webnovel

Huh, again?

Mika menarik tangan Doni karena kesal. Tak ada yang bisa dilakukan Doni selain diam pasrah, mengikuti kemana Mika membawanya. Tapi di luar itu semua, Doni sebenarnya bahagia. Dia lebih senang melihat Mika yang bawel, cerewet, dan tak bisa diam.

Mereka berhenti di sudut taman dekat gerbang rumah Mika. Tangan Mika terlipat di dada dengan masih memegang ponsel Doni. Wajah cemberutnya tak bisa disembunyikan. Dia ingin marah, tapi amarah itu tak bisa meledak seperti biasanya.

Apa yang membuat Mika tak bisa marah? Bagaimana tidak, hatinya meleleh melihat Doni dari jarak dekat berpakaian formal dengan dadanya yang bidang. Rasanya makhluk setampan itu ingin Mika lahap sampai habis. Andaikan mereka sedang berdua di kamar, Mika jelas tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Emangnya ada apa, Sayang?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter