidak memiliki keberanian terhadapnya, tapi Sam... Sam langsung menyatakan cintanya setelah mengajak nya dansa" SinB langsung menatap Robert, "terus diterima?" Robert langsung tertawa. "Todak, Elizabeth tahu bahwa Sam dan teman-temannya mengadakan sebuah taruhan yang... menurut ku sangat tidak etis" SinB langsung mengangguk "taruhan cewek kan?" Robert langsung mengangguk.

"WOY!! Kalian ikut main poker gak?" Robert dan SinB langsung menengok ke belakang, "lo pengen ikut main poker? Blackjack 21?" Robert langsung mengangguk, "aku pernah bermain dengan temanku" SinB dan Robert langsung menghampiri Sowon.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.

ตอนถัดไป