Berita terkini
Pernikahan akbar CEO muda Grup Guan dinyatakan di undur akibat insiden kecelakaan yang menimpa calon membelai wanitanya. Kecelakaan terjadi pada pukul 11.00 waktu setempat di daerah X , menurut pihak keluarga, saat ini tunangan Guan Sean O’neil dirawat di rumah sakit swasta dan dinyatakan koma. Menurut pihak keluarga wanita, mereka akan segera memindahkan ...
“lihat ayahmu, dia bahkan harus lembur di malam minggu namun gaji tetap kecil. Eh kenapa kamu ganti tivinya?” Alesta menatap kesal putrinya yang berbaring di atas sofa.
“mama kan sedang menelepon.”
“sudah selesai! Cepat kembalikan ke saluran tadi !”
“ma, kakek bilang jangan suka menonton gosip. Mereka hanya satu persen kejujuran dengan delapan puluh persen kebohongan dan sisanya hanya opini yang diinginkan.”
“kamu tahu apa? Itu berita sensasional tentang CEO tampab grup Guan. Bahkan pernikahannya diberitakan sangat mewah. Sayang sekali itu tertutup. Bahkan media tidak tahu siapa mempelai wanitanya. Semua ibu kompleks membicarakannya. Aih... tapi sayang saat ini justru pernikahannya harus diundur.”
Masih dengan berbaring santai, Mio memutar matanya, “ kenapa? Pernikahannya sekarang gagal karena calon mempelai meninggal? Aduh!” Mio mengusap punggung yang dipukul mamanya.
“bicara apa kamu ini? Dia hanya koma dan sekarang akan dipindahkan ke rumah sakit di Boston. Beritanya sih katanya besok.”
“hah?” Mio langsung duduk.
“apa maksud mama dengan koma?” jelas-jelas dia telah bertemu dengan arwah gadis itu okey? Dia sudah menjadi arwah-dedemit-hantu atau apapun itu yang pasti bukan roh yang keluar karena koma sementara. Bagaimana menjadi koma?
“koma adalah koma. Kamu kan belajar kedokteran. Masa tanya mama?”
“tapi aku sudah bertemu dengan hantunya ma.”
“apa?”
Mio langsung menjelaskan kejadian kemarin dari awal dia bertemu dengan Grace hingga dia menjadi lelucon di pesta pernikahan CEO itu saat ingin menemui Sean. Sedangkan Alesya mendengarkan dengan baik cerita putrinya, dia sama sekali tidak meragukan perkataan putrinya ini. Dari kecil, keluarga sudah mengetahui kelebihan Mio yang merupakan keturunan dari garis keturunan pihak mamanya. Alesya pun memiliki hal yang sama dengan anaknya. Hanya saja Alesya hanya dapat merasakan keberadaan mahluk astral. Tidak seperti Mio yang bahkan melihat jelas mahluk tersebut.
“aduh!” satu pukulan kembali mendarat di punggung Mio.
“mama! Kenapa kamu memukulku lagi?”
“ kamu pantas dipukul!” Alesya mencubit pipi putrinya gemas.
Alesya lalu melanjutkan. “ mama sudah katakan jangan pernah berhubungan dengan mereka. Kamu tahu akibatnya! Lihat kakekmu! Bahkan setelah menyatakan pensiun, mereka masih saja mengganggu kakekmu!”
“tapi aku terpaksa. Aduh...pukulan mama sakit sekali...” Mio harus mengeluh dengan nyeri di punggungnya, the power of mom--Terlalu sakit!
“ apanya yang terpaksa? Abaikan saja!”
“iya...iya... aku mandi dulu lah!” Mio tidak menunggu mamanya menjawab sebelum kabur dengan cepat masuk kamar mandi. Mio tahu mamanya hanya mengkhawatirkannya. Bagaimanapun sejarah garis keturunan mamanya bisa terbilang misterius dan penuh dengan tragedi karena dunia mistik. Dulu kakeknya adalah seorang Youmeisei atau orang Indonesia mengatakan dukun, paranormal, atau apapun itu yang levelnya tinggi dari yang tertinggi. Namun diusia yang semakin tua, kakeknya kini harus mengasingkan diri dari peradapan guna melindungi keluarga dari ancaman mereka.
