Dersik membisik. Menemani hening yang terjadi kala Davira memutuskan untuk keluar dari dalam ruang rawat pasien yang baru saja dikunjungi olehnya. Bukan tanpa alasan Davira keluar dari sana, sebab satu dasar alasan yang kuat menggebu dalam batinnya saat ini. Harga make up yang dipoleskan di atas parasnya malam ini sangat mahal! Ia ingin datang dengan wajah cantik, maka ia pulang harus dengan wajah cantik pula. Tak akan ada air mata malam ini. Tak akan ada keributan dan emosi yang meluap-luap. Davira sudah dewasa. Melepas masa labil meskipun tak sepenuhnya pergi dari dalam diri.
Gadis itu memungkaskan obrolannya dengan Almira sesaat setelah permintaan terakhir terucap di dalam celah bibir wanita tua itu. Seakan menegaskan pada Davira Faranisa untuk tak terus berada di tempat ini jikalau ia tak ingin lepas kendali.
Davira pergi! Mendorong pintu yang ada di depannya dan keluar tanpa mengucap sepatah kata pun untuk mengubris tiga permohonan darinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com