webnovel

Seorang Gadis

Hari semakin gelap, kini Alendra telah tiba di rumahnya untuk beristirahat. Alendra merasa didalam kamarnya terasa begitu hening dan sepi, hari ini ia tidak mendapatkan kabar sama sekali dari kekasihnya Erlin. Alendra menjadi sangat penasaran, urusan apa yang Erlin lakukan sehingga seharian ini ia tidak mengirim pesan ataupun menelponnya.

"Kemana gadis ini?" Alendra sangat gelisah saat ini.

Namun, tiba-tiba saja suara ketukan pintu dari luar sambil memanggil namanya dan dengan segera Alendra bangun untuk melihat siapa yang berada di depan pintu kamarnya saat ini. Ia melihat ternyata itu adalah pelayannya sendiri yang terlihat ingin menyampaikan sesuatu padanya.

"Ada apa?" tanya Alendra.

"Tuan, ada yang sedang menunggu Anda di depan pintu rumah."

"Siapa?"

"Saya juga tidak tahu, Tuan. Dia seorang gadis yang sangat ingin menemui, Tuan."

"Seorang gadis?" Alendra berpikir sebentar, siapa yang dimaksud oleh pelayannya itu karena selama ini tidak ada seorang pun yang datang ke rumahnya selain Maya dan Erlin. Itu pun mereka akan langsung saja masuk kedalam rumahnya, tanpa meminta persetujuan dari pelayan-pelayan rumah itu.

"Iya, Benar, Tuan."

"Baiklah, saya akan segera menemui orang itu."

"Baik, Tuan." Pelayan tersebut pun mempersilahkan Alendra untuk berjalan terlebih dahulu, sedangkan Alendra melangkahkan kakinya sambil pikirannya bertanya-tanya siapa yang datang ke rumahnya.

Alendra melihat seorang gadis yang begitu tidak asing di matanya, lalu dengan segera ia menghampirinya supaya ia bisa melihat lebih jelas lagi.

"Kamu? Ada apa kemari?"

"Alendra ..." Dalam basah kuyub Kinar pun mendekati laki-laki yang beberapa waktu lalu telah menyentuh tubuhnya hingga 2 kali.

"Menjauhlah dariku!" Alendra berkata dengan sinis kepada Kinar.

"Alendra, biarkan aku tinggal disini sementara. Aku tidak memiliki siapa-siapa sekarang," ucap Kinar memohon.

Alendra melihat penampilan Kinar dari atas sampai bawah begitu terlihat sangat menyedihkan. Kinar yang ia kenal sebagau wanita yang cantik, angun, serta penampilannya yang selalu begitu glamour kini terlihat bukanlah seorang Kinar yang ia kenal. Sekarang hanyalah seperti orang yang terlantar sudah 10 hari dijalajan yang paling menyedihkan terlihat di wajah Kinar terdapat banyak lembam yang membiru, serta sedikit membekak.

Ingin rasanya Alendra mengusir gadis itu kalau tidak dalam keadaan seperti saat ini, sehingga ia pun membiarkan Kinar untuk masuk ke dalam rumahnya. Alendra melihat, Kinar menyembunyikan sesuatu kedalam bajunya dan terlihat sedikit bergerak, hingga ia mendengarkan suara kucing dari balik baju itu.

"Bahkan, dalam keadaan seperti ini dia masih membawa kucing itu bersamanya, dasar gadis bodoh!" gumam Alendra dalam hatinya.

"Apa yang sedang terjadi dengan mu?" tanya Alendra dengan dingin.

"Aku diusir."

"Baiklah, aku akan mengijinkan mu untuk tinggal disini. Tapi, itu hanyalah sementara! Pelayan akan membawa mu ke kamar tamu dan menyiapkan pakain ganti untuk mu! Kucing ini aku yang akan menyuruh pelayan itu mengurusnya!" Alendra langsung saja pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu, bahkan Alendra tidak perduli untuk bertanya kenapa ia bisa diusir dari rumahnya sendiri. Kinar yang melihat kepergian Alendra langsung saja berdecih kesal karena laki-laki itu seolah-olah seperti tidak memiliki masalah terhadapnya. Seandai ia tidak dalam menyedihkan seperti ini, ia akan membalaskan perbuatan Alendra terhadapnya.

Kinar langsung pergi mandi dan membersihkan seluruh tubuhnya, hingga 1 jam lamanya. Ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat sudah segar dengan rambut yang basah, memakai handuk yang melilit ditubuhnya membuat ia terlihat sangat mengoda dan seksi. Walaupun di leher serta di bagian belahan dadanya terdapat banyak bekas kiss mark yang tentu saja itu dibuat oleh Alendra sendiri.

Alendra langsung masuk kedalam kamar Kinar berniat untuk mengantarkan makanan supaya gadis itu bisa makan dan segera pergi tidur. Namun, Alendra sedikit terdiam dari langkahnya ketika melihat gadis yang begitu cantik tanpa make up tebal di wajahnya. Baru kali ini Alendra melihat wajah asli Kinar yang sebenarnya karena selama ini Kinar selalu memakai lipstik yang merah merona. Ketika melihat Kinar yang sederhana di hadapannya ia begitu terpesona dan Alendra akui itu, bahwa Kinar memanglah sangat cantik dari sebelumnya.

