Berbeda dengan di situ, di sebuah ruangan yang sangat gelap. Hingga tak ada lagi cahaya sama sekali di ruang tersebut, berdirilah beberapa orang yang berbicara atau lebih tepatnya berdiskusi satu sama lain. Tidak terlihat wujud penampakan mereka, hanya antara mereka saja yang dapat melihat satu sama lain dengan kemampuan khusus yang dimiliki anggota kelompok tersebut.
"Apa perintah Yang Mulia?"
"Tentu saja perintah untuk menyerang tempat itu."
"Lalu apa akan kita mulai sekarang."
"Aku inginnya begitu. Tapi aku pikir sekali lagi, nampaknya kita harus menunggu beberapa hari lagi. Permainan akan lebih menyenangkan bila musuh sudah bersiap."
"Anda mempersulit keadaan Tuan, tapi kalau begitu saya rasa anda punya sebuah rencana."
"Tentu saja, dan mumpung kita masih belum dalam keadaan penyerangan, apa ada yang ingin menyumbang sebuah ide untuk memulai 'percikan api' kita? kalian pastinya tahu kalau dalam sebuah konflik tidak akan berjalan bila tak ada sumbu yang dinyalakan."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com