"Liana, apa kau sudah mempelajari materi untuk masuk tes Tummulotary Academy?" tanya Nenek Louvinna seraya memegang bahu Liana.
Liana yang dikagetkan dari belakang lalu menoleh, "Sudah Nek, tapi masih ada sedikit kendala untuk materi-materi rumit. Beberapa jenis buku di perpustakaan desa ada yang hilang. Seperti buku ramuan racun magis putih, materi itu sangat langka...mengingat mengolah dan memanfaatkan jenis tanaman itu sangat berbahaya." ujar Liana.
Nenek Louvinna mengangguk paham. Memang perpustakaan desa tidak selengkap di kota. Namun mencari di kota saat sekarang ini sama saja mencari jarum dalam tumpukan jerami. Orph yang ada di pusat kita dan daerah sekitarnya sudah berebut mencari buku tersebut. Bukannya Liana malas berusaha mendapatkan buku-buku yang diperlukan seperti itu. Karena saat Liana pergi ke kota untuk mencari buku-buku materi itu semuanya sudah habis di borong oleh para Orph lain.
Tes yang akan di adakan oleh Tummulotary Academy bukan sembarang tes. Apalagi untuk para Orph yang tidak terlalu memperlajari materi ilmu magis...bahkan belum sama sekali memperlajarinya akan sangat kesulitan menghadapi tes ini.
Tidak hanya lima atau enam mata pelajaran yang akan dijadikan materi ujian tes pengetahuannya. Melainkan delapan belas mata pelajaran. Mulai dari Sejarah magis yang merupakan induk dari materi Tragedi Keterkaitan Magis, Catatan Hukum Serangan Berpengaruh, dan Penyebarluasan Ilmu Magis Dalam Perkembangan Kerajaan. Ilmu Herbal, yang merupakan induk dari sub mapel Tata Ramuan Magis Putih, Penelitian Kesehatan Magis dan NonMagis, Penangkalan Ramuan Magis Hitam dan Unsur Terkait. Dari Ilmu Timbal Balik Pasti ada sub mapel yang terdiri dari Perhitungan Hukum Kejadian, Analisa Bahan Non Alami Magis, serta Ilmu Hukum Mahluk Hidup.
Yang telah di sebutkan tadi masih merupakan mapel pengetahuan dasar sekolah ilmu magis. Belum lagi seperti ilmu rangkap lain seperti mapel Kebangkitan Ilmu Magis yang sub mapelnya berupa Ilmu Penyerangan Magis, Pertahanan Magis Jahat, Penyimpangan Kutukan, Pertahanan Magis serta mapel Penguasaan Atribut Magis. Dan masih ada lagi yang belum disebutkan. Sungguh membuat pening kepala.
Mapel yang paling menarik perhatian Liana adalah Penguasaan Atribut Magis, Analisa Bahan Non Alami Magis, Penyerangan Magis, serta Tragedi Keterkaitan Magis. Kalau saja tes Tummulotary Academy boleh dipilah, maka Liana akan mengambil rmpat mapel itu untuk dijadikan tes. Sayangnya seluruh mapel itu harus Liana kuasai dalam tes seleksinya.
Kembali pada percakapan Liana dan Nenek Louvinna sekarang. Nenek Louvinna menyarankan Liana untuk mencari guru belajar. Belajar tanpa ada arahan dari yang ahli cukup sulit bukan?
"Tapi Nek, aku sudah mencari guru belajar privat. Tapi semuanya bilang sudah kepenuhan jadwal mengajar. Ada sih yang bilang bisa...tapi aku tidak sanggup bayar. Tarif perjam ajarnya setara untuk biaya hidup kita seminggu." Liana mengurut pelipisnya. Pening sekali belajar materi dan berlatih fisik dalam aktivitas sehari-hari yang padat. Belum lagi ia belajar tanpa adanya seorang guru.
Nenek Louvinna menghela nafas, ia sangat khawatir pada keadaan cucu kesayangannya ini. Seandainya saja dia bukan masyarakat terlantar, dan seandainya saja ia ingat marganya dulu sewaktu muda mungkin ia bisa mengubah status Liana menjadi bukan seorang Orph. Namun, dia tidak punya cukup uang untuk mengurus data adopsi Orph di badan pengurus kependudukan bumi Kerajaan Ellenia. Nenek Louvinna merasa bersalah. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu. Kemarin lusa sewaktu Liana berangkat kerja, beliau sempat bertemu seorang remaja yang cukup pintar dan menguasai ilmu pengetahuan magis.
Waktu itu beliau tengah merawat bunga di taman kecil depan Coil Cottage. Beliau begitu terkejut melihat koleksi bunga-bunga nya layu. Beliau sedih dan berusaha mencari penyebab bunga tersebut layu.
Dan rupanya bunga tersebut layu dikarenakan sebuah kutu tanaman bernama koksipuff, kumbang tersebut memang terbiasa menyendiri dan tidak berkawan. Namun apabila ia telah menyerap nutrisi satu tanaman. Maka ia membelah diri dengan cepat, atau bahkan mencabangkan bagian tubuh. Misalnya seperti mulut panjangnya yang digunakan untuk menghisap nutrisi tanaman tersebut. Jenis kutu tanaman ini sangatlag meresahkan.
Nenek Louvinna bingung bagaimana cara mengatasinya. Beliau sudah menggunakan kekuatan magisnya lalu menerbangkan semua kutu itu ke dalam tumpukan sampah yang dibakar. Namun rupanya bibit-bibit kutu itu sudah menggerogoti sampai ke akar tanaman koleksi Nenek Louvinna. Nenek Louvinna pusing, sedih, dan tidak tahu lagi harus bagaimana.