Dan keluarganyapun menetap di Indonesia guna menyamarkan aroma dari garis keturunan kakeknya. Terlebih aroma tubuhnya. Ketika di bangku sekolah dasar, kakeknya pernah mengatakan padanya bahwa Mio memiliki aroma kuat dan lezat bagi para roh maupun hantu. Saat dulu tinggal di Osaka, bahkan Mio nyaris tidak dapat tenang karena banyak dari mereka yang terus-menerus mengganggunya. Karena hal itu, mama dan papanya memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran Mio demi menyamarkan aroma tubuhnya.
“koma? Bagaimana bisa?” Mio bergumam di sela-sela mandinya.
“mungkin dia belum mati? Bukankah tubuhnya menghilang terlalu indah kemarin?” ah sudahlah! Mio tidak mau berpikir lebih jauh. Itu bukan urusannya. Apalagi dengan lelaki bermarga Guan itu. Mio mencatat dalam hati bahwa dia akan menjadi laki-laki yang masuk kedaftar hitamnya untuk ditemui maupun dicampuri.
Lelaki seperti Sean terlihat terlalu sempurna dengan perferensi orang awam. Tampan, muda, kaya, karir sukses, cerdas dan jauh dari skandal wanita. Tapi Mio sadar di dunia ini tidak mungkin ada kata sempurna. Dibalik semua yang dimiliki lelaki itu, pasti tidak akan jauh dari intrik keluarga maupun orang yang iri padanya. Hidupnya jelas tidak akan tenang. Mio sudah cukup pusing dengan ditargetkan oleh mereka dari dunia astral. Dan dia tidak mau ikut ditargetkan oleh bangsanya sendiri.
“ah...untung saja jimat kakek sangat ampuh. Hanya dirumah aku bisa tenang.” Mio bernyanyi riang di dalam kamar mandi.
***
Kediaman keluarga Guan
Ruang rapat
8 PM
Di dalam ruangan bernuansa putih. Satu meja besar melingkar dengan lima orang berseragam jas duduk mengelilingi meja. Disetiap orang memiliki sebotol air mineral dan beberapa potongan kue. Itu terlihat manis sangat berbanding terbalik dengan suasana ruangan tersebut.
“ kita akan mulai rapat ini. Sean, kamu yang pertama kali menjelaskan masalah ini.” Tetua keluarga Guan –Guan Lincolt O’neil orang yang pertama kali membuka suara. Lincolt sudah berumur hampir tujuh dekade. Namun fitur wajahnya dan tubuhnya yang terlatih membuatnya masih terlihat fit dan penuh energi. Dia adalah tetua yang paling dihormati dalam keluarga Guan. Dialah pengambil keputusan terakhir dalam segala permasalahan keluarga. Meskipun Lincolt jarang menunjukkan diri, namun dia masih menjadi owner dan Presiden di dalam grup Guan. Perkataannya adalah hal yang paling dianggap berbobot oleh anggota keluarga .
Masalah kali ini bukan hal yang kecil. Ini bukan hanya masalah tunangan Sean—cucunya saja. Melainkan ada konspirasi di dalamnya. Lincolt tidak akan pernah menduga akan ada orang dalam keluarga Guan yang bermain di belakang punggungnya.
“ayah... Sean baru saja kehilangan tunangannya. Ini...”
“Lupin, kamu merasa diumurmu yang lebih dari empat puluh tahun membuatmu melupakan tatakramamu?” Lincolt memandang tajam anak satu-satunya. Nyaris saja Lupin merasa ada sesuatu yang menghambat tenggorokannya hingga dia merasa tidak dapat mengeluarkan suaranya. Akhirnya lelaki itu hanya menunduk dan meminta maaf.
“kakek, semua yang ingin perlu ketahui sudah saya berikan pada kakek di dalam file yang sudah saya kirim. Dan semua itu benar. Kematian Grace bisa jadi ada campur tangan musuh kita. Entah bagaimana mereka bisa mengetahui keberadaan Grace yang sudah saya sembunyikan. Kemungkinan adanya penghianat dalam keluarga kita”
“kamu yakin ini dari keluarga kita?”
“ aku melihat bisnis properti keluarga Grace sangat baik.” Lincolt melanjutkan.