"Alendra, ada apa?"

"Aku mengantarkan makanan untuk mu!" Alendra mendekat untuk menyimpan makanan tersebut di atas meja dan tanpa sengaja Kinar melewati Alendra, hingga Alendra mencium wangi tubuh gadis itu begitu sangat wangi di hidungnya. Ia menoleh ke arah belakang dan melihat kedua paha Kinar begitu mengoda di matanya.

Pikiran Alendra pun kembali mengingat kejadian tadi pagi ketika ia menikmati tubuh gadis itu di dalam mobilnya, apa lagi ketika mengingat desahan yang keluar dari mulut Kinar semakin membuat miliknya yang berada di bawah sana menegang seketika.

"Kinar!" Alendra langsung menarik gadis itu ke atas kasur, lalu dengan segera menindih tubuh gadis itu. Ia tidak menyangka dirinya bisa candu dengan tubuh Kinar yang membuat miliknya selalu menegang itu.

"Alendra, ap—" ucap Kinar terpotong karena laki-laki itu langsung melumat bibirnya begitu liar, ia mencari-cari keberadaan lidah gadis itu hingga ia menemukannya lalu dengan sekejap ia melumat sambil memainkanya. Hingga Kinar yang berada di bawahnya saat ini hanya diam saja untuk melihat aksi Alendra yang menyentuh tubuhnya.

Alendra membuka lilitan handuk Kinar, ia melihat sebentar kedua buah dada yang tertampang jelas di matanya, lalu dengan segera Alendra meremasnya dengan begitu liar sambil bibirnya tidak lepas melumat bibir Kinar dari tadi. Alendr segera menurunkan ciumannya ke leher Kinar, lalu turun ke buah dada gadis itu hingga ia sudah melumatnya dan mengecupnya berulang kali.

Desahan Kinar sudah mulai terdengar di telinganya semakin membuat dirinya bersemangat untuk melakukan aksinya panas mereka, sebelah tangan Alendra pun turun mencari lubang kenikmatan milik Kinar dan pada akhirnya ia menemukannya, lalu dengan segera Alendra memasukan jarinya, hingga gadis itu mendesah sambil mengeliat layaknya cacing kepanasan.

"Ini saatnya." Kinar mendorong tubuh Alendra hingga laki-laki berada di bawah Kinar sekarang. Entah kenapa Alendra merasa Kinar begitu sangat agresif saat ini, Kinar pun mencium dan melumat puting susu Alendra dan desahan mulut Alendra pun keluar karena begitu nikmat dirasakan.

Tangan Kinar pun mulai bermain memegang milik Alendra yang begitu sangat menengang. Jujur Kinar akui ketika memegang milik Alendra yang begitu sangat keras dan besar itu, membuatnya sangatlah terkejut karena ini pertama kali baginya untuk memegang benda keras itu.

Kinar perlahan-lahan mengambil sesuatu yang berada di bawah bantal, sambil sebelah tangannya terus memainkan benda keras itu, sedangkan Alendra memejamkan matanya menikmati permainan yang diberikan Kinar.

"Rasakan pembalasanku, Alendra!" ucap Kinar dengan dingin dan seketika Alendra membuka matanya ia langsung melihat Kinar sedang memegang gunting dan siap untuk menancapkan ke arah perutnya.

"Dasar wanita tidak tahu diri!" Alendra berusaha menahan tangan Kinar sekuat tenanganya, namun sayangnya Kinar telah mengingit tangan Alendra begitu kuat hingga berdarah. Dengan begitu Kinar pun langsung menancapkan gunting tersebut ke bahu Alendra. Hingga Alendra mengalami luka yang cukup parah.

"Kau!" Alendra sangat geram hingga ia pun menepis tangan Kinar hingga gunting tersebut terlempar jauh.

Dalam keadaan yang terluka Alendra membungkus tubuh Kinar dengan selimut lalu mengikatnya dengan segera.

"Alendra! Lepaskan aku, lepaskan! Laki-laki brengsek, aku sangat membenci mu. Kamu sudah membuat hidupku menderita dan terusir dari rumah ku sendiri, kamu harus menangung itu semua dan pantas mati! Aku akan membunuh mu, Alendra!" teriak Kinar yang berusah untuk melepaskan diri dari gulingan selimut dari tubuhnya.

Sedangkan Alendra langsung saja keluar dalam keadaan bahu yang terluka dan darahpun berceceran di lantai kamar. Kinar tertawa melihat darah tersebut karena itu adalah darah milik Alendra dan ia sangat menyesal tidak dapat membunuh Alendra hari ini namun ia akan melakukan itu lagi ketika memiliki kesempatan ke dua kalinya. Bahkan pikirannya pun sudah berkhayal membayangkan Alendra mati ditangannya dengan sangat mengenaskan.

ตอนถัดไป