webnovel

Bagian 14

Hanya keheningan yang menyelimuti keduanya, Bela berusaha mencari perhatian Angkasa lagi. "Sayang, kamu masih inget aku kan?" tanya Bela dengan nada manja, dirinya ingin memeluk Angkasa. Tapi cowok itu membatasi dengan tas.

"Gak." jawab Angkasa terkesan angkuh.

'Sabar bela, mungkin butuh waktu.'

🌸🌸🌸

"Kak, dongengin aku dong, biar bisa tidur." rajuk Lala.Bintang menangguk, ia akan mendongeng tentang Cinderella.

Angkasa belum pulang, entah apa yang dilakukan cowok itu sampai jam 9 malam. Bintang khawatir, bisa saja kan Angkasa lupa jalan pulang? Atau alamatnya tak ingat?

Sedangkan ditempat sebuah kafe yang masih buka, Angkasa mencoba mengerjakan sebagai writers ia ingin mengidupi dirinya dan sekolah dengan kecukupan, terutama pada anak kecil dirumahnya yang mengaku sebagai adiknya. Dia lucu, suka dongeng, dan menangis jika ia tak berada dirumahnya.

Angkasa menghampiri meja nomor 18 yang ingin memesan makanan. "Mas ganteng, udah punya pacar belum?" tanya cewek berambut blonde itu dan mengedip genit kepadanya.

"Maaf anda mau pesan apa?" Angkasa mengalihkan pembicaraan. Terbilang masih muda diantara pekerja kafe ini wajah Angkasa terlihat baby face, dan seperti remaja ganteng masa kini?

"Minta nomornya dong." godanya lagi.

"Oke, nomornya 42." jawab Angkasa melenceng malah ke ukuran sepatunya. Cewek ini sebal, nomor ponsel bukan itu sayang!

"Ehm, bukan itu mas. Maksutku.."

Sergio memanggil Angkasa dari meja kasir. Untunglah selamat, cewek genit memang perlu dikandangkan sejenak. "Angkasa! Sini deh, gue punya gosip hot." Sergio berteriak membuat seisi kafe menatapnya.

Dengan langkah malas Angkasa menghampirinya, kali ini ia akan meladeni Sergio demi menghindari cewek genit itu.

"Apa?" Angkasa menatap Sergio datar.

"Ini, gue di follow sama Serina, selebrgam yang ada centang birunya itu loh. Ngimpi apa ya gue bisa jadi sepopuler gini." ucap Sergio berlebihan. Angkasa meliriknya, benar Serina. Apanya yang populer? Followers 65 aja bangga.

"Oh, yaudah sana bikin slametan¹."

"Lo kira gue ultah? Gak lah," kemudian obrolan Sergio tentang Serina berlanjut terus hingga Angkasa tak menyadari bahwa sudah jam 10 malam.

🌸🌸🌸

Angkasa yang sedang fokus dengan buku kalkulusnya merasa terganggu saat Bela duduk disampingnya, merangkul manja.

"Angkasa... temenin aku yah." pinta Bela, Angkasa diam.

Virgo yang baru datang langsung menyahut. "Kemana? Biar abang yang antar, tanpa ongkos." kata Virgo genit.

"Boleh, anterin ke kuburan tengah malam yah. Aku mau nabur bunga di kuburan nenekku. Gak takut kan?" Bela mengizinkan, melencengkan pembicaraan. Niatnya ia ingin mengajak Angkasa nonton film romantis di bioskop.

Virgo memasang wajah takut, bulu kuduknya berdiri. "Eeee...gak deh, gak jadi."

Bela menyodorkan dua tiket yang sudah ia beli menggunakan uang bulanannya. "Sa, mau kan nonton bareng?" mendengar kata menonton dan tiket Virgo merampas satu tiketnya. Bela berdecak sebal.

"Kalau mau bohongin abang jangan kelewatan kayak tadi yah. Mau nonton aja pakai ke kuburan." daripada Bela mendengar ocehan Virgo, ia kembali ke kelasnya.