Lupin melihat ayahnya, “ William adalah lelaki yang kelebihan hormon testoteron. Ayah, apa menurutmu ada anak haram dari William yang mencoba mencelakai Grace?” William adalah ayah dari Grace. Pertama kali Grace diperkenalkan pada keluarga Guan, Lupin telah melihat latar belakang William. Tidak ada yang spesial dari lelaki itu kecuali wajahnya yang tampan pada masa mudanya. Namun dalam hal bakat, Lupin tahu bahwa istrinya adalah pemimpn sesungguhnya dalam keluarga yang telah mengembangkan bisnis properti William menjadi seperti saat ini. Sealin hal itu, William adalah lelaki playboy yang bahkan tidak pernah lepas dari pikiran selangkangan wanita. Entah bagaimana wanita setangguh istri William masih bisa mentoleransi kelakuan lelaki itu.
“aku tahu maksud papa. Akupun sudah menyelediki hal itu, memang ada beberapa anak yang menajdi anak haram tuan William. Namun mereka semua bahkan tidak mengenal ayah mereka. Semua kebutuhan mereka telah tercukupi oleh mama Grace dan hampir membuat mereka tidak akan kesulitan dalam hal apapun. Jadi mereka tidak pernah menuntut banyak. Mereka hanya tahu bahwa ayah mereka ada untuk mencukupi mereka bukan kasih sayang ayah. Mereka cukup masuk akal.”
“hmp! Kamu cucu bodoh! Memiliki tunangan dengan latar berlakang sangat mengerikan! Bagaimana kamu menjaga IQ mu sebagai pewaris Guan?”
Seluruh ruangan mendadak diam. Sean mengerutkan kening. Apa kakeknya sengaja mengatakan hal itu agar dia menjadi target keluarga besar? Bagaimanapun ayahnya tidak bisa disebut anak tunggal kakeknya. Adam O’neil—adalah pamannya namun bukan bagian resmi keluarga Guan. Bagaimanapun ibunya adalah seorang pelacur yang membius kakeknya untuk merangkak ke status sosial yang lebih tinggi. Dengan kelahiran pamannya, kakek bahkan tidak mau repot-repot mengakui. Neneknya lah yang telah mengangkat pamannya hingga menyandang gelar O’neil namun tanpa marga inti Guan. Justru anak dari Adam—Ciel yang menyandang gelar Guan secara utuh.
“Adam, aku ingin kamu tahu bahwa kehadiranmu disini adalah sebuah kesalahan.” Nada Lincolt tenang namun dalam. Dan suaranya mampu membuat tekananbesar di dalam ruangan. Melihat bagaimana dirinya terpojok, Adam hanya dapat menhalihkan perhatiannya pada putranya. Bagaimanapun Ciel adalah bagian resmi keluarga Guan. Dan dia juga menajadi cucu yang Linvolt hargai setelah Sean. Adam mengaharapkan bantuan anaknya itu.
“kakek, ayah memang lambat. Belum dapat menguasai etiket keluarga kita. Saya mohon maaf atas nama ayah.” Sikap Ciel anggun dan tenang. Berbanding terbalik dengan Adam yang cenderung tergesa-gesa. Amarah Lincolt turun sedikit. Namun tidak dapat menahan untuk mencibir, “ hump! Memalukan!bahkan kamu hanya bisa bergantung pada anakmu!”
“yah Sean, setidaknya kamu memiliki saham gadis itu. Itu cukup membuat mereka tidak berbuat lebih. Bagaimanapun Guan bisa melindunginya. Hanya saja aku tidak tahu bagaimana sikap keluarga Grace.”
“saya mengerti kakek. Semua telah saya rencanakan dengan baik. Kakek tidak perlu cemas.”
Lincolt menagngguk puas. “ seperti yang diharapkan dari cucuku. Rapat kita tutup. Kalian semua ingat, hanya ada lima orang disini. Jika pembicaraan ini bocor, maka tidak sulit mencari bangkai keluarga Guan.”
Lelaki itu menatap kelima keluarga yang hadir. Dia paham tidak semua Guan itu bersih. Bahkan dirinyapun untuk memajukan sebuah Guan memerlukan beberapa hal kotor. Namun saat ini, setelah semua berkembang dengan baik, dia membutuhkan penerus yang cakap. Bukan mereka yang menuh ambisi dan keserakahan dengan bakat yang rata-rata.
Rapat tidak berlangsung lama. Bahkan setelah rapat terselesaikan, Sean tidak langsung kembali kekamarnya melainkan langsung menuju kantor meskipun itu adalah tengah malam.
