Sebelum Nabi Ibrahim mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala, pertama kali yang diajaknya untuk Allah adalah ayahnya sendiri.
Ayah Ibrahim bernama Azar adalah pembuat patung berhala. Ia memperingatkan ayahnya dengan bahasa yang lemah lembut penuh kesopanan: "Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah berhala yang tidak bisa mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?, Wahai ayahku, sesungguhnya aku diberikan ilmu dari Allah dan tidak mungkin diberikan padamu. Maka ikuti nasehat-nasehatku, niscaya akan menunjukan jalan yang lurus. Wahai ayahku, sesungguhnya aku kuatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan yang maha pemurah, maka engkau menjadi kawan dari setan."
Tapi ayahnya tidak mau mengikuti ajaran Nabi Ibrahim. Ayahnya berkata: "Bencikah kamu terhadap tuhanku,Ibrahim? jika kamu tidak berhenti mengajakku niscaya aku akan merajamu. Tinggalkan aku buat waktu yang lama"
Karena ayahnya tidak mau mengikuti ajarannya ia hanya berkata: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu pada tuhanku. Sesungguhnya dia sangat baik kepadaku. Dan aku akn menjauhkan din dari padamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Dan aku akan berdoa kepada tuhanku. Mudah-mudahan aku tidak kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku."
Doa atau permohonan Nabi Ibrahim untuk ayahnya tak lain adalah kasih sayangnya selaku anak kepada ayahnya.
Namun setelah Allah menerangkan bahwa ayah Ibrahim adalah musuh Allah maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Tak ada beban moral lagi selaku anak kepada ayahnya seperti tersebut dalam Al-quran:
"Dan permintaan ampun dari Ibrahim untuk ayahnya, tidak lain hanyalah suatu janji yang telah diikrarkan kepada ayahnya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa Ayahnya adalah musuh Allah, maka Ibrahim terlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang lembut hatinya lagi penyantun."