Mengingat kalimat dari Tuan Raka benar-benar membuat hatinya sedikit lega. Sang papa bahagia akan keputusannya dari awal. Sedikit melegakan sebab ia mengira sebelum ini sang papa hanya terpaksa menerimanya sebab tak enak hati pada dirinya. Ia sudah menelantarkan Davira kala kecil, ia mengira bahwa sang papa tak ingin kembali melakukan kesalahan yang sama. Davira paham, semua itu hanya pemikiran konyolnya saja. Usia sekarang ini tak pantas ia memikirkan hal yang seperti itu.
Kembali mobil itu melaju membelah padatnya jalanan. Selepas menyusuri setiap sudut bangunan yang akan menjadi rumah kedua untuknya minggu depan, ia memutuskan untuk kembali keluar dari bangunan kantor. Menolak tawaran Tuan Raka untuk mengajaknya makan bersama. Pria itu hangat. Memperlakukan dirinya sangat sopan dan penuh kehati-hatian. Davira merasa nyaman dekat dengannya meskipun itu baru pertama kali ia bertemu dan bersua dengan Tuan Raka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com