“dia akan kembali ke kantor?” dengan menyangga tubuhnya dengan satu tongkat emas, Lincolt mengawasi cucunya baru baru saja masuk kedalam mobil dari lantai dua. Seorang dibelakangnya yang tampak lebih muda darinya membungkuk hormat padanya.
“ya presedir.”
“dia terlalu keras pada dirinya sendiri. Kamu tahu dimana gadis itu sekarang?”
“ya Presedir. Apakah anda ingin saya menjemput gadis itu?”
“tidak perlu. Cucuku dapat diandalkan. Kirim saja datanya padaku secara berlanjut.”
“ya Presedir.”
“oh ya, setelah kematian Grace, apa dia bisa tidur nyenyak?”
Kali ini tidak ada jawaban dari Pak Tua Lim.
“yah, hubungi hypoterapi lagi. Katakan padanya untuk datang menemui Sean seminggu lagi.”
“baik Presedir.”
Malam semakin sunyi. Suara tongkat emas bergesekan dengan lantai terdengar lebih nyaring saat Lincolt berjalan masuk.
***
Pagi ini Mio bangun dengan perasaan luar biasa baik. Namun ketika melihat jam menunjukkan pukul tujuh, gadis itu seperti kucing malas yang kembali tidur. Ini adalah hari Minggu. Hari dimana dia dapat berguling-guling sepuasnya di dalam kamar hingga siang. Dengan catatan mamanya tidak sedang dalam mood mengubahnya menjadi ‘anak gadis yang baik’ . Namun saat ini jelas hal itu jarang terjadi. Setelah keluar dari pekerjaannya yang sebelumnya sebagai pelayan kafe, Mio menuruti keinginan mamanya untuk bekerja di rumah sakit sebagai asisten dari tantenya yang merupakan psikolog. Sejak saat itu hari-harinya didalam rumah mulai damai.
Jika kalian menanyakan alasan mengapa dia memilih bekerja sebagai pelayan kafe, maka Mio akan menjawabnya dengan lugas dengan satu kata “aman”. Meskipun dia telah lulus dan menyandang gelar sarjana Psikologi ( S.Psi) dan telah lulus pula magister, Mio masih enggan masuk rumah sakit. Alasannya jelas, rumah sakit adalah salah satu tempat yang pasti memiliki lebih dari golongan mereka. Dan diantara mereka selalu ada yang jahil dan parahnya menempel sesuka hati atau bahkan membuntuti Mio sampai rumah. Bahkan selama mengenyam pendidikan dari S1 sampai S2, Mio nyaris menjadi psikolog yang hampir gila karena gangguan dari mereka.
Misal saat praktik, ketika dia menadapati pasien yang mengungkapkan semua unek-uneknya, Mio melakukan tugasnya secara profesional guna menadapat nilai baik dari dosen. Lalu apa yang terjadi? Bukan nilai yang dia dapat. Namun pandangan horor teman sejawatnya dan dosen itu.
“Mio, kamu bicara dengan siapa?” itulah kalimat pertama dosen ketika Mio keluar ruangan. Dan saat menengok kebelakang, jantung Mio mencelos mendapat sosok itu menyeringai padanya dengan bola mata hampir keluar.
Sejak saat itulah Mio menjadi enggan masuk rumah sakit. Magister psikolog yang menjadi pelayan kafe. Jelas mamanya mengomelinya sepanjang bulan. Bahkan merasa telinganya mati rasa setiap pagi saat akan bekerja. Jadi kini ketika dia telah bekerja sesuai bidangnya, mamanya menjadi terlampau baik hingga membuat Mio merinding. Memasakan makanan kesukaannya, membelikan baju dan dress baru , dan lain sebagainya yang membuat Mio merasa aneh.
Saat ini, tepat pukul sebelas siang Mio baru membuka matanya.
“tidurku sangat berkualitas!”
“hoho... tentu saja berkualitas. Kamu tidur seperti babi.”
Mio melihat arah suara, “ Oh? Riou? Sejak kapan kamu disini? Setidaknya ketuklah pintu dulu bodoh!” suara Mio serak dan tampak marah. Namun Riou tahu kakanya tidak benar-benar marah, Mio adalah gadis yang simpel. Asalkan cukup tidur nyenyak, maka dia kan dalam mood yang baik seharian. Justru jika dia mengetuk pintu dan membangunkan kakaknya yang telangah tidur, dijamin bahkan omelan mamanya terasa lebih merdu daripada suara amarah Mio yang terbangun paksa saat tidur.
