Setelah kepergian Cantika dari kafe. Suasanapun menjadi tegang. Reza yang nampak gelisah , karena kehadiran William sang pemilik kafe. Membuat dirinya gugup sekali sampai keluar keringat dingin . Jantungnya dag dig dug tak karuan.
"Reza ! Saya tahu kamu berbakat. Saya juga tahu kinerja kamu bagaimana . Kamu itu pekerja keras. Tapi sayang , anak kamu slalu bikin ulah dikafe saya. Pelanggan saya banyak yang komplain karena kelakuan anak kamu dikafe saya." ujar William.
"Sekali lagi , saya minta maaf Pak. Tapi , tolong. Jangan pecat saya pak." ucap Reza memohon.
"Sebenarnya ini bukan kesalahan kamu. Tetapi , jika kamu terus bekerja dikafe saya , apalagi sebentar lagi jabatan kamu naik. Bisa saja anak kamu makin seenaknya aja disini. Saya sudah tidak toleran kamu lagi. Saya sudah memutuskan untuk...?
" Pecat saja pecat !" ujar seorang pengunjung kafe. "Pecat ! Pecat ! Pecat !" teriak semua pengunjung mengompori William .
"Ayah ." potong Lexy seraya memegang tangan William dan menggeleng pelan kepalanya. "Lexa tahu kok , ayah itu orang yang bijak." ucapnya mengisyaratkan supaya William tidak memecatnya.
"Baik . Saya tidak akan memecat kamu. Tapi saya mau , kamu kembali lagi menjadi karyawan biasa. Kalau bukan karena anak saya , mungkin saya sudah pecat kamu." tegasnya. Lexypun tersenyum mendengar keputusan yang diberikan ayahnya.
"Terima kasih Pak , terima kasih Mbak Lexa." ujarnya sambil sedikit membungkukkan badannya. "Saya janji , setelah ini tidak akan ada keributan lagi disini." lanjutnya.
"Baik , saya pegang janji kamu. Silahkan ganti baju dan segera bekerja kembali." titah William kepada Reza. Rezapun mengangguk dan segera pergi ke belakang.
"Sayang , kamu disini lagi ngapain ? Kenapa kamu memakai pakaian waitress ?" tanya William kepada Lexy.
"Eeuummpp , ini ? Tadi Lexa ditantang sama mereka." jawabnya seraya menunjuk meja dipojok dekat jendela yang ditempati kedua sahabatnya. Jessica dan Bellapun melambaikan tangannya sebagai sapaan kepada William. "Mereka ingin lihat bakat Lexa katanya ." sambungnya . "Ayah juga , kenapa bisa ada disini ? Bukannya ayah lagi ada jadwal meeting sama klien ?" tanyanya penasaran.
"Iya , tadinya memang mau meeting. Tapi dipending , klien ayah ada hal penting yang gak bisa dia tunda. Karena sudah berada didaerah sini , makanya ayah mampir dulu kesini." jelasnya.
"Oh , gitu. Yaudah , Lexa bersih bersih dulu ya . Sekalian mau pulang juga." Pamit Lexy .
"Yaudah , hati hati sayang." ujar William.
Lexypun bergegas ketoilet untuk membersihkan sisa tumpahan minuman diwajahnya. Lalu pergi meninggalkan kafe .
Didalam perjalanan menuju pulang , Jessica dan Bella tertawa terbahak bahak mengingat kejadian dikafe tadi. Lexy merasa heran terhadap kelakuan sahabatnya.
"Kalian berdua ini , kenapa sih ?" pekik Lexy.
"Aduh , Lex ! Gue itu puas banget gitu. Lihat si mak lampir dipermalukan oleh bokapnya sendiri." jelas Jessica tak berhenti tertawa.
"Gue kira , tadi pas bokap gue datang. Elo yang telpon , Bell ?" pikir Lexy.
"Ish , mana ada gue telpon bokap lo. Nomornya aja kagak punya gue. Hahaa.. tadi kan cuma gertak dia doang." ujar Bella.
"Berani juga lo , Cabe." tukas Jessica.
"Haha... Gue gitu loh." ucap Bella bangga.
Tak lama kemudian , merekapun telah sampai dirumah Lexy. Jessica dan Bella pamit untuk pulang dan tidak mampir dulu. Karena takut kesorean. Lexypun segera masuk kedalam rumah dan bergegas untuk mandi.
