"Ayo kita serang bersama!" seru Moriz yang mulai mengayunkan sabitnya.
"Baik Moriz!" seru Antonio dan Laze.
"Kita sudah jauh dari malaikat maut menyebalkan itu, Videre Animalem!"
"Baiklah! tubuhnya besar, gelombang suara ku pasti mengenainya. Verum Diceressa! berhenti bergerak!"
"Berhati-hatilah anak muda, kalau gelombang mu mengenai ku, aku pun tak bisa bergerak jadinya,"
"Ehh? maaf Moriz, aku terlalu bersemangat,"
Kini mereka bertiga mencoba menyerang monster setengah banteng itu secara bersamaan. Tidak ada kata menyerah, walau terasa tidak mungkin mereka akan mencoba sebisa mungkin untuk melampaui batasan mereka sekarang ini.
"Darkusius Trahere!"
Monster itu mulai kesulitan bergerak, ditambah dengan kakinya yang mulai terperangkap dalam lubang kegelapan milik Moriz. Perlahan kegalapan itu menggisap monster tersebut ke dalamnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com