“Mio, dimana buku the supernova in the black world yang kamu beli kemarin?”
“tidak bisa. Aku belum selesai membaca. Aku tidak akan meminjamkannya.” Mio menjawab bahkan sebelum Riou mengutarakan keinginannya. Mio mengupil lalu melanjutkan,
“untuk apa kamu meminjam buku itu? Pemuda penakut sepertimu sebaiknya jangan membawa atau membawa buku itu.”
“hah! Bilang saja pelit! Kamu kan sudah mendapatkan pekerjaan yang benar. Kenapa masih pelit sih?”
Mio langsung melempar bantal ke wajah adiknya namun Riou dengan sigap menangkapnya.
“sialan!”
“ayolah Mio. Aku butuh itu untuk tugas santraku.”
“kalau begitu belilah!”
Mendengar ucapan Mio, tangan Riou langsung terulur di depan wajah kakaknya.
“apa?”
“ minta uang.”
Mio memutar matanya, “ aku belum gajian.”
“kalau begitu pinjamkan aku bukunya.”
“sudah aku bilang jangan membaca buku itu jika sudah aku sentuh. Auraku pasti tertinggal disana. Kamu tidak mau kan ada yang mengikutimu? Atau mengganggumu saat kamu di toilet?”
Riou langsung melompat memeluk Mio, “ heh, kamu bercanda kan?”
“tentu saja tidak. Kalau tidak, kenapa kamu kemarin merasa pundak kamu sakit ketika di sekolah ketika kamu meminjam tas adidasku?”
“kakak...kamu membuatku takut.” Sambil merengek, Riou reflek mengusap pundaknya. Mio terbahak. Adiknya hanya akan memanggilnya kakak pada saat-saat tertentu sejak memasuki bangku sekolah menengah atas. Dan masalah ‘hantu’ pasti menjadi salah satu situasi dimana dia akan memanggilnya kakak.
“kak, apa mereka masih mengikutiku? Pundakku masih sakit akhir-akhir ini apalagi saat aku pulang sekolah.”
“mana aku tahu? Kita kan tidak pernah bertemu diluar saat jam kerja.” Mio terus menggoda adiknya. Dengan kegiatan padat Riou yang mengikuti tiga ekskul olahraga, bagaimana mungkin otot adiknya tidak kelelahan saat pulang? Tentu saja bukan hantu yang mengikutinya. Melainkan kelelahan tubuh berlebihannyalah yang menjadi pemicu dia merasa pegal di pundaknya.
“kak, besok antar aku ke sekolah kak! Usir dia!”
“ho...apa ini? Kemana sifat jantanmu? Sudah ah ! lepas! Aku mau mandi.”
“aku temani.”
“kamu waras?” Mio langsung memelototi adiknya.
“turun sana! Cari mama! Sekalian minta uang mama untuk membeli buku.”
“mama sedang pergi. Kita hanya berdua. Okay! Aku akan menjaga kamar mandimu!”
“berhenti gila! Dirumah tidak akan ada apa-apa. Sudah ah lepas!” Mio menarik paksa tangan adiknya dari tubuhnya membuat Riou mau tidak mau harus melepaskan kakaknya. Dia membiarkan Mio masuk ke dalam kamar mandi.
“setidaknya di dalam rumah ini aman.” Riou bergumam. Riou bersumpah bahwa dia tidak akan keluar rumah hari ini. Bahkan jika gebetannya—Sherly yang mengajaknya. Namun tak lama kemudian ponsel di saku celananya berbunyi. Itu Sherly!
“ya Sel? Menemani membeli laptop? ,,,oh oke aku akan segera berangkat. Oh tidak...aku senggang kok.” Dan Rioupun melupakan sumpahnya -___-;
***
Di tempat lain, Sean memijit ruang diantara alisnya. Wajahnya tampak pucat karena kurang tidur. Semalaman hampir dia tidak dapat memejamkan matanya. Bahkan dengan bantuan obat tidur sekalipun. Sean masih mendapati mimpi buruk yang akan membangunkannya. Jika itu dulu, Grace akan datang padanya, mengusap kepalanya dan menidurkannya dipangkuan gadis itu. Seperti sihir, Sean akan tidur tanpa mimpi buruk meski hanya dua atau tiga jam. Mungkin itulah alasan Sean jatuh hati pada Grace.
