Yura mengikuti pelayan ke kamar di lantai dua. Segera setelah dia masuk dengan sepatu hak tingginya, pintu di belakangnya tiba-tiba ditutup oleh seseorang di luar. Setelah dia menyadari ada yang tidak beres, dia berbalik dan menarik kenop pintu dengan keras, tetapi pintunya tetap tidak bisa terbuka. "Hei, apakah ada orang? Buka pintunya!"
Pintunya tidak bisa dibuka, jadi Yura menepuk keras pintu itu dengan tangannya. Dia berharap ada orang yang mendengarnya. Satu-satunya orang yang bisa membantunya tampaknya bukan orang lain, kecuali Iqbal. Tapi sekarang tampaknya dia tidak bisa mengandalkan Iqbal sama sekali. Apa yang harus Yura lakukan sekarang? Tidak mungkin dia berada di sini selamanya, bukan?
"Berhentilah berteriak, aku menghabiskan banyak uang untuk memasang pintu kedap suara ini. Menurutmu apakah ini bagus?" Tiba-tiba ada suara di belakangnya. Yura berbalik tanpa sadar. Dia melihat Ramon yang tadinya memakai jas dan sepatu, tapi sekarang dia hanya menggunakan boxer.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com