🌸🌸🌸

"Tapi aku gak bisa kak buat lupain Angkasa." cewek berseragam SMA PERMATA itu membantah akan perintah Farhan.

"Adik macam apa lo?! Jangan pernah lo diperbudak sama cinta. Coba lihat Angkasa, dia sama sekali gak membalas perasaan lo Bela!" gertak Farhan emosi, mau bagaimana kalau Farhan menyuruhnya menghabisi Angkasa di tempat yang sudah disediakan.

"Kalau kakak mau membunuh Angkasa, bakal aku lapor kasus ini ke polisi." bantah Bela. Farhan mengeluarkan pisau lipatnya, menodongkan benda tajam tersebut ke leher Bela.

"Kalau lo berani nolak, hembusan nafas terakhir lo akan lenyap sekarang juga. Mau hah pisau ini mengiris-iris wajah cantikmu?" ancam Farhan, Bela tak takut. Ia mengambil pisau Farhan saat kakaknya itu lengah.

Farhan tekejut. "Kenapa? Kakak takut? Jangan dendam, lebih baik memendam kecewa dan kata-kata kasar yang terbungkam." Bela melipat kembali pisau itu, ia masih waras agar Farhan bisa berubah ke jalan yang benar.

Tatapan penuh amarah dan Farhan tak akan pernah melepaskan Bela. 'Lihat saja! Orang-orang terdekatmu akan habis, sambutlah terorku dengan tepuk tanganmu Bela.'

Farhan menggebrak meja markasnya keras.

🌸🌸🌸

Bela menghela nafas tiga kali, Farhan memang tidak boleh diremehkan. Tapi ia harus yakin dengan kecerdikannya, Farhan akan mendekam dipenjara jika berani-beraninya menerornya.

Bela membuka novel yang ia pinjam di perpustakaan. Tunggu, Bela menginjak sesuatu. Ia mengambil selembar foto itu.

Target pertama:

Angkasa

Bela teebungkam, degup jantungnya tak terkontrol. Foto Angkasa dicoret menggunakan darah, Farhan. Siap-siaplah kau menyambut kehidupan baru dibalik jeruji besi. Entah apa yang akan dilakukan Farhan, tapi ia harus mulai serius, masa bodoh dengan cintanya. Ia harus bekerja sama dengan geng Elang dan juga Bintang.

Saat istirahat, Bela menghampiri meja Virgo. "Virgo, boleh minta tolong?" pinta Bela khawatir, bisa saja Virgo menolaknya.

Melihat raut wajah Bela yang khawatir pun Virgo menangguk. "Boleh ada apa?" Virgo menahan rasa laparnya, wajah Bela kini agak pucat. Sakit?

Bela memberikan foto Angkasa dengan tangan gemetar. "Gue serius go, gue takut kalau Angkasa kenapa-napa. Dan ini semua pasti gak main-main, jagain Angkasa dimanapun, ajak geng Elang juga dan Bintang." saran Bela memperjelas, Virgo yang awalnya tak tau maksud Bela mengangguk faham. Ah, serangan teror lagi, Farhan. Nama itu harus disapu bersih bersama kejahatannya.

"Baiklah, terima kasih buat infonya. Dan jaga diri lo baik-baik Bela, gue tau foto ini itu buat ngancam lo. Terutama orang terdekat lo yang sangat berharga. Mulai sekarang, jangan sungkan gabung sama kita." ucap Virgo menyambut pertemanan. Rangga dan Pandu yang baru saja mendapatkan siomay-nya mengerut Bingung. "Ada apa ini?" tanya Rangga dingin.

"Nanti gue jelasin." jawab Virgo.

🌸🌸🌸

¹Slametan:Membagi-bagikan nasi atau sejenis buah. Dalam bahasa jawa slametan berarti untuk keselamatan, bersyukur apa yang didapat dengan membagikan sejenis makanan yang telah diucapkan doa.

Next chapter