Hari pemakaman tiba, tepatnya keesokan harinya setelah Liana masuk rumah sakit kemarin. Leon beserta seluruh Teman-temannya sudah berada di tempat pemakaman. Pemakaman ini dihadiri oleh seluruh warga Tummulotary Academy dan terutama oleh Nenek Louvinna beserta teman-teman Liana.
"Liana...hiks hiks Nenek tidak ingin kamu meninggalkan Nenek seperti ini," ujar Nenek Louvinna yang menangis tersedu-sedu. "Hanya kamulah satu-satunya alasan Nenek untuk hidup sampai sekarang. Hiks hiks."
Lyosha masih memeluk Nenek Louvinna yang menangis, berusaha menyalurkan kekuatan dari hatinya untuk Nenek Louvinna walau sebenarnya hati Lyosha kini juga telah hancur berkeping-keping. Lyosha berulang kalia menengadah ke atas guna menahan air matanya. Ia sudah menangis sedari kemarin dan tak berhenti sampai sekarang, matanya sampai membengkak dibuatnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com