webnovel

Menyukai dirinya

"Foto ini akan aku publikasikan. Bahwa Lyra sudah menggoda pemimpin dari perusahaan yang terkenal itu." Kata orang itu sambil melihat foto - foto itu di smartphone nya.

Orang itu pun, mulai menguploadnya di sosmed, mulai dari Instagram, Twitter dan lain - lain. Dengan tertawa menyeringai, ia merasa sebuah permainan akan segela terjadi.

"Lihat saja, sesuatu yang menarik akan segela terjadi."

Keesokan hari nya, saat Lyra sampai ke kantor bersama Steve, semua karyawan menatap mereka dengan tatapan yang mengarah pada Lyra. Lyra yang merasa dirinya di lihati banyak orang pun tergesa - gesa pergi ke ruang kerja nya. Steve yang kebingungan, ada apa yang terjadi pada Lyra juga merasa khawatir.

Sesampainya di ruang kerja, Steve pun langsung menghampiri Lyra.

"Apa yang terjadi, Lyra?" Tanya Steve khawatir.

"Tidak tahu Steve, semua orang di kantor. Melihat kearah diriku." Jawab Lyra dengan sedih.

"Sebentar, akan aku cari tahu." Steve keluar dari ruangan nya. Dan mengumpul para karyawan yang sedang bekerja.

"Apa yang terjadi? Apa ada berita sesuatu?" Tanya Steve yang membuat semua orang disana tidak bisa menjawab.

"Kenapa semua nya diam?" Tanya Steve lagi.

"Itu, tentang berita yang sedang trending di Twitter, Tuan." Jawab Lexa dengan lirih.

"Berita apa itu?" Tanya Steve.

"Ini Tuan." Lexa pun memberikan smartphone nya pada Steve, dan Steve melihat foto dirinya dan Lyra sedang di parkiran kemarin.

"Siapa yang meng - upload ini?" Tanya Steve pada Lexa.

"Tidak tahu, Tuan. Soal nya ini, orang kantor sudah tahu semua." Kata Lexa.

Steve kembali keruang nya dan mengecek Twitter, dan menghubungi pusat akan hal itu. Pasalnya posting itu tidak dapat di hapus. Setelah di teliti lebih lanjut, akun yang mengepost foto tersebut, seperti nya adalah orang yang berada di kantor nya, tapi siapa?

Lyra yang sendari tadi mengerjakan beberapa tugas Steve, merasa sangat merepotkan Steve akhir - akhir ini. Lyra memutuskan agar tidak menyusahkan Steve lagi mulai hari ini. Karena ia tidak mau, hanya gara - gara dirinya sehingga Steve ikut terlibat juga.

Steve pun kebingungan, ia akan mencari tahu lebih lanjut siapa orang itu. Lexa yang sedari tadi di ruang kerja nya. Merasa puas karena Lyra di permalukan. Ia tidak ingin jika Lyra mendekati Steve.

Beberapa orang wartawan pun berdatang, dan berdiri di pintu masuk kantor. Membuat para karyawan yang lain merasa terhambat untuk melewati kerumunan. Seorang karyawan pun masuk ke dalam ruang Steve.

"Tuan, di depan banyak para wartawan. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya karyawan itu.

"Tunggu, aku akan segera ke sana." Kata Steve sambil bangkit dari kursi nya.

"Baik Tuan." Karyawan tersebut pergi keluar.

Steve pun berdiri di depan Lyra yang sedang sedih akan masalah ini.

"Lyra, dengarkan aku. Anggap saja kamu kekasih ku, mengerti?" Kata Steve sambil berlutut memegang pundak Lyra.

"Tapi, kenapa? Aku bukan kekasihmu, Steve." Jawab Lyra bingung.

