Setelah makan siap, Luna Aswangga meletakkan semua hidangan di atas meja.
Galang Mahardika melihat hidangan lezat di depannya, merasakan ledakan depresi di hatinya.
Dia menggunakan sumpit dan sendok untuk mencicipi beberapa suapan, warna, wangi, dan rasanya enak, bahkan lebih enak daripada juru masak yang dia pekerjakan dengan gaji tinggi.
Dia benar-benar meremehkannya! Apakah ada yang tidak bisa Luna lakukan?!
Luna Aswangga dengan hati-hati melihat ekspresi Galang Mahardika.
Luna pikir dia bisa memadamkan api setelah makan, tetapi justru wajahnya semakin kusut saat mengunyah makanan.
Galang Mahardika makan sebentar dan membuang sumpitnya, "Jangan makan!" Dia bangkit, mengangkat Luna Aswangga ke samping, dan berjalan ke atas.
Makin enak makanannya, makin marah dia. Karena pertama kali wanitanya memasak adalah untuk pria lain!
Luna Aswangga sedikit bingung dengan reaksi Galang Mahardika yang seperti ini, "Paman, apa yang akan kamu lakukan?!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com