Keesokan harinya , senin pagi Lexy slalu tiba disekolah paling awal. Walaupun sebenarnya , hari senin adalah hari yang malas untuknya dan mungkin untuk seluruh siswa disekolah manapun. Karena harus datang lebih pagi dari biasanya untuk mengikuti upacara. Ya , karena sebagai warga dan murid yang baik , yang cinta akan Indonesia. Ia harus mengikuti upacara rutin tiap hari senin.
Pukul 06.30 WIB , upacarapun dimulai. Semua murid berbaris sesuai masing masing kelas. Beberapa menit kemudian upacara selesai. Pemimpin upacara membubarkan barisannya. Tidak ada pengumuman penting yang disampaikan pembina upacara. Semua muridpun kembali ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran pertama.
Setelah lama duduk dan memperhatikan guru yang sedang menerangkan , akhirnya bel istirahatpun berdenting. Waktu yang slalu ditunggu tunggu oleh para siswa sejagat raya . Hari ini suasana sekolah aman damai dan tentram , tidak ada kekacauan yang terjadi.
"Eh , guys. Dari pagi gue gak lihat Red Devils tuh sampai sekarang." ujar Jessica seraya berjalan beriringan dengan kedua sahabatnya menuju kantin.
"Hahaa... Mungkin ngumpet. " sahut Bella dengan tawa khasnya.
"Bisa gak sih ? Kalian gak usah bahas dia lagi. Udah mumet gue , tiap hari harus berurusan sama mereka." ketus Lexy agak kesal.
"Iya , iya. Gak lagi deh." tukas Jessica. "Eh tapi emang bener , mereka sama sekali gak kelihatan batang hidungnya tahu." jelasnya.
"Yaudahlah ya , biarin aja Jess." ujar Bella. Sesampainya dikantin , merekapun segera duduk dimeja pojok dan memesan makanan.
Setelah selesai menyantap makanan , mereka hendak pergi ke kelas. Namun ditengah perjalanan , Bella melihat Ikhsan dilapangan basket bersama dengan Dirgan.
"Eh , ke lapangan basket dulu yuk ?" ujar Bella seraya melihat benda kecil bulat yang melingkar dipergelangan tangannya. "Masih ada waktu nih."
"Ngapain ?" tanya Jessica heran sambil mengalihkan pandangannya ke lapang basket. "Beuu ! Kalo mau bucin , elo aja deh sendiri. Gue gak ikutan dah." ucap Jessica bergidik ngeri.
"Ayolah." pekik Bella sambil menarik kedua tangan sahabatnya untuk mengikuti ke lapang basket.
"Dih ! Maksa lagi." ucap Jessica sinis.
"Udahlah , turutin aja." kata Lexy kepada Jessica.
Sesampainya disana , Bella menghampiri Ikhsan yang lagi mendrible bola basket.
"Hai sayang." sapanya dengan bibir melengkung ke bawah.
"Eh pacar." sahut Ikhsan saat sadar bahwa pacar kesayangannya menghampiri. Namun masih dengan mendrible bola lalu melemparkannya tepat masuk kedalam ring. "Huuhh !" teriaknya bersorak ria seraya bertepuk tangan karna lemparannya begitu mulus. Bellapun ikutan bertepuk tangan dan bersorak.
"Alay lo !" ketus Jessica.
"Syirik bae lo." cibir Bella.
Selepas itu , belpun kembali berdenting tanda istirahat telah usai. Semua muridpun kembali mengikuti pelajaran berikutnya sampai bel pulang berbunyi.
Waktu menunjukkan pukul 2 siang . Seperti biasa , Bella slalu diantar jemput oleh Ikhsan. Kini Jessica bawa mobil kesekolah dan iapun berniat mengantar pulang Lexy kerumahnya . Namun Lexy meminta untuk pergi ke supermarket terlebih dahulu , karena ada sesuatu yang harus Lexy beli.
Ketika sampai disupermarket , mereka berduapun segera mengambil keranjang dan mencari barang yang akan mereka beli. Karena doyan ngemil , Jessicapun mengambil beberapa kantong camilan favorit dia dan mengambil 2 buah eskrim corneto. Tetapi satu eskrim ia buka langsung ditempat lalu memakannya.
Tanpa sengaja , Jessica telah menabrak seseorang dan menumpahkan eskrim miliknya sampai membuat baju seseorang itu menjadi kotor. Warna coklat eskrim itu telah membuat noda diseragam putih yang dipakai orang itu.
"Aahhh !" teriak orang itu.
"Ups ! Sorry , sorry. Gue gak sengaja." ucap Jessica seraya mengeluarkan satu lembar tisu dari dalam tasnya kemudian membersihkan noda dibaju tersebut.