“ apa kamu insomia lagi?” Grace tersenyum hangat. Meletakkan kotak bekal diatas meja dan menghampiri Sean.
“um.”
“kalau begitu duduklah di sofa.”
Meski tidak paham apa yang diinginkan sahabatnya itu, Sean masih menuruti perintah gadis itu.
“lalu?”
Grace tertawa, “ tidak ada. Hanya berbaringlah dan tutup matamu.”
“aku tidak bisa.”
“kali ini pasti bisa. Meski hanya dua atau tiga jam, aku jamin kamu tidak akan bermimpi buruk. Percayalah...”
Sean menghela nafas. Mengenang hal yang tidak mungkin diulang adalah hal yang paling Sean benci. Pada saat ini Sean merasa dirinya bodoh. Dari kata-kata Grace saat itu, bukankah seharusnya dia tahu keistimewaan Grace?
Sean tidak pernah mengatakan pada siapapun tentang insomianya. Itu adalah rahasia terbesarnya dan keluarganya saja yang tahu. Kakeknya sengaja menutup rapat hal itu agar pihak lain tidak memainkan trik untuk menggulingkannya dari posisi ahli waris. Mimpi buruk itu menghantuinya semenjak dia kanak-kanak. Dan semakin buruk setelah kematian neneknya dan kepulangannya ke Indonesia. Kakeknya dan orang tuanya sudah berusaha mengusahakan kesembuhannya. Psikiater, psikolog, bahkan hypoterapi telah dia lakukan namun hasilnya tidak terlalu baik. Namun Grace, dia tahu insomianya bahkan tahu bahwa penyebabnya adalah karena mimpi buruk dan mampu mengatasinya. Kenapa dia baru sadar sekarang?
“CEO?”
“ah?” Sean tersadar dari lamunannya.
“anda baik-baik saja Pak?”
“ya. Bagaimana perkembangannya? Apa kamu berhasil mendapatkan alamat gadis itu?”
“ya CEO. Semuanya lengkap. Tapi CEO sepertinya Presedir telah bergerak terlebih dahulu. Saya melihat tuan Lim ketika saya kerumah gadis itu.”
“jangan perdulikan. Kakek tidak akan bertindak jauh. Itu hanya rasa penasarannya.”
“baik CEO. Ini data gadis itu termasuk keluarganya. Hanya saja ada satu hal yang bahkan kami tidak dapat menyelidikinya.”
“oh? Apa itu?”
“mereka terlihat keluarga biasa. Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, ayahnya hanya karyawan, dia memiliki adik di sekolah menengah atasm dan gadis itu sendiri adalah asisten psikolog di rumah sakit swasta. Namun anehnya latar belakangnya hanya dapat diketahui setelah mereka pindah ke Indonesia lima tahun lalu. Selain hal itu, kami bahkan tidak bisa melanjutkan penyelidikan.”
Sean mengangkat alisnya, “ maksudnya?”
“CEO, ini memang terdengar tidak masuk akal. Namun ada banyak sekali kejadian aneh yang terus mengganggu kami ketika kami ingin menyelidiki gadis itu. Seperti tiba-tiba ada dahan jatuh, ban mobil yang tiba-tiba bocor, dan lain sebagainya. Bahkan informan kita sudah ada lima orang yang masuk rumah sakit karena membuntuti gadis itu.” Philip menjelaskan. Dia bahkan tidak akan percaya hal itu jika saja dia tidak mengalaminya sendiri. Kemartin sore, dia nyaris saja menabrak pembatas jalan yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Padahal dia yakin dia mengikuti jalan yang benar dan gadis itu. Namun polisi lalu lintas memperlihatkan rekaman CCTV yang memperlihatkan dirinya keluar jalur dan hampir saja menyebabkan kecelakaan.
“itu masuk akal.” Setelah mendengar apa yang dikatakan sekertarisnya, hanya itu balasan Sean. Gadis itu sudah mengatakan bahwa dia memiliki kemampuan istimewa. Mungkin saja...
“Phil, kosongkan jadwalku pada lusa besok. Aku ingin mengunjungi gadis itu. Dan pastikan tidak ada yang tahu hal ini.”
“baik CEO.”
“kamu boleh pergi sekarang. Ah! Katakan pada Rita untuk membawakan kopi untukku.”
“ ya CEO.”
***