webnovel

104. Move on...

"Ya, kupikir kau akan menjadi tua tanpa pasangan. Lalu kau akan kembali padaku dengan rengekanmu." Bisa-bisanya dia masih melanjutkan kalimatnya. Kupikir Beni dengan sengaja menyulut emosiku agar lebih membara.

Beni mendekat ke Selin. "Jadi, sebelum hari itu datang. Lebih baik, kau menerimaku lagi dan lupakan hari ini. Maksudku, bersedialah menjadi kekasihku ... ah atau lebih tepatnya mainanku." Beni berkedip ke arahku. Lalu menoleh ke arah Selin dan mengangkat dagunya, mendekatkan wajah mereka.

Aku langsung memenjam mata dengan kuat-kuat saat Beni menyatukan bibir mereka di hadapanku. Jujur aku merasa mual saat itu juga. Apalagi aku benar-benar kehilangan tenaga yang malah kugunakan untuk mengepal tanganku kuat-kuat.

Dalam diam dengan mata tertutup, darah berdesir di sekujur tubuh, jantung dan hati tak lagi membaik. Otak-ku mencoba bekerja. Aku tak terima dilecehkan seperti itu. Tak terima disumpahi oleh orang yang lebih pantas disumpahi daripada menyumpahiku.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป