webnovel

Li Yan, Muncul di Kediaman Keluarga Qiao

Editor: Wave Literature

Li Yan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, wajahnya terlihat cuek, "Aku datang berkunjung saja, kenapa, apa Nona kedua Qiao tidak menyambutku?"

Jelas-jelas dia tahu kalau Qiao Mu tidak suka dia datang, kenapa dia masih saja tidak tahu malu, dan datang ke sana?!

Qiao Mu tertawa canggung, "Paman bercanda, Keluarga Qiao tentu sangat menyambutmu."

Menyambut kepalamu! Kalau bukan karena Yu Tingyun dan putri kandungnya ada di belakang, dia tidak akan ragu untuk menutup pintu rapat-rapat, mengunci pria wajah siluman itu di luar!

Li Yan membuka matanya lebar, "Oh, benarkah?"

Perkataan Qiao Mu kalau Keluarga Qiao menyambutnya itu terlihat jelas memiliki arti sebaliknya!

Tiba-tiba Yu Tingyun maju dan tertawa, "A Yan, jangan berdiri di pintu terus, waktu itu terlalu banyak tamu di pesta ulang tahunku, sampai tidak bisa menemanimu dengan baik, cepat masuk."

Li Yan menunduk, matanya melihat tas di tangan Qiao Mu, "Nona kedua Qiao mau pergi?"

Qiao Ya dengan ramah menghampiri mereka, "Paman, jangan pedulikan dia, ada urusan di sekolahnya, jadi malam ini dia harus kembali ke sekolah."

Qiao Mu berdiri terdiam di sana, dia tidak berencana untuk pergi. Saat Li Yan muncul, Qiao Mu langsung merasa tegang, pagi itu Li Yan tidak bilang kalau dia akan membantunya menjaga rahasia, dan Qiao Mu memanfaatkan kesempatan untuk meminta uang 300 ribu yuan pada Li Yan, jangan-jangan kedatangan Li Yan sekarang karena dia menyesal dan ingin membongkar rahasianya?

Kelemahan Qiao Mu di tangan Li Yan tidak hanya satu!

Benar saja, sedetik kemudian, Li Yan masuk ke dalam rumah dan berkata santai, "Kakak sepupu, aku datang untuk membicarakan suatu hal denganmu."

Mendengar ini, Qiao Mu seketika langsung merasa tidak enak.

Wajahnya terlihat pucat, dia melihat kalau Li Yan menoleh melihatnya sekilas, dan hal ini membuatnya menjadi semakin ketakutan.

Dia bisa merasakan debar jantungnya yang sangat kuat, dua tangannya mengepal, kalau dia pergi sekarang, entah Li Yan akan membicarakan apa dengan Yu Tingyun, walaupun tidak tidak ingin berhadapan dengan Li yan, tapi mana mungkin dia bisa pergi dengan tenang di saat seperti ini?

Tiba-tiba, Qiao Ya berkata dengan bernada kesal, "Qiao Mu, bukankah kamu mau pergi? Untuk apa berdiri di sana?"

Qiao Mu meletakkan tasnya, menarik langkah kakinya, dia menoleh dan berjalan masuk ke dalam lagi, kemudian tertawa dengan segan, "Tiba-tiba aku merasa lapar, lebih baik aku makan dulu baru pergi."

Mendengar ini, ekspresi Yu Tingyun dan Qiao Ya terlihat tidak senang, sedangkan ujung bibir Li Yan malah terangkat, terlihat senyum kecil di wajah Li Yan.

Makhluk kecil ini ternyata juga tidak tahu malu. Orang-orang di rumah itu sama sekali tidak menyambutnya, tapi dia masih saja memaksa untuk tinggal, selain itu bicaranya terdengar sangat alami.

Hanya gadis yang terampil sepertinya saja yang bisa hidup selama belasan tahun tanpa ada masalah bersama dengan Yu Tingyun.

Yu Tingyun melambaikan tangan pada pelayan, "Siapkan makanan agar Nona kedua makan duluan."

Namun Qiao Mu memotong ucapannya, "Tidak perlu tidak perlu, ada tamu, tidak perlu sengaja menyiapkannya untukku, aku bisa menunggu."

Selesai bicara, Qiao Mu berjalan ke sofa dengan santai dan duduk di hadapan Li Yan, sama sekali tidak memperdulikan wajah Yu Tingyun yang menatapnya tidak senang.

Apa perlu bersikap terang-terangan seperti itu, walaupun tidak ingin melihatnya, tapi tetap harus berpura-pura kan? Ke mana kemampuan akting ibu tiri ini, ayah tidak di rumah, sekarang dia bahkan tidak becus untuk berpura-pura!

Mereka pikir Qiao Mu senang bertatap muka dengan mereka, dan berakting senang walaupun dalam hatinya tidak? Ini semua karena Li Yan yang tiba-tiba muncul untuk mengacau!

Yu Tingyun menatap Li Yan, wajahnya kembali terlihat hangat, "A Yan, tinggalah untuk makan malam ya, ada masalah apa nanti bisa kita bicarakan sambil makan."

Qiao Mu terkejut mendengarnya, dia berharap agar Li Yan tidak menyetujuinya, dia khawatir lambungnya akan sakit kalau harus makan dengan beberapa orang itu.

Next chapter