Afka sedang menemani Ghirel di ruang tunggu rumah sakit. Gadis itu terus meremas tangan Afka merasa ketakutan. Tangan Ghirel yang satunya memegang tiga buah tespack yang telah menunjukkan hasilnya.
Karena merasa kurang puas, Ghirel dan Afka memutuskan untuk ke dokter secara langsung dan memeriksanya. Dan di sinilah keduajya berada. Di depan dokter kandungan.
"Tarik nafas dulu Jie, aku yakin keinginan kita pasti terkabul." Kata Afka sambil berusaha menenangkan sang istri.
Ghirel terlihat sangat gugup sekarang. Afka tak pernah melihat istrinya segugup ini. Bahkan, gadis itu terus menerus menggigiti kukunya seakan menegaskan bahwa dia sangat gugup. Afka sendiri tak kalah gugupnya. Harapannya sudah besar, dia takut Tuhan sedang mempermainkannya.
Waktu terus berjalan, giliran Ghirel dan Afka yang memasuki ruangan. Ghirel mulai berbarik, dia ditanya oleh dokter banyak hal. Seperti terakhir kali berhubungan intim dan terakhir kali menstruasi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com