"Begini, aku belum menemukan orang yang memposting gambar tersebut. Dan para wartawan sudah berkumpul di depan, pasti mereka akan menanyakan hal itu. Apakah kita sepasang kekasih? Dan juga, karena perusahaan ini menjadi perusahaan tersukses sepanjang tahun. Pasti akan gempar akan masalah ini. Hanya karena, seorang bos memacari sekretaris sendiri. Bagaimana apa kamu bersedia menjadi kekasih pura - pura?" Jelas Steve panjang lebar.

Lyra pun berpikir, mungkin ada benar nya juga menjadi kekasih pura - pura.

"B - baiklah." Kata Lyra dengan ragu - ragu.

Steve pun tangan Lyra keluar ruangan menuju pintu depan keluar masuk tersebut. Saat mereka melintasi, ruang kerja karyawan disana. Merasa terkejut melihat hal itu. Bagaimana bisa seorang bos besar dan juga anak seorang CEO memacari sekretaris nya sendiri? Itu diluar dugaan mereka masing - masing.

Dengan berani, Steve berjalan menggandeng tangan Lyra. Lyra yang tersipu malu, hanya bisa menundukkan sedikit kepala nya. Para wartawan pun berkumpul menghampiri Steve dan Lyra.

Pertanyaan demi pertanyaan, ditanya bertubi - tubi pada mereka. Suara dan bunyi jepretan foto pun menghiasi suasana tersebut.

"Harap tenang." Kata Satpam penjaga perusahaan tersebut.

"Tuan, apa benar Anda memiliki kekasih?" Tanya wartawan itu pada Steve.

"Ya, saya memiliki nya." Jawab Steve dengan tenang.

"Bagaimana dan kapan Tuan memiliki kekasih. Padahal Tuan adalah seorang bos besar dan anak dari CEO. Apa itu tidak mengganggu pekerjaan Tuan?" Tanya wartawan yang lain.

"Sudah lama saya memiliki kekasih, dan itu menganggu pekerjaan saya sama sekali." Jawab Steve.

"Apa kami boleh tahu siapa nama wanita itu?" Tanya wartawan.

"Ya, namanya Lyra Vanessa." Kata Steve sambil mengenggam tangan Lyra.

"Ah, Nona apa saya boleh tahu. Nona bekerja sebagai apa?" Tanya wartawan yang mengalihkan pertanyaan pada Lyra.

"Saya bekerja sebagai sekretaris Steve." Jawab Lyra dengan tenang.

"Tidak, sebagai sekretaris pribadi saya." Sahut Steve sambil mengalihkan pandangan nya pada Lyra.

Semua wartawan tersebut terkejut mendengar pernyataan dari Steve.

"Apa sudah selesai. Permisi, kami harus pergi." Kata Steve sambil menarik tangan Lyra dan berjalan ke parkiran lalu masuk ke dalam mobil nya.

Para wartawan pun mengikuti mereka, karena belum selesai bertanya. Dengan segera Steve menyalahkan mobilnya. Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya diam. Steve menghela napas dengan lega, karena telah melewati kerumunan itu.

"Steve, kita akan pergi kemana?" Tanya Lyra bingung.

"Pergi kemana ya. Aku juga tidak tahu." Kata Steve yang sama - sama bingung.

"Hahhh..." Lyra menghela napas. Dan melihat jam di tangan kanannya menunjukkan pukul 11.00.

"Sudah jam 11.00." Kata Lyra.

"Cepat sekali, ya sudah sekalian berhenti ke rumah aku aja, ya. Kita makan siang sebentar. Lalu balik lagi." Kata Steve.

Mereka pun sampai ke rumah Steve, dan Lyra dan Steve turun dari mobil. Steve pun masuk ke dalam rumahnya, dan mempersilahkan Lyra untuk masuk.

Lyra terperangah melihat rumah Steve yang besar dan megah. Sesampainya di ruang tamu, pembantu dan Ibu Steve menghampiri mereka yang sedang duduk.

"Steve, ada masalah apa di kantor mu, Steve. Sampai - sampai trending di sosial media?" Tanya Ibu Steve.

"Jadi begini, Bu. Steve kemarin nganterin ini, Lyra ke rumah nya, Bu. Terus ada fotoin aku sama Lyra waktu di parkiran kantor kemarin. Tapi, masalah nya Bu. Orang yang mengupload foto itu bekerja di kantor. Jadi, aku terpaksa bohong pada awak media, kalau aku dan Lyra sepasang kekasih karena tidak mau jika harus di tanya terus. Lagipula, aku juga menyukai Lyra" Kata Steve menjelaskan ke Ibu panjang lebar dan membuat mata Lyra terkejut mendengar Steve.

"Dimana gadis itu?" Tanya Ibu Steve.

"Itu, Bu. Dia sekretaris pribadi ku." Kata Steve sambil melihat Lyra.

"Hm, tidak apa sih. Lagian kamu tidak mau pacaran sampai orang yang kamu cari ketemu. Yang kamu bilang waktu remaja. Sekarang sudah ketemu ya." Goda Ibu Steve.

Steve tersenyum tipis mendengar goda Ibunya. Lyra hanya bingung dan tahu apa - apa.

"Nak Lyra, bantu Steve ya. Kadang - kadang ni anak susah diatur kelakukan nya." Kata Ibu Steve sambil tersenyum pada Lyra.

"Baik Tante." Jawab Lyra dengan membalas senyum Ibu Steve.

"Oh iya, Ayah bakal pulang 3 bulan lagi, Steve." Kata Ibu Steve.

"Iya Bu. Kami lapar Bu, ini udah siang." Kata Steve sambil merengek kepada Ibu nya.

"Dih, sudah dewasa. Kelakukan nya seperti anak TK saja. Ayo, makan siang bersama." Ajak Ibu Steve ke ruang makan.

Steve berpikir bahwa Ayahnya tidak akan menyetujui hubungannya. Masa lalu ini akan segera terulang kembali.

"Tapi apa yang harus aku lakukan. Sedangkan Lyra belum ingat sesuatu. Walaupun sudah mengingat sedikit, tapi masih tidak mengerti." Guman Steve dalam hati.

Mereka pun makan siang bersama. Sambil makan siang, Steve juga mengerjakan pekerjaannya. Dan mendaftar, bahwa pekerjaan nya sudah selesai. Steve mengambil ponsel nya dan menelepon Lexa.

"Halo, Lexa. Apakah ada kendala di kantor? Oh, iya semua pekerjaan yang saya perintahkan sudah selesai?" Tanya Steve.

"Halo Tuan, sudah selesai Tuan. Hari ini tugas selesai lebih cepat. Dan tidak ada kendala hari ini." Jawab Lexa.

"Ah, baiklah. Tolong umum kan bahwa hari ini pukul 15.00 bisa pulang ke rumah masing - masing. Karena pekerjaan sudah selesai. Anggap saja refreshing sekali - kali." Perintah Steve.

"Baiklah Tuan. Terima kasih." Lexa pun mematikan teleponnya.

Lexa masih kesal, hal ini di luar dugaannya. Ternyata Steve dan Lyra sepasang kekasih.

"Ini tidak bisa di biarkan." Geram Lexa.

Lyra pun menghampiri Steve di pribadi nya.

"Steve, tugas yang kamu suruh sudah selesai." Kata Lyra sambil menyerahkan flashdisk nya.

"Baiklah. Ayo duduklah, minum teh dan kue dulu." Tawar Steve.

"Tidak Steve, aku harus pulang." Tolak Lyra secara halus.

"Ah, baiklah. Mari aku antarkan."

Steve pun mengantarkan Lyra, dan sesampainya Lyra di rumah. Steve juga tidak lupa berpamitan dengan Ibu panti tersebut. Sepanjang perjalanan, Steve berpikir apakah Ayahnya akan melakukan hal yang sama atau tidak? Dan siapa yang memposting gambar tersebut?

"Sebuah takdir mungkin akan terulang kembali kedua kalinya. Dapatkah kamu mengatasinya?"

LaveniaLiecreators' thoughts
Next chapter