Melihat tatapan kaget Yura, Iqbal tiba-tiba menganggapnya menarik. Dia mengulurkan tangannya, seolah tidak bisa menahan diri untuk menyentuhnya.
Tapi Yura mundur tanpa sadar, "Iqbal, apakah kamu ingin memanfaatkan diriku lagi?"
"Apa pun yang kamu katakan, selama aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, apa bedanya jika aku memanfaatkan dirimu?"
Yura tetaplah orang yang bersikeras untuk menempuh jalannya sendiri, dan dia tidak akan mendengarkan Iqbal, tidak peduli seberapa banyak Iqbal telah membujuknya. Tidak peduli berapa banyak Iqbal mengatakan kepadanya bahwa dia mencintainya, sikap keras kepala Yura tidak dapat diubah.
Yura bangkit dari tanah dengan rasa sakit di tubuhnya. Tubuhnya penuh dengan bensin, dan baunya menjijikkan. Dia membersihkan tangannya dengan jijik, "Kapan kita akan pergi?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com