"Elo lagi , elo lagi." pekik orang itu.
"Eh , buseett ! Mak Lampir , Lex." bisik Jessica .
"Gue denger goblok !" ketusnya kasar.
"Hehee..." Jessicapun cengengesan.
"Elo tuh gak ada bosen bosennya ya cari masalah sama gue ."
"Wait wait wait ! Apa lo bilang ? Kita ?" tukas Jessica. "Hahaa... Gak salah tuh . Bukannya elo duluan yang mulai ?"
"Oh , sekarang elo berani sama gue ? Gak takut sama gue ?" bentaknya seraya menjambak rambut kriwil milik Jessica. Lalu merebut eskrim dan mengoles oleskannya diwajah Jessica. Jessicapun meringis kesakitan dan setengah berteriak meminta ampun.
Lexy tak berbuat apa apa , ia hanya diam sambil melipat tangannya. Ia mencoba menahan amarahnya , karena ia sadar akan cctv yang sedari tadi mengawasinya. Jika ia bermain kasar sama halnya seperti yang dilakukan orang itu terhadap Jessica. Maka sama rendahnya dengan orang tersebut.
"CANTIKA !" teriaknya seraya menatap tajam orang itu. "LEPAS CANTIKA !" teriaknya lagi. Namun Cantika masih saja menjambak rambut Jessica.
"Gue gak takut , karena disini gak ada yang belain lo." ujarnya.
"GUE BILANG , LE-PAS !" tegas Lexy sambil mendongakkan kepala Cantika supaya melihat ke atas. Setelah sadar akan cctv , Cantika melepaskan jambakannya. "Udah deh , mending lo cabut aja. Mungpung gue masih baik." ujar Lexy.
"Gue pasti bales , perbuatan lo Alexa !" ketusnya kesal. Lexypun mendekatkan bibirnya ketelinga Cantika . "Elo yakin , kalo gue Alexa ?" bisiknya. Mendengar bisikan Lexy , sontak ia terkejut dan tak mengerti apa maksud kata katanya Lexy.
"Maksud lo ?" tanya Cantika.
"Ya ? Gue sendiri gak tahu gue siapa ?" ujar Lexy menyeringai. "Gue kan amnesia." jelasnya. Cantikapun diam mematung mencoba memahami kata kata yang dilontarkan oleh Lexy. "Yuk , cabut !" pintanya seraya menarik tangan Jessica untuk pergi meninggalkan Cantika yang masih terdiam sendirian.
Sebelum membayar barang belanjaannya , Jessica meminjam toiletnya untuk membersihkan wajahnya yang terkena eskrim. Lexypun membayar belanjaan miliknya dan milik Jessica. Kemudian bergegas pergi meninggalkan supermarket dan segera melanjutkan kembali perjalanan pulangnya.
"Lex , tadi gue sempat dengar bisikan lo sama si Mak Lampir. Kenapa lo ngomong seperti itu ?" tanya Jessica .
"Gak perlu gue jelasin , nyatanya elo sama Bella sudah tahu yang sebenarnya." jelas Lexy dengan wajah datar.
"Hah !? Maksud lo ?" tiba tiba Jessica menginjak rem secara mendadak. Dia sontak kaget tapi iapun mengerti apa yang dimaksud sahabatnya itu. Namun ia hanya ingin memastikan saja. "Jadi ?" ucapnya seraya menatap wajah Lexy yang kemudian dibalas anggukan kecil oleh sahabatnya. "Mampus gue !" gumamnya sambil menepuk jidatnya yang luas bagaikan lapangan golf. "Tunggu , tunggu ! Elo kok bisa tahu tentang itu ?" tanyanya heran.
"Sebenarnya gue udah tahu lama , kalo kalian juga udah tahu. Tapi gue rahasiain , karena elo juga merahasiakannya." jawabnya santai.
"Elo tahu dari mana ? Jangan bilang , kalo elo...?"
"Yes , what do you think about it is true." jelasnya.
"Oh My God !" ujar Jessica seraya menancap gas kembali untuk melanjutkan perjalanannya.
Tak lama kemudian , mereka sampai dirumah Lexy. Lexypun segera turun dari mobil Jessica. "Ingat ! Ini masih rahasia." ucap Lexy mewanti wanti supaya Jessica tak ember bocor dan tak keceplosan saat berbicara dengan orang lain. Jessicapun memberi hormat. "Siap Baginda Ratu." katanya. Kemudian melambaikan tangan berpamitan dan melesat pergi dari hadapan Lexy.