"Kak Davira boleh masuk?" Davira mengetuk pintu perlahan. Disela ketukannya ia berbicara lirih. Sangat lirih. Takut-takut kalau Raffa terganggu dengan suara lembutnya itu.
"Hm." Satu suara menimpali dari dalam ruangan. Singkat memang, namun cukup untuk menjadi dasar penarikan kesimpulan bahwa Davira Faranisa diterima baik dan diperbolehkan untuk datang membesuk. Gadis bermata bulat itu tersenyum tipis. Mendorong perlahan pintu kayu di depannya. Melangkah masuk dengan sangat hati-hati. Sekilas tatapannya menyusuri segala sudut ruangan yang didominasi cat abu-abu dengan beberapa lukisan bergaya retro yang tentunya adalah selera seorang remaja laki-laki beranjak dewasa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com