Davira menatap lukisan besar yang ada di depannya. Ruangan ini memang sedikit asing untuk dirinya sekarang, mengingat ini adalah kali pertama dirinya datang sebagai pemimpin sah perusahaan milik sang ayahanda. Gadis itu terus saja menghela napasnya ringan. Gelisah mulai dirasakan oleh Davira. Tugas yang ada di pundaknya sekarang lebih besar. Ia adalah penentu nasib perusahaan besar ini sekarang.
Suara pintu diketuk membuyarkan fokusnya. Netra indahnya mulai menangkap pergerakan gagang pintu diikuti dengan suara berat nan lirih yang menyela. Davira terus menatapnya. Mencoba menerka siapa kiranya yang datang menyambangi dirinya di sini. Jika bukan Tuan Raka, maka Davira berharap itu adalah Ibu Ela. Wanita baik yang selalu tersenyum padanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com