Di saat itu pula lewat seorang remaja berambut oranye panjang, memakai jubah merah tua dengan dalaman lengan panjang berwarna putih senada dengan celananya. Dia melihat Nenek Louvinna yang sedang kebingungan. Lalu ia mendekati Nenek Louvinna dan bertanya apa yang terjadi.
"Kutu koksipuff menyerang bunga-bunga di taman ku ini. Aku sudah memusnahkan kawanannya, tapi kutu-kutu ini muncul tanpa henti dalam waktu yang sangat cepat." Nenek Louvinna berbicara dengan wajah gusar.
Sebenarnya mudah saja untuk membasminya, yaitu dengan cara dibakar habis sampai tanamanannya. Tapi Nenek Louvinna harus merelakan seluruh tanamannya dilalap api. Nenek Louvinna sangat menyayangi koleksi bunganya. Karena waktu menanam dan tumbuhnya yang lama, juga perawatannya yang rumit.
"Apa Nenek sudah menggunakan obat pembasmi hama untuk memusnahkan kutu-kutu itu?" tanya pemuda tersebut.
"Sudah, tapi Nenek pakai yang ini." Nenek Louvinna menunjukkan sebuah pembasmi serangga yang ada di tangannya.
Pemuda itu terdiam sejenak lalu terkekeh. Lalu pemuda itu menatap sekeliling lalu sedikit berlari ke sebuah tumpukan semak-semak. Lalu ia membawa beberapa tangkai bunga berbentuk terompet. Bunga itu sangat cantik.
"Apa Nenek punya minyak essensial? kalau ada juga cuka putih, aku akan membuatkan desinfiktan ampuh yang aman bagi tanaman dan tidak merusak tanahnya. Kalau Nenek membakar tanamannya kan sayang, lebih baik kita pakai desinfiktan buatan saya. Saya jamin juga kutu ganas seperti itu tidak akan kembali lagi. Tenang saja, saya tidak memungut biaya," ujar remaja itu.
Nenek Louvinna awalnya hendak membayar jasa bantuan remaja itu, namun ia menolak karena niatnya memang tulus hanya untuk membantu Nenek Louvinna.
"Tolong jangan dipegang, saya menggunakam kaus tangan karena takut racun yang ada di bunga ini tertinggal di tangan. Fiate verum." Remaja itu mengambil buku dalam sakunya dan mulai menggambar, lalu mengucapkan mantra magisnya.
Lalu dari dalam buku itu keluar peralatan untuk membuat ramuan. Sangat lengkap, nampaknya remaja ini orang yang ahli dalam membuat ramuan dan obat-obatan.
"Kalau boleh juga serbuk teh, hehe." Remaja itu berujar lagi.
Nenek Louvinna mengangguk lalu mengambilkan serbuk teh untuk remaja itu.
"Cuka putih, bunga Datura metel, Bioallethrin, teh, lalu minyak essensial." Remaja tersebut bergumam sembari menata bahan-bahannya. "Saya meminta minyak essensial untuk menambah efek pembasmi kuman dan bakteri, kalau teh saya gunakan untuk antioksidan agar racun pada bunga Datura metel berkurang dan teroksidasi menjadi obat. Lalu Bioallethrin adalah bahan dasar yang memang digunakan untuk desinfiktan," sambungnya setelah itu.
Nenek Louvinna yang memperhatikan hanya mengangguk-ngangguk. Rasanya otak tua nya itu sudah penuh kepulan asap karena memikirkan penjelasan remaja tersebut.
Dan setelah semua bahan tersedia, ia memulai proses pembuatannya. tidak terasa sejam berlalu, dan proses pembuatan desinfiktan selesai. Pemuda itu lalu menyemprotkan obat serangga buatannya ke tanaman milik Nenek Louvinna. Lalu dengan aura fuwa-fuwa tanaman itu seketika menjadi sehat kembali karena kutu-kutunya mati seketika dan hilang sepenuhnya. Ditambah dengan nutrisi dari obat buatan remaja itu menambah kesuburan tanaman Nenek Louvinna.
Setelah selesai, Nenek Louvinna berterima kasih pada remaja tersebut. Nenek Louvinna memberi hidangan teh dan kue jahe yang enak untuk remaja itu. Lalu setelah selesai minum teh ia pulang dan pamit pada Nenek Louvinna.
"Kalau ada kerabat, anak, ataupun cucu yang butuh guru belajar private. Hubungi saja saya, ini nomor alamat holo faks milik saya," ia menyodorkan sebuah kertas berisi nomer pada Nenek Louvinna.
"Nak, tunggu!" seru Nenek Louvinna. "Kau lupa menyebutkan namamu," ujar beliau.
"Ah, maaf. Perkenalkan Nek, nama saya Lysander. Lysander saja tanpa marga."
****
Nenek Louvinna mengambil secarik kertas berisi nomer holo faks pada Liana. Holo faks adalah salah satu alat komunikasi yang bisa dibawa kemana-mana. Harganya cukup terjangkau, jadi banyak yang memiliki barang ini. Pesan yang dikirim berupa hologram kita, jadi teman kita di seberang sana bisa melihat wajah kita dalam pesan tersebut. Namun pesan ini berbatas durasi. Walaupun begitu, waktu pengirimannya cepat.
Lalu Liana mengirimkan pesan holo pada orang yang bernama Lysander itu. Semoga saja Lysander cepat memberi balasan pesan dan mau menjadi guru privatenya.