Perubahan Aksa semakin terasa oleh Irona. Kini laki-laki itu jarang pulang dan lebih mementingkan pekerjaan dari pada dirinya.
"Lih, Ndi, Daf. Kalian beneran gak tau, kenapa Aksa sebenernya?" tanya Irona kepada tiga teman Aksa.
"Nggak, Na. Di kantor juga dia jarang banget keluar dari ruangan, sekalinya keluar dia pergi meeting sama Dio dan Clara" jawab Andi.
Irona menghela napas berat. Rasanya sakit melihat perubahan Aksa yang sangat drastis. Padahal ia memiliki kabar baik untuk sang suami.
"Lo udah coba telpon?" tanya Daffa
"Tiap hari gue telpon, dan cuma sekali dia angkat. Dia bilang, kerjaan dia numpuk banget. Makanya dia gak pernah bisa pulang"
Daffa melirik kedua temannya. Mereka kasihan melihat Irona seperti orang yang tidak memiliki semangat.
Tubuh wanita itu terlihat semakin kurus, pipinya menirus. Tidak lagi kembung seperti dulu.
"Huekk.. Huekk.. "
"Na, lo kenapa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com