"Berpikir apa?" Calista memicingkan matanya.
"Berpikir tidak usah merayakan resepsi pernikahan." Sahut Darren lagi.
"Karena?" Andaikan aku tidak sedang terluka, ingin rasanya aku mencekik lehernya, batin Calista.
Sebegitu mudahnya kah dia menyetujui ucapanku?
"Karena kamu sedang terluka, sayang. Memang apa yang ada dalam isi kepalamu yang kecil ini?" Darren memegang gemas kepala Calista dengan kedua tangannya.
"Tidak ada. Aku pikir karena kamu memang tidak ingin mengakui aku sebagai istrimu, karena kita menikah …"
Darren langsung menutup bibir mungil Calista dengan jari telunjuknya yang besar.
"Ssst, jangan pernah mengucapkan itu lagi. Kamu tahu? Aku sudah merobek kertas itu sesaat kamu masuk kerumah sakit karena kejadian ini." Ujar Darren dengan mantap.
"Benarkah?" Calista menatap tidak percaya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com