webnovel

titik tanpa tinta

Aku menarik lengan Bimo untuk mempercepat langkah, begitu masuk, kami duduk di kursi sesuai dengan nomor tiket nya, tidak begitu penuh tapi cukup ramai yang nonton.

Film sudah dimulai, ruangan beralih menjadi gelap dan layar besar disana mulai memutar filmnya, aku sangat penasaran dengan film ini sebab kawan sekelasku pernah membicarakannya. Aku duduk di sisi kiri, sedang Bimo di di sebelah kananku.

Bimo masih saja tenang seperti saat di mobil tadi, setelah meletakkan pop corn caramel di pangkuanku, dia senyum sambil mengusap pipi kananku lembut dengan punggung tangannya. Aku kembali salah tingkah sebab dia begitu.

Kemudian dia berpaling ke layar besar di depan sambil menopang dagu dan menumpu kaki kirinya diatas kaki kanan, terlihat datar tatapannya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter