"Davira! Bisa tolong buangkan sampahnya ke tempat sampah?" Suara mamanya lantang memenuhi ruangan. Menginterupsi gadis yang baru saja ingin berjalan kembali menaiki satu persatu anak tangga untuk sampai ke dalam kamarnya yang baru saja ditinggalkannya beberapa menit lalu sebab rasa haus melandanya. Davira mengerang ringan. Berjalan gontai menyambangi tempat keranjang sampah di sisi ruangan. Menyambarnya kasar kemudian tegas mendorong pintu yang ada di depannya. Melangkah keluar dengan langkah sedikit gontai sembari sesekali menghela napasnya ringan. Jujur saja selepas pertengkaran kecil bersama Adam, Davira tak bisa benar lolos dari perasaan gelisah dan bersalah. Dari sekian banyak hal yang bisa dikatakan untuk mengekspresikan rasa sakitnya sebab tamparan fakta yang diterima Davira Faranisa di awal hubungannya dengan Adam, mengapa harus kata putus yang terucap?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com