"Ups, maaf aku menusuk adikmu," ujar mahluk itu tanpa perasaan bersalah.
Lyosha berusaha untuk membayangkannya, ia malah berusaha untuk membayang kalau mahluk di depannya ini yang tertusuk senjata raksasa hingga mati.
Namun tak terjadi apa-apa, Lyosha menyernyit heran. Dan lalu dibalas oleh gelak tawa dari wanita itu.
"Kenapa? mencoba menumbangkan diriku dengan kekuatan ku sendiri? kau bodoh atau pura-pura tidak mengerti hah? aku rasa kau itu campuran keduanya."
Lyosha geram, tapi ia berusaha mengatur emosinya. Kalau tidak ia bisa kelepasan terhasut dan membayangkan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya dan teman-temananya. Terutama bagi adiknya yang sudah dalam batas maksimalnya.
"Beristurahatlah adik kaku bodoh. Kau sudah melakukan yang terbaik." Lyosha mengucapkannya tanpa menoleh pada Lysander. "Kau memang pantang menyerah, aku bangga padamu."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com