webnovel

Dia adalah Direktur Shengyuan? (5)

Editor: Wave Literature

Meng Qingcheng sedikit terkejut saat mendengarnya, bagi Tang Yu itu bukanlah tempat yang tidak ada artinya.

Dia tidak banyak bicara dan hanya mengangguk kemudian pergi setelah menutup pintu.

Setelah menutup pintu, Meng Qingcheng menatap Pengacara Li sambil tersenyum, "Masalah ini, mohon agar Pengacara Li merahasiakannya, tidak boleh diketahui oleh siapa pun… terutama tuan besar, kamu juga mengerti, kan?"

Pengacara Li dekat dengan keluarga Tang, apalagi dia juga melihat Tang Yu tumbuh dewasa…

"Tentu saja aku tahu, tidak usah memberitahuku lagi." Pengacara Li mengatakannya sambil tersenyum, dia tidak menyangka kalau Tang Yu bisa membeli seorang wanita.

Setelah mereka pergi, Pei Qiqi mulai merasa agak gugup.

Tang Yu meliriknya sekilas, seperti mengerti apa yang sedang dipikirkannya, "Kalau tidak ada hal lain lagi maka tidurlah dulu, aku masih ada rapat daring dengan orang Amerika."

Pei Qiqi menjawab singkat, dia merasakan tubuhnya jadi lebih santai. Tapi saat ini, tiba-tiba perutnya berbunyi.

Tang Yu yang hendak pergi meninggalkan ruangan itu pun menghentikan langkahnya, dia lalu tersenyum kecil dan bertanya, "Lapar, ya?"

Pei Qiqi menunduk, bulu matanya yang panjang menutupi sebagian matanya, seperti dua baris kipas yang tebal.

Cantik dan lucu.

Tang Yu menatapnya dalam diam. Dia telah membeli Qiqi, di satu sisi karena dia adalah satu-satunya wanita yang bisa dia terima untuk melakukan hubungan pria dan wanita dengannya, selain itu juga karena kecantikannya yang sangat langka.

Dia mengambil telepon untuk memanggil petugas layanan kamar.

Setelah menutup telepon, Tang Yu menatapnya lagi, "Nanti buka pintu dan ambil sendiri, tidak perlu dibereskan, besok akan ada orang yang membereskannya."

Dia sepertinya sangat sibuk, setelah bicara dia pun langsung masuk ke ruang kerja dan menutup pintu.

Dua menit kemudian ada suara ketukan pintu, Pei Qiqi pergi membuka pintu dan mendapati seorang pelayan sedang mengantarkan makanan ala Barat untuknya.

Dia seharian tidak makan, saat ini lambungnya kosong, tapi setelah beberapa suap dia tidak bisa makan lagi.

Pei Qiqi tidak suka dengan makanan barat.

Setelah makan, dia berjalan dengan hati-hati ke kamar, melihat ranjang mewah itu sejenak, lalu berbaring di sana sambil menarik selimutnya dengan perlahan…

Dia merasa dirinya seperti seorang domba yang sedang menunggu disembelih untuk dinikmati oleh serigala besar kapan saja, sedangkan serigala itu sekarang sedang ada di ruang kerja…

Dia sedikit tegang dan mengira jika dirinya tidak akan bisa tidur, tapi karena terlalu lelah, setelah melawan beberapa saat dia akhirnya perlahan terlelap…

Tang Yu kembali ke kamar, dia masih tertidur pulas belum bangun, sarung bantal sutra hitam legam itu membuat wajah kecil putih yang terlihat separuh saja itu semakin menawan.

Hidung Tang Yu seperti mencium aroma harum, itu adalah aroma khas yang dimiliki seorang gadis muda.

Pei Qiqi yang sedang tertidur pulas itu pun tanpa sadar menendang selimutnya hingga terbuka. Dia mengenakan sebuah gaun berwarna hitam terbuat dari sutra asli yang menempel di tubuhnya, sekarang gaun tersebut sedikit tergulung, membuat tubuhnya samar-samar terlihat sangat menggoda.

Tang Yu mengulurkan tangan panjangnya, perlahan membuka pakaiannya sendiri, tatapannya terus tertuju pada Pei Qiqi… sampai akhirnya dia masuk ke kamar mandi.

Tubuhnya terasa segar saat dia keluar dari kamar mandi. Dia kemudian berganti dengan gaun mandi yang bersih, berbaring di samping Pei Qiqi dan menarik gadis yang sedang tertidur pulas tersebut ke dalam pelukannya.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Tang Yu duduk di kasur dan melempar gaun cantik itu ke lantai.

Lebih nyaman jika memeluknya seperti ini… lembut dan harum, sangat memuaskan.

Dia sama sekali tidak melakukan apa pun dan hanya memeluknya saja sambil sedikit meraba-raba merasakan tubuh yang masih muda tersebut.

Dia tidak membencinya, bahkan meskipun dia memiliki gairah yang kuat, tapi semalam dia sudah terlalu banyak melakukannya.

Sudut bibirnya terangkat senang… sepertinya mempertahankannya adalah keputusan yang bijaksana